5 Fakta Katipō Spider, Punya Tarian Rumit untuk Menarik Betina

Katipō spider adalah spesies laba-laba yang memiliki penampilan unik dan berasal dari Selandia Baru. Laba-laba ini memiliki tubuh berwarna hitam dengan tanda merah cerah di bagian punggungnya, yang membuatnya mudah dikenali. Mereka dapat ditemukan di daerah pesisir, terutama di antara pasir dan vegetasi, di mana mereka membangun jaring yang halus dan tidak teratur.
Meskipun ukurannya kecil, katipō spider memiliki racun yang cukup kuat, yang dapat menyebabkan reaksi serius pada manusia jika tergigit. Namun, serangan terhadap manusia sangat jarang terjadi, karena laba-laba ini lebih suka menghindari kontak dengan manusia. Lebih lanjut, berikut beberapa fakta menariknya.
1. Habitat dan lokasi persebaran

Katipō spider, yang dikenal secara ilmiah sebagai Latrodectus katipo, dapat ditemukan di daerah pesisir Selandia Baru. Spesies ini lebih suka tinggal di lingkungan bukit pasir dan area berumput yang dekat dengan pantai. Laba-laba ini sering kali membangun jaringnya di sekitar tanaman rendah atau kayu apung. Hal ini memberikannya perlindungan dari predator serta menjadi lokasi strategis untuk menangkap mangsa.
Meskipun menjadi spesies asli Selandia Baru, wilayah persebaran katipō spider cukup terbatas jika dibandingkan dengan laba-laba lainnya. Wilayah persebaran utamanya mencakup Pulau Utara dan sebagian Pulau Selatan. Sayangnya, populasi laba-laba ini mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir akibat hilangnya habitat dan persaingannya dengan spesies invasif.
2. Karakteristik fisik

Katipō spider memiliki tubuh berwarna hitam mengilap, sering kali dihiasi dengan corak merah atau putih. Warna-warna ini berfungsi sebagai tanda peringatan bagi predator. Laba-laba betina dewasa umumnya lebih besar dibandingkan dengan jantan, dengan panjang mencapai 14 milimeter. Ciri khas penampilannya membuatnya mudah dikenali di antara spesies laba-laba lain. Kakinya yang panjang dan ramping membantunya bergerak dengan cepat dan lincah saat berburu atau menghindari bahaya.
Selain itu, mata katipō spider juga dilengkapi 8 susunan mata yang teratur dalam dua baris. Salah satu fitur unik lainnya adalah sutra yang mereka hasilkan, yang dikenal kuat dan fleksibel serta ideal untuk membangun jaring yang rumit. Setiap jaring tidak hanya berguna untuk menangkap mangsa, tetapi juga mencerminkan keterampilan artistik laba-laba dalam menciptakan desain yang menakjubkan di alam.
3. Pola makan dan teknik berburu

Katipō spider dikenal sebagai pemburu ulung yang memanfaatkan indra tajamnya untuk mencari mangsa. Serangga kecil seperti lalat, ngengat, dan kumbang menjadi santapan utamanya. Dengan sabar, laba-laba ini menunggu momen yang tepat untuk menyergap. Ketika mangsanya sudah cukup dekat, katipō spider meluncur dengan kecepatan luar biasa. Gigitannya yang berbisa akan segera melumpuhkan mangsa, dan memastikan bahwa laba-laba ini dapat menikmati makanannya tanpa banyak perlawanan.
Untuk meningkatkan efektivitas berburu, katipō spider membangun jaring yang rumit, sering kali ditemukan di semak-semak pesisir atau kebun. Jaring ini digunakannya untuk menjebak serangga. Setelah berhasil menangkap mangsanya, katipō spider menyuntikkan enzim pencernaan sebelum memakannya. Dengan cara ini, mereka dapat menikmati setiap bagian makanan yang bergizi sambil dengan efisien memecah rangka luar yang keras.
4. Perkawinan dan reproduksi

Ritual perkawinan katipō spider memiliki daya tarik tersendiri. Laba-laba jantan biasanya melakukan tarian yang rumit untuk menarik perhatian betina, dengan melambaikan kaki dan menghasilkan getaran yang menarik. Ketika laba-laba betina menunjukkan ketertarikan, jantan akan mendekat dengan hati-hati, mengingat bahwa betina bisa bersikap agresif padanya. Jika proses ini berjalan dengan baik, perkawinan akan berlangsung dengan cepat.
Setelah proses perkawinan selesai, laba-laba betina akan meletakkan telurnya di dalam kantung sutra, biasanya menghasilkan puluhan hingga ratusan telur sekaligus. Kantung-kantung ini disembunyikan dengan hati-hati di antara dedaunan untuk melindungi telur dari pemangsa. Beberapa minggu kemudian, anak-anak dari laba-laba ini akan muncul dan siap memulai kehidupan mereka sendiri. Akan tetapi, di satu sisi mereka juga bergantung pada perlindungan induknya dengan cara memilihkan lokasi bersarang.
5. Kesalahpahaman seputar katipo spider

Katipō spider sering kali menimbulkan ketakutan karena penampilannya yang berbeda dengan laba-laba lain. Namun, banyak anggapan yang tidak sesuai dengan fakta. Salah satu mitos yang umum beredar menganggap bahwa laba-laba ini sangat berbahaya bagi manusia. Meskipun gigitannya cukup sakit dan menimbulkan gejala ringan, kematian akibat gigitan katipō spider sangat jarang terjadi. Mereka justru lebih memilih untuk menghindari kontak dengan manusia daripada menyerang.
Kesalahpahaman lain yang sering muncul adalah bahwa laba-laba ini secara aktif memburu manusia. Sebenarnya, katipō spider lebih suka bersembunyi di sekitar tanaman atau di bawah batu. Mereka lebih tertarik pada serangga kecil daripada makhluk yang lebih besar. Banyak orang yang juga beranggapan bahwa semua laba-laba berwarna hitam itu berbahaya. Meskipun tubuhnya hitam mengilap dan membuatnya terlihat mencolok, namun tidak semua laba-laba hitam merupakan ancaman. Selain itu, meskipun asalnya dari Selandia Baru, laba-laba ini dapat beradaptasi dan kadang-kadang ditemukan di lokasi lain dengan jenis habitat yang sama di seluruh dunia.
Katipō spider, spesies laba-laba unik ini berperan penting dalam ekosistem. Mereka berkontribusi dengan cara mengendalikan hama. Pun juga mereka memiliki perilaku menarik—berupa tarian rumit—yang patut diapresiasi.