5 Fakta Menarik Matoa, Hanya Berbuah Sekali Dalam Satu Tahun

Matoa cukup terkenal dengan rasa buahnya yang unik. Rasanya merupakan perpaduan antara rasa kelengkeng, durian, rambutan dan buah leci. Tak heran bila buah yang satu ini banyak disukai orang. Pohon matoa dengan nama latin Pometia pinnata umumnya tumbuh di tanah yang datar serta memiliki tekstur tanah liat.
Tanaman ini masuk dalam keluarga sapindaceae, sama dengan keluarga rambutan. Pohonnya masuk dalam jenis pohon besar dengan diameter yang bisa mencapai 100 cm dengan tinggi 18 meter. Sayangnya matoa hanya bisa tumbuh satu kali dalam satu tahun. Bunganya akan tumbuh di bulan Juli – Oktober, kemudian berbuah di bulan September – November, dilansir papuaaroud. Untuk lebih lengkapnya, simak fakta menarik lainnya di bawah ini.
1.Tidak hanya ada di Papua

Perlu kamu ketahui, meskipun terkenal dengan tanaman khas Papua, namun matoa tidak hanya ada di Papua. Tapi juga tersebar di berbagai wilayah Indonesia lainnya seperti Sulawesi, Jawa, Maluku, dan daerah yang berdekatan dengan Papua. Hanya saja penyebutan namanya bisa berbeda-beda di setiap daerah. Misalnya di daerah Sulawesi, matoa dikenal dengan nama kase, landing, atau wusel, melansir Lindungihutan.
Buah yang berwarna cokelat kemerahan ini sangat mudah tumbuh di berbagai kondisi tanah. Termasuk di daerah dengan tanah kering bahkan yang tidak tergenang air sekalipun. Jadi, matoa bisa menjadi alternatif untuk kamu yang ingin menanam buah-buahan di halaman rumah.
2.Memiliki banyak jenis

Selama ini banyak orang hanya mengenal satu jenis matoa saja. Padahal matoa memiliki banyak karakteristik yang berbeda seperti matoa kelapa, matoa papeda, matoa hijau, matoa merah, matoa hitam, dll.
Di daerah Papua sendiri, ada dua jenis matoa yang terkenal yaitu matoa kelapa dan matoa papeda. Perbedaannya terletak pada daging buahnya. Saat dimakan, daging buah matoa kelapa kenyal dan padat seperti rambutan Aceh. Sedangkan matoa papeda, tekstur daging buahnya lebih lengket dan lembek, melansir Papuaaroud.
3.Bermanfaat untuk pengobatan tradisional dan kesehatan

Rata-rata tanaman di Indonesia memiliki banyak manfaat terutama dalam hal kesehatan. Matoa juga memiliki nilai tinggi dalam dunia kesehatan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Thomson dan Thaman, di Hawai, menyebutkan bahwa, masyarakat di Papua memanfaat tanaman matoa sebagai tumbuhan herbal untuk pengobatan tradisional.
Kulit batang pohon matoa dapat menyembuhkan beberapa penyakit seperti infeksi mulut, diare, disentri, penyakit nyeri tulang, otot dan sendi, dan beberapa penyakit lainnya.
Tak hanya itu saja, matoa mengandung banyak vitamin C dan E yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan sangat berperan penting dalam tubuh untuk menangkal radikal bebas, sehingga dapat melindungi tubuh dari infeksi virus.
4.Bermanfaat untuk bahan bangunan

Pohon matoa termasuk dalam jenis pohon besar sehingga batangnya bisa dimanfaatkan sebagai kayu. Kayu matoa termasuk kayu yang keras dan kuat. Melansir specialtyproduce, kayu pohonnya yang tahan lama bisa dipakai untuk bahan membangun rumah. Selain itu juga bisa untuk bahan jembatan, perkapalan, lantai, mebel, dan alat olahraga.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Eko dan Reza di Sorong, pohon matoa termasuk ramah lingkungan. Karena didukung dengan sifat pohonnya yang mudah dibudidayakan dan akarnya juga tidak merusak tanaman lain.
5.Tahan dari Hama Serangga

Serangga sering kali menjadi musuh petani karena bisa merusak tanaman. Rusaknya tanaman karena hama bisa terjadi di hampir seluruh bagian, mulai dari akar, batang, hingga daun. Namun, berbeda dengan pohon matoa.
Dengan adanya akar dan batang pohonnya yang kuat, membuatnya tahan terhadap semua jenis serangga. Selain itu, buahnya juga tidak mudah rusak karena tekstur kulitnya juga keras, dilansir Javaexoticplant.
Ternyata tak hanya buahnya yang bermanfaat. Bagian-bagian pohon matoa juga potensial digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Saat ini buah matoa juga bisa diandalkan sebagai alternatif sumber pendapatan masyarakat. Adakah yang ingin menanam buah matoa?