Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Unik yang Dinamakan dengan Nama Daerah, Ada yang Endemik!

burung unta somalia
burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Tommy Andriollo)
Intinya sih...
  • Burung unta somalia, burung terbesar dengan populasi rentan di Somalia, Djibouti, Ethiopia, dan Kenya.
  • Elang jawa, predator berukuran besar yang terancam punah di Pulau Jawa dengan populasi hanya 300-500 individu.
  • Merak india, burung cantik yang menetap di India, Sri Lanka, dan Pakistan tanpa kemampuan terbang yang baik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Burung merupakan salah satu hewan yang sangat erat dengan kehidupan manusia. Burung sering berkeliaran di area pemukiman, kerap dipelihara, bahkan bisa dijadikan makanan yang lezat. Tak cuma itu, tiap spesies burung juga memiliki penamaan yang unik. Ada yang dinamakan berdasarkan kebiasaan, ciri fisik, bahkan ada yang dinamakan berdasarkan wilayah penyebarannya.

Lebih lanjut, tak sedikit burung yang namanya diambil dari nama daerah, entah itu negara atau benua. Nah, penamaan tersebut bisa mengindikasikan beberapa hal, seperti wilayah penyebaran dan kaitan burung tersebut dengan manusia. Nah, apa kamu penasaran burung apa saja yang dinamakan dengan nama daerah? Jika penasaran, mari simak pembahasan berikut!

1. Burung unta somalia

burung unta somalia
burung unta somalia (commons.wikimedia.org/Tommy Andriollo)

Tak cuma di Somalia, Struthio molybdophanes atau burung unta somalia juga bisa ditemukan di daerah lain. Dilansir Animalia, penyebaran hewan ini mencakup beberapa daerah, seperti Djibouti, Ethiopia, Kenya, dan Somalia. Seperti spesies burung unta lain, ia tidak bisa terbang, punya kecepatan yang tinggi, dan hidup di savana. Tercatat, burung unta somalia bisa berlari hingga 70 km/jam.

Ia termasuk salah satu burung terbesar dengan bobot yang mencapai 105 kilogram. Sebenarnya, populasi burung unta somalia cukup berlimpah, khususnya di daerah Somalia. Namun, kerusakan habitat dan perburuan liar membuat populasinya terus merosot. Alhasil, sekarang hewan ini dimasukan ke kategori vulnerable atau rentan. Artinya, ia memiliki risiko kepunahan yang cukup tinggi dalam waktu dekat.

2. Elang jawa

elang jawa
elang jawa (commons.wikimedia.org/Eko Prastyo)

Nisaetus bartelsi atau elang jawa merupakan burung predator berukuran besar yang hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa. Gak cuma itu, data dari IUCN Red List juga menunjukan kalau populasi elang jawa terus menurun. Tercatat, hanya tersisa sekitar 300--500 individu di alam liar. Alhasil, ia merupakan hewan yang dilindungi oleh pemerintah dan termasuk hewan terancam punah yang tak boleh diburu.

Burung dengan panjang 60 centimeter ini memiliki tubuh berwarna cokelat gelap. Selain itu, ia juga mudah dikenali dari kehadiran jambul di kepalanya. Di alam liar, elang jawa merupakan predator utama dari tikus, kadal, dan ular. Secara umum, ia sangat suka hidup di hutan, pepohonan, dan dataran tinggi. Sejatinya, elang jawa juga merupakan pembasmi hama alami yang sangat berguna bagi para petani.

3. Merak india

merak india
merak india (commons.wikimedia.org/Gabriel Castaldini)

Dilansir Animal Diversity Web, Pavo cristatus atau merak india bisa ditemukan di berbagai tempat, seperti India, Sri Lanka, hingga Pakistan. Merak india sendiri bukan merupakan burung yang bermigrasi. Sebaliknya, ia akan menetap di satu daerah sepanjang hidupnya. Lebih lanjut, habitat kesukaan hewan ini adalah hutan, savana, kebun, semak-semak, pepohonan, area berkayu, dan dataran tinggi.

Sebenarnya, merak india bisa terbang, namun kemampuan terbangnya cukup payah. Biasanya, ia hanya bisa terbang menyeberangi sungai atau terbang dari satu pohon ke pohon lain. Sebagai burung merak, hewan ini juga sangat cantik dengan perpaduan warna biru, hijau, dan kuning yang memukau. Saat hendak kawin atau merasa terancam ia juga akan mengembangkan ekornya.

4. Elang filipina

elang filipina
elang filipina (commons.wikimedia.org/Sinisa Djordje Majetic)

Bernasib sama seperti elang jawa, Pithecophaga jefferyi atau elang filipina merupakan hewan terancam punah. Dilansir BirdLife DataZone, hewan endemik Filipina ini masuk ke kategori endangered atau terancam. Populasinya juga terus menurun dan saat ini hanya tersisa sekitar 180--500 individu di alam liar. Jika terus dibiarkan, para ahli percaya kalau burung ini akan punah dalam 50--80 tahun lagi.

Burung sepanjang 0.8--1 meter ini sering ditemukan di hutan dan area pesisir. Ia punya tubuh yang memiliki perpaduan warna putih dan cokelat, sayapnya lebar, serta bisa menegakan bulu di sekitar kepalanya sehingga mirip seperti rambut pada singa. Elang filipina memiliki wilayah jelajah seluas 100 kilometer persegi. Ia juga merupakan penerbang yang kuat dan bisa terbang hingga berjam-jam.

5. Flamingo amerika

flamingo amerika
flamingo amerika (commons.wikimedia.org/Wilfredor)

Seperti namanya, Phoenicopterus ruber atau flamingo amerika merupakan satwa endemik benua Amerika. Dilansir iNaturalist, burung berwarna pink tersebut menghuni wilayah Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan sebagian Amerika Utara. Sejatinya, flamingo amerika merupakan hewan semi akuatik. Jadi, ia sering berkelana, bereproduksi, dan mencari makanan di sekitar sungai atau danau.

Burung ini cukup panjang karena mampu tumbuh hingga sepanjang 1.4 meter. Uniknya, ia tetap ringan dengan berat maksimal 2.8 kilogram. Karena ringan, alhasil flamingo amerika memiliki kecepatan terbang yang tinggi dan kelincahan yang baik. Hewan ini juga hidup berkoloni, bahkan satu koloni bisa beranggotakan ribuan individu. Terakhir, ia merupakan omnivor yang bisa memakan krustasea hingga dedaunan.

Ternyata, gak semua burung tersebut merupakan hewan endemik. Justru, ada beberapa spesies yang penyebarannya cukup luas, bahkan lebih luas dari namanya. Walau begitu, yang jelas mereka merupakan hewan yang unik dan eksotis. Oleh sebab itu, kita harus menjaga dan melindungi mereka. Jangan usik, ganggu, dan jangan sekali-sekali merusak habitat burung-burung tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Hafizhuddin
EditorMuhammad Hafizhuddin
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Kamuflase Hewan Mirip Daun Kering, Jangan Sampai Terkecoh!

12 Sep 2025, 05:56 WIBScience