WHO Lakukan Vaksinasi Polio di Gaza Setelah Serangan Israel

- WHO melaporkan suksesnya kampanye vaksinasi polio di Gaza, meski diserang Israel di zona perlindungan.
- Lebih dari 92 ribu anak di Gaza telah diimunisasi pada Senin, dengan total 1,6 juta dosis vaksin dikirim ke wilayah tersebut.
- Vaksinasi dilakukan dalam dua putaran untuk mencegah penularan virus polio di tingkat komunitas dan memerlukan kerja sama antara Hamas dan Israel.
Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa (15/10/2024), mengatakan telah berhasil melaksanakan kampanye vaksin polio di Gaza. Program vaksinasi itu tetap dilakukan, meski ada serangan Israel di zona perlindungan yang ditentukan beberapa jam sebelumnya.
Kampanye vaksinasi itu merupakan yang kedua setelah tahap pertama dilakukan pada awal September. Vaksinasi dilakukan setelah seorang bayi lumpuh sebagian akibat virus polio tipe 2 pada Agustus, yang merupakan kasus pertama di wilayah tersebut dalam 25 tahun.
1. 92 ribu anak telah divaksin

Juru bicara WHO, Tarik Jasarevic, mengatakan di Jenewa bahwa lebih dari 92 ribu anak, atau sekitar setengah dari anak-anak yang menjadi sasaran vaksin polio di wilayah tengah telah diimunisasi pada Senin.
"Apa yang kami terima dari rekan-rekan adalah bahwa vaksinasi berjalan tanpa masalah besar kemarin, dan kami berharap ini akan terus berlanjut dengan cara yang sama," katanya, dikutip dari Reuters.
Dalam dua bulan terakhir 1,6 juta dosis vaksin telah dikirim ke Gaza bersama sejumlah lemari es dan kotak es, yang digunakan untuk menyimpan dan membawa vaksin.
Putaran kedua vaksinasi melibatkan jaringan tim di fasilitas kesehatan dan posko penjangkauan dengan tim keliling untuk menjangkau keluarga di kamp seperti putaran pertama yang dinilai berhasil. Ada juga 800 orang yang meningkatkan kesadaran tentang lokasi vaksinasi selain melalui iklan radio dan pesan digital lainnya.
Gelombang vaksinasi pertama menghadapi tantangan logistik serius, termasuk infrastruktur yang hancur mulai dari fasilitas kesehatan hingga jalan raya. Selain itu juga memiliki masalah terbatasnya tenaga kerja terlatih dan akses karena ketidakamanan, pergerakan penduduk yang konstan dan signifikan dan terbatasnya bahan bakar.
2. Vaksin yang digunakan di Gaza adalah versi terbaru

Dr. Hamid Jafari, direktur pemberantasan polio untuk wilayah Mediterania Timur WHO, mengatakan penanganan vaksinasi untuk wabah polio umumnya memerlukan beberapa putaran imunisasi untuk menghentikan penularan virus polio di tingkat komunitas.
Jafari menjelaskan untuk menangani wabah ini Inisiatif Pemberantasan Polio Global (GPEI) telah melakukan analisis risiko yang membantu menentukan jumlah kampanye polio yang diperlukan. Vaksinasi ini menargetkan anak-anak di bawah usia 10 tahun di Gaza.
Setidaknya dua dosis vaksin diperlukan untuk menghentikan penularan virus dan setidaknya 90 persen anak perlu divaksinasi untuk mencegah penyebarannya.
Vaksin oral yang digunakan di Gaza merupakan versi baru, yang mengandung perbaikan untuk membuat virus lebih kecil kemungkinannya untuk bermutasi dan menyebabkan penyakit di komunitas dengan tingkat imunisasi rendah, menurut GPEI.
"Polio masih menjadi Keadaan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional yang sudah berlangsung lama, dan ditemukannya polio di Jalur Gaza mengingatkan kita bahwa hingga kita menghentikan penularan semua virus polio, anak-anak di mana pun masih berisiko," kata Jafari, dikutip dari Euro News.
Pejabat WHO itu menyampaikan keberhasilan dalam memberantas polio untuk selamanya diperlukan kerja sama. Saat ini kita semakin dekat dengan dunia yang bebas polio, tapi harus tetap dalam jalur dan menyelesaikan apa yang telah dimulai.
3. Israel menyerang sebelum jeda kemanusiaan dimulai

Agar program vaksinasi dapat menjangkau anak-anak yang membutuhkan, Hamas dan mliter Israel sepakat melakukan jeda kemanusiaan yang dimulai pada Senin pagi.
Namun, beberapa jam sebelum jeda kemanusian berlangsung, Israel menyerang tenda-tenda di dekat Rumah Sakit Al Aqsa, yang berada dalam zona perlindungan. Serangan itu menyebabkan empat orang terbakar hingga tewas.
Badan pengungsi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Palestina atau UNRWA mengatakan salah satu sekolahnya di kota Nuseirat, Gaza tengah, yang dimaksudkan sebagai tempat vaksinasi, diserang pada malam antara Minggu dan Senin, menewaskan hingga 22 orang.
Badan-badan kemanusiaan lainnya sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran tentang kelangsungan kampanye polio di Gaza utara karena serangan Israel sedang berlangsung.