[OPINI] Dilema Pernikahan, Pasangan Anugerah atau Ujian?

Pasangan bisa menjadi anugerah maupun ujian

Sebelum menikah, sangat sering mendengar keluh kesah sahabat mengenai kehidupan pernikahan. Saat itu, hanya bisa menjadi pendengar yang menenangkan setelah situasi mulai pilu. Banyak dari teman yang memilih menikah muda, mengalami kehidupan tak mengenakan.

Sempat hidup di lingkungan pedesaan membuat sadar tentang kenyataan banyaknya perempuan yang menikah di bawah dua puluh tahun. Anggapan mengenai perempuan berusia dua puluh tahun termasuk sudah tua, masih belum hilang di desa. Pernikahan tidak seindah kenyataan menjadi hal umum yang diceritakan.

Pada laporan Statistik Indonesia 2023 dari BPS, ditemukan fakta peningkatan kasus perceraian di Indonesia sebesar 15.32 persen selama setahun terakhir sejak 2021 hingga akhir 2022. Pada 2021 didapatkan data kasus perceraian Indonesia dengan jumlah total 447.743 kasus, sedangkan pada 2022 kasus meningkat mencapai 516.344 kasus perceraian. Tak hanya itu, fakta lain berbicara bahwa faktor penyebab perceraian tertinggi yaitu perselisihan dan pertengkaran terus-menerus, kemudian faktor tertinggi kedua adalah masalah ekonomi.

Data tersebut menunjukkan faktor pertengkaran dan ekonomi sangat mempengaruhi melemahnya hubungan pernikahan di Indonesia. Padahal sejak awal pernikahan seharusnya sudah disepakati komitmen yang harus dijalani. Yang jadi persoalan, tidak semua pasangan menganggap komitmen perlu dibicarakan.

Tahun mulai berganti, menginjak usia dua puluh enam tahun keputusan untuk menikah sudah bulat. Kini, hampir empat tahun sudah pernikahan berjalan. Keputusan untuk menikah membawa dalam pengalaman menarik yang tak kunjung usai.

Pertanyaan datang ketika pernikahan menjadi perbincangan hangat. Apakah pasangan itu anugerah atau ujian? Sebuah pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh diri sendiri. Akhirnya, pengalaman menjadi pendengar yang baik dan pribadi membawa pada titik terang.

Nyatanya, pasangan bisa menjadi anugerah dan ujian secara bersamaan. Pasangan akan menjadi anugerah ketika sudah bisa saling melengkapi dan menerima kekurangan masing-masing. Namun, akan menjadi ujian saat bersikukuh pada pendirian masing-masing.

Sejak awal sebenarnya sudah diberikan kesempatan untuk memilih pasangan terbaik. Sayangnya, tidak semua orang bisa mempertimbangkan dengan baik calon teman masa depan. Apalagi banyaknya pernikahan dini menyebabkan masih minimnya orang berpandangan jauh lebih dalam mengenai pernikahan.

Memilih untuk menikah artinya sudah siap dengan tantangan. Kehidupan pernikahan tak pernah berjalan mulus, layaknya kehidupan selalu ada ujian yang tak akan pernah berhenti. Jangan merasa aman, menganggap pasangan sebagai anugerah. Lalu, melupakan kewajiban sebagai suami istri dan tanpa daya usaha mengharmoniskan hubungan pernikahan.

Apakah pernah tebersit? Pernikahan bisa berakhir tragis ataupun bahagia bergantung pada pasangan itu sendiri. Keluarga harmonis tercipta dari pasangan yang mampu menghargai tanpa paksaan. Paham kedudukan masing-masing anggota keluarga tanpa menghakimi.

Baca Juga: [OPINI] Pentingnya Pendidikan Masyarakat Pesisir di Indonesia

Airani Listia Photo Verified Writer Airani Listia

Bersyukurlah di setiap waktu, dan bahagiakan dirimu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya