Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Penyebab Kucing Terus Mengeluarkan Air Liur, Waspadai!

ilustrasi kucing (unsplash.com/Anton Darius)
Intinya sih...
  • Kucing yang terus mengeluarkan air liur menandakan masalah kesehatan yang serius, seperti infeksi atau gangguan saraf.
  • Karang gigi, radang gusi, atau penyalahgunaan zat kimia beracun bisa menjadi penyebab keluarnya air liur berlebih pada kucing.
  • Gangguan pada sistem saraf, stres, dan reaksi terhadap lingkungan juga dapat memicu produksi air liur secara berlebih pada kucing.

Kucing yang terus-menerus mengeluarkan air liur atau hipersalivase sebetulnya menandakan ada gangguan kesehatan yang tidak boleh disepelekan oleh pemiliknya. Meski mungkin terlihat seperti hal biasa, namun kondisi ini menandakan adanya masalah serius yang memerlukan penanganan medis dengan segera agar tidak sampai berkembang menjadi lebih parah.

Air liur berlebih pada kucing yang mendapat diakibatkan karena berbagai faktor, mulai dari gangguan ringan, seperti stres hingga kondisi medis seperti infeksi atau gangguan saraf. Oleh sebab itu, pahami beberapa penyebab utama dari kucing yang terus mengeluarkan air liur agar nantinya bisa mengambil langkah penanganan yang tepat sesuai kebutuhan hewan tersebut.

1. Masalah pada gigi dan gusi

ilustrasi makanan kucing (unsplash.com/Abeer Zaki)

Salah satu penyebab paling umum dari keluarnya air liur secara berlebih pada kucing dapat diakibatkan karena masalah kesehatan mulut, seperti karang gigi, gigi berlubang, hingga radang gusi. Kondisi yang satu ini memang dapat menimbulkan rasa nyeri yang bisa membuat kucing merasa tidak nyaman dan secara refleks menghasilkan lebih banyak air liur untuk memproteksi bagian mulutnya dari rasa sakit.

Jika kucing mulai terlihat sulit makan, sering menjilat bibir, atau bahkan mengeluarkan air liur sambil terus menggosok-gosokkan mulutnya ke benda tertentu, maka kemungkinan besar ada masalah pada rongga mulutnya. Coba periksakan ke dokter hewan dan lakukan perawatan gigi secara rutin agar menghindari kondisi yang satu ini berkembang menjadi lebih parah.

2. Keracunan atau menelan zat berbahaya

ilustrasi kucing (unsplash.com/Michael Sum)

Kucing yang tidak sengaja menelan zat kimia berbahaya, seperti tanaman beracun, pestisida, atau bahan rumah tangga biasanya menunjukkan reaksi berupa air liur yang menetas secara terus-menerus. Tubuh kucing akan berusaha untuk mengeluarkan racun tersebut dengan memproduksi air liur sebagai respon dari pertahanan alaminya.

Jika kondisi yang satu ini disertai dengan gejala lain, seperti lemas, muntah, atau kejang, maka penanganan darurat tentu harus segera dilakukan. Hal ini penting untuk menjaga lingkungan rumah tetap aman dan bebas dari potensi bahan beracun, sehingga bisa dilakukan langkah pencegahan untuk menunjang kesehatan dari kucing peliharaan.

3. Gangguan sistem saraf atau neurologis

ilustrasi kucing (unsplash.com/Road Ahead)

Beberapa gangguan pada sistem saraf kucing, seperti epilepsi atau trauma kepala ternyata bisa menimbulkan produksi air liur jadi tidak terkendali. Sistem saraf yang terganggu akan memengaruhi kontrol dari otot mulut, sehingga kucing pun tidak bisa menahan atau menelan air liurnya dengan baik seperti normal.

Kondisi ini biasanya disertai dengan gejala tambahan, seperti gerakan yang tidak terkendali, kehilangan keseimbangan, hingga perubahan perilaku secara mendadak. Jika hal ini terus terjadi, maka pemeriksaan lanjutan oleh dokter hewan sangat diperlukan agar bisa mencari diagnosis yang tepat dan juga memberikan terapi yang memadai.

4. Stres atau kecemasan berlebih

ilustrasi kucing (unsplash.com/Tuna)

Stres yang dialami kucing contohnya bisa diakibatkan karena bertemu hewan asing, pindah lingkungan, atau perubahan rutinitas, sehingga memicu produksi air liur secara berlebihan. Dalam keadaan tertekan justru tubuh kucing akan merespons dengan berbagai reaksi fisik, bahkan termasuk salah satunya adalah peningkatan produksi air liur.

Biasanya air liur yang keluar akibat stres bersifat sementara dan akan berhenti apabila kucing mulai merasa tenang atau aman. Memberikan lingkungan yang nyaman dan juga memperhatikan kenyamanan emosional dari kucing merupakan kunci penting untuk menghindari potensi stres yang dapat berdampak buruk terhadap kesehatannya.

Air liur berlebihan pada kucing bukanlah sesuatu yang dapat diabaikan begitu saja, sebab mengindikasikan adanya gangguan serius. Oleh sebab itu, dengan memahami beberapa faktor penyebabnya, maka pemilik kucing dapat mengambil tindakan pencegahan dan penanganan yang tepat. Jangan sampai kondisi ini dibiarkan begitu saja pada kucing peliharaan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alva Daria
EditorAlva Daria
Follow Us