5 Fakta Menarik White Egret Orchid, Hanya Berbunga di Musim Panas!

Pernahkah kamu melihat bunga anggrek yang bentuknya mirip dengan burung bangau putih yang sedang mengepakkan sayapnya? Ya, bunga ini adalah white egret orchid (Pecteilis radiata). Anggrek unik ini berasal dari Asia Timur dan memiliki keistimewaan yang menjadikannya sangat dicari oleh para kolektor tanaman hias.
Tak hanya bentuknya yang menawan, ada banyak fakta menarik tentang white egret orchid yang mungkin belum kamu ketahui. Yuk, simak lima fakta menarik tentang anggrek cantik ini!
1. Punya nama lokal yang beragam, tapi tetap mengacu pada burung bangau

Meski dikenal sebagai white egret orchid, tanaman ini punya nama lokal yang berbeda-beda di setiap negara asalnya. Di Jepang, bunga ini disebut Sagiso yang berarti "rumput bangau", sedangkan di Korea dikenal dengan nama Hac-sipcho. Penamaan ini jelas terinspirasi dari bentuk kelopaknya yang mirip dengan burung bangau sedang terbang.
Coba perhatikan detail bunganya! Kelopak bagian atas menyerupai kepala burung bangau, sedangkan kelopak sampingnya tampak seperti sayap yang mengepak. Bagian labellum atau bibir bunganya pun menambah kesan "bulu" di tubuh burung bangau. Unik banget, kan?
2. Hanya berbunga di musim panas, itu pun dalam waktu singkat

Berbeda dengan kebanyakan anggrek yang bisa berbunga sepanjang tahun, white egret orchid memiliki waktu berbunga yang sangat spesifik. Tanaman ini mulai menunjukkan tunas bunganya di awal musim panas, sekitar bulan Juni.
Masa mekarnya bunga ini juga terbilang singkat, hanya berlangsung selama 2-3 minggu di puncak musim panas. Meski begitu, dalam periode singkat tersebut, satu tanaman bisa menghasilkan 3-5 kuntum bunga yang mekar secara bersamaan, menciptakan pemandangan yang memukau.
3. Semakin langka karena terancam punah di habitat aslinya

Di balik pesonanya, white egret orchid menghadapi ancaman serius di habitat aslinya. Perubahan lingkungan, pembangunan, hingga pengambilan liar membuat populasinya di alam liar terus menurun.
Beberapa negara, seperti Jepang dan Korea, bahkan sudah memasukkan bunga ini ke daftar tanaman yang dilindungi. Upaya konservasi juga dilakukan melalui perbanyakan di laboratorium menggunakan teknik kultur jaringan untuk mencegah kepunahannya.
4. Membutuhkan kondisi tumbuh yang cukup spesifik

Kalau kebanyakan anggrek tumbuh menempel di pohon (epifit), white egret orchid justru tumbuh di tanah (terestrial). Namun, tanaman ini punya kebutuhan khusus untuk bisa tumbuh optimal.
Bunga ini menyukai tanah yang lembap tapi memiliki drainase baik, dengan tingkat keasaman netral atau sedikit asam. Selain itu, tanaman ini membutuhkan periode dormansi di musim dingin, di mana bagian atasnya akan mati sementara umbinya tetap hidup di dalam tanah. Saat musim semi tiba, tanaman ini akan kembali tumbuh dan bersiap untuk berbunga di musim panas.
5. Bergantung pada hubungan simbiosis dengan jamur untuk bertahan hidup

Seperti kebanyakan anggrek lainnya, white egret orchid menjalin hubungan simbiosis yang unik dengan jamur tertentu di dalam tanah. Hubungan ini disebut mikoriza, di mana jamur membantu tanaman menyerap nutrisi dari tanah.
Yang lebih menarik lagi, biji anggrek ini tidak bisa berkecambah tanpa kehadiran jamur simbionnya. Ini menjadi salah satu alasan mengapa tanaman ini sulit dikembangbiakkan secara alami dan membutuhkan bantuan teknologi kultur jaringan untuk perbanyakannya.
Nah, itulah lima fakta menarik tentang white egret orchid, bunga cantik yang menyerupai burung bangau putih. Pesona dan keunikannya memang bikin siapa saja jatuh hati. Tapi ingat, kalau kamu ingin memilikinya, pastikan untuk membeli dari penangkar resmi, ya. Dengan begitu, kamu juga ikut menjaga kelestarian spesies langka ini!