5 Hewan yang Bisa Bertahan di Cuaca Panas Ekstrem

- Unta menyimpan cadangan energi melalui lemak di punuknya
- Fennec fox mengatur suhu tubuh lewat telinga besarnya
- Kadal padang pasir mengatur panas lewat warna dan gerak tubuh
Cuaca panas kini bukan hanya persoalan manusia, tetapi juga tantangan besar bagi makhluk hidup lain yang berbagi habitat di planet ini. Suhu permukaan bumi yang meningkat membuat banyak ekosistem berubah drastis, memaksa hewan beradaptasi dengan cara yang tidak biasa. Di padang pasir, sabana, bahkan di wilayah tropis yang lembap, kemampuan bertahan hidup kini bukan lagi sekadar insting, melainkan hasil evolusi selama ribuan tahun.
Banyak hewan memiliki strategi unik untuk menghadapi panas ekstrem, mulai dari mengatur suhu tubuh hingga mengubah pola makan agar tetap bertahan. Setiap spesies memiliki cara bertahan yang khas dan tak selalu terlihat oleh mata manusia. Berikut lima hewan dengan kemampuan paling luar biasa dalam menghadapi cuaca panas ekstrem.
1. Unta menyimpan cadangan energi melalui lemak di punuknya

Banyak orang mengira punuk unta berisi air, padahal isinya lemak yang menjadi sumber energi ketika kondisi lingkungan benar-benar kering. Saat cuaca panas membuat air sulit didapat, lemak itu dipecah menjadi energi dan air metabolik sehingga unta bisa bertahan tanpa minum selama berminggu-minggu. Tubuhnya juga memiliki sistem pengaturan suhu yang fleksibel ia dapat menahan peningkatan suhu internal hingga 41 derajat Celsius tanpa kehilangan kesadaran.
Selain itu, bentuk tubuh unta dirancang untuk meminimalkan paparan panas. Lubang hidungnya bisa menutup untuk mencegah debu masuk, bulunya tebal di bagian punggung untuk melindungi kulit dari terik matahari, dan warna bulunya membantu memantulkan cahaya. Adaptasi inilah yang membuat unta sanggup bertahan di gurun, di mana suhu pada siang hari dapat mencapai lebih dari 50 derajat Celsius.
2. Fennec fox mengatur suhu tubuh lewat telinga besarnya

Fennec fox, si rubah kecil dari Afrika Utara, memiliki telinga yang tampak tidak proporsional dibandingkan tubuhnya yang mungil. Namun justru bagian inilah yang menyelamatkannya dari panas ekstrem. Telinga besar itu berfungsi sebagai sistem pendingin alami karena pembuluh darah di dalamnya membantu melepaskan panas tubuh ke udara. Dengan begitu, suhu tubuh rubah tetap stabil meski berada di lingkungan kering dan panas.
Selain mekanisme fisiologis, perilaku fennec fox juga menunjukkan kecerdikan dalam beradaptasi. Mereka hidup dalam liang bawah tanah yang menjaga suhu tetap sejuk sepanjang hari, lalu berburu di malam hari ketika udara lebih dingin. Kombinasi strategi fisik dan perilaku ini membuktikan bahwa adaptasi fennec fox bukan hanya tentang tubuh, tapi juga tentang cara hidup yang menyesuaikan dengan kondisi ekstrem.
3. Kadal padang pasir mengatur panas lewat warna dan gerak tubuh

Kadal padang pasir, seperti spiny tailed lizard, memiliki cara unik mengendalikan panas tubuhnya melalui warna kulit yang berubah sesuai suhu lingkungan. Saat suhu naik, warna kulitnya menjadi lebih terang agar sinar matahari dipantulkan, sedangkan saat pagi atau malam hari warna itu menggelap untuk menyerap lebih banyak panas. Mekanisme ini membantu kadal mempertahankan energi tanpa perlu banyak bergerak.
Selain itu, gerak tubuhnya juga berperan penting. Kadal sering mengangkat kaki bergantian agar telapak tidak terlalu panas saat berjalan di pasir yang membara. Mereka juga memilih waktu berjemur yang singkat untuk menghindari dehidrasi berlebihan.
4. Kanguru merah menguapkan panas lewat air liur dan pembuluh darah

Kanguru merah yang hidup di Australia memiliki sistem pendinginan yang tak kalah menakjubkan. Saat suhu meningkat, hewan ini akan menjilati lengannya hingga basah oleh air liur. Di bawah kulit lengan terdapat jaringan pembuluh darah besar yang membantu menurunkan suhu tubuh ketika air liur menguap.
Selain itu, kanguru merah juga memiliki kemampuan mengatur aktivitasnya sesuai kondisi lingkungan. Mereka lebih banyak beristirahat di siang hari dan aktif saat sore atau malam, ketika udara lebih bersahabat. Dengan otot yang kuat dan metabolisme yang efisien, hewan ini mampu bertahan di dataran tandus dengan ketersediaan air yang minim.
5. Burung unta menggunakan sayap dan perilaku untuk menahan panas

Burung unta mungkin tampak tak berdaya menghadapi panas gurun, tetapi tubuhnya menyimpan serangkaian trik untuk bertahan. Sayapnya yang besar berfungsi ganda: bukan hanya untuk menyeimbangkan tubuh, tapi juga untuk mengatur suhu. Saat udara terasa terik, burung unta akan mengembangkan sayap untuk menutupi bagian tubuh yang lebih sensitif.
Sementara ketika udara dingin, sayapnya dilipat rapat untuk menjaga panas tetap tersimpan. Selain fungsi fisik, perilaku sosial burung unta juga membantu mereka beradaptasi. Mereka hidup berkelompok agar lebih mudah menemukan sumber air dan tempat berteduh, serta mengatur giliran berjaga demi menghindari predator saat kondisi ekstrem.
Ketika suhu terus meningkat, hewan-hewan ini menjadi bukti bahwa mereka sanggup untuk bertahan. Mereka sanggup beradaptasi di lingkungan yang kita anggap begitu ekstrem. Selain sejumlah hewan di atas, hewan lain apa saja yang bisa bertahan di cuaca panas?


















