Yordania Janji Dukung Suriah Pulihkan Stabilitas Negara

- Perdana Menteri Yordania, Jaafar Hassan, berjanji memberikan dukungan kesehatan, transportasi, listrik, dan air kepada Suriah untuk mencapai perdamaian.
- Kerja sama antara Yordania dan Suriah dalam derivatif minyak dan energi listrik akan dilakukan untuk membantu Suriah bangkit dari krisis.
- Negara Arab lain seperti Qatar, Arab Saudi, dan Iran juga memberikan dukungan kemanusiaan serta komitmen teknis bagi pembangunan Suriah.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Yordania, Jaafar Hassan, pada Selasa (24/12/2024) berjanji akan memberikan dukungan yang diperlukan Suriah demi stabilitas pasca penggulingan Bassar Al Assad. Sebab baginya, kondisi Suriah akan berdampak signifikan terhadap Yordania ke depannya.
"Yordania akan mendukung rakyat Suriah untuk membantu mencapai aspirasi mereka demi kehidupan yang aman dan bermartabat, sehingga mereka dapat mengamankan perdamaian, stabilitas, dan persatuan di seluruh wilayahnya," kata Hassan dalam sidang Kabinet di Amman, dilansir Anadolu.
Jaafar menambahkan, pihaknya akan memprioritaskan pengembangan kapasitas di Suriah, khususnya di sektor kesehatan, transportasi, listrik, dan air.
"Kami akan memberikan semua dukungan yang diperlukan kepada saudara-saudara kami di Suriah, termasuk pelatihan dan pengembangan di sektor-sektor utama," katanya.
1. Berbagai langkah positif telah ditawarkan ke Suriah
Jaafar mengatakan pemerintahnya telah mengambil tindakan setelah jatuhnya rezim Assad, termasuk pengaturan logistik, pembukaan perbatasan, dan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Perdana Menteri menyebut kunjungan Menteri Luar Negeri, Ayman Safadi, ke Damaskus pada Senin dan pembicaraannya dengan kepala administrasi Suriah, Ahmed al-Sharaa, berbuah positif.
"Kami siap membantu saudara-saudara kami di Suriah, dan membangun kembali Suriah sangat penting bagi Yordania dan seluruh kawasan," kata Safadi.
Selama sesi tersebut, Menteri Energi Yordania Saleh Kharabsheh, turut menyoroti kemampuan negara itu untuk memasok sebagian kebutuhan listrik Suriah. Ia menawarkan untuk mengirim tim teknis guna memastikan kesiapan jaringan listrik.
Saleh turut mengusulkan kerja sama dalam derivatif minyak, yang menunjukkan bahwa Yordania dapat berfungsi sebagai pusat untuk mengimpor, menyimpan, dan mengangkut produk-produk ini ke Suriah.
2. Negara pertama yang memberikan dukungan logistik
Menteri Perindustrian, Yarub Qudah, mencatat bahwa Yordania telah melanjutkan konvoi bantuan ke Suriah segera setelah pergantian rezim. Hal ini menandai salah satu inisiatif Arab pertama yang memberikan dukungan kemanusiaan.
"Dalam beberapa hari transisi, kami memfasilitasi perdagangan melalui pembukaan kembali penyeberangan perbatasan dan memungkinkan barang-barang Suriah diangkut ke berbagai pasar global melalui Yordania," jelas Qudah.
Yordania dan Suriah terhubung oleh dua penyeberangan darat utama, yakni Penyeberangan Pabean Lama (Ramtha di sisi Yordania) dan Penyeberangan Nasib-Jaber.
3. Negara-negara Arab lainnya turut memberikan dukungan
Tak hanya Yordania, negara Arab lainnya seperti Qatar, Arab Saudi, bahkan Iran, turut memberikan dukungan terhadap Suriah.
Dalam pertemuan dengan al-Sharaa pada Senin, Diplomat Qatar, Mohammed al-Khulaifi, mengungkapkan komitmen mereka dalam membantu Suriah. Delegasi Qatar tiba di Damaskus setelah 13 tahun memutuskan hubungan dengan Suriah.
“Kami menggarisbawahi komitmen teguh Doha untuk mendukung dan membantu rakyat Suriah dalam upaya mereka mencapai kemajuan, sambil menjaga kedaulatan Suriah," kata Kemenlu dalam sebuah pernyataan, dilansir France24.
Seorang pejabat Qatar mengungkapkan bahwa salah satu yang ditawarkan Qatar adalah pembukaan kembali bandara Damaskus untuk penerbangan sipil dari dan ke wilayah Qatar.
"Qatar telah menawarkan untuk memberikan dukungan teknis bagi dimulainya kembali penerbangan komersial dan kargo, serta memastikan pemeliharaan bandara selama fase transisi," katanya.
Adapun Arab Saudi juga sempat bertemu dengan pemerintah Suriah pada Minggu untuk membahas situasi Suriah dan peredaran Captagon atau obat-obatan terlarang yang sempat ramai dibahas.
Sementara itu, pemerintah Iran mengatakan pada Senin bahwa mereka tidak memiliki kontak langsung dengan penguasa baru Suriah sejak jatuhnya sekutu lama Teheran, Assad. Meski begitu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, menyatakan dukungannya terhadap kedaulatan Suriah. Ia mengatakan negara itu tidak boleh menjadi surga bagi terorisme.