6 Fakta Menarik Landak Sumatra, si Ceroboh yang Perannya Penting

Landak sumatra atau sumatran porcupine merupakan hewan pengerat endemik yang menghuni hujan tropis. Mereka berada dalam famili Rodentia dan memiliki nama ilmiah Hystrix sumatrae. Panjang tubuhnya kisaran 45--56 sentimeter dan beratnya mencapai 3,8--4,6 kilogram serta panjang ekornya kisaran 2,5--19 sentimeter. Sama seperti landak pada umumnya, punggungnya ditutupi dengan duri tajam yang panjangnya mencapai 16 sentimeter.
Warna landak ini cokelat gelap, tapi ujung durinya berwarna putih membuatnya nampak seperti keabu-abuan. Penasaran bagaimana gaya hidupnya di alam liar? Yuk, baca fakta-fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran landak sumatra

Sama seperti namanya, landak sumatra adalah hewan endemik sumatra, hanya bisa ditemui di area tersebut. Mereka menghuni hutan hujan tropis dan lebih menyukai daerah berbatu yang terjal. Spesies landak ini membuat sarang di gua kecil, di bawah pohon dan tunggu tumbang serta di antara bebatuan.
Animalia menginformasikan bahwa landak sumatra bisa beradaptasi dengan berbagai habitat. Nampaknya mereka juga cukup betah berada di lahan yang dikelola atau lahan terbuka. Landak ekor panjang, kerabat dekatnya menghuni ketinggian dari permukaan laut hingga 1.200 meter. Sementara untuk landak sumatra tidak ada informasi yang tersedia.
2. Menu makannya sangat beragam

Sebagai herbivora, landak sumatra mengonsumsi berbagai bagian tanaman termasuk kulitnya, akar, batang, buah dan umbinya. Mereka juga menyukai tanaman budidaya seperti kentang, pisang, kacang, tebu, jagung, melon dan mangga. Landak sumatra mencari makan sendirian di malam hari, tapi terkadang ditemani oleh satu atau dua anaknya. Perjalanannya bisa mencapai beberapa kilometer hanya untuk mencari makan, laporan mengatakan bisa menjelajah sejauh 16 kilometer.
3. Tidak pandai memanjat tapi bisa berenang

Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, landak sumatra adalah hewan penghuni darat yang kemampuan memanjatnya sangat buruk. Tapi, ada laporan mengatakan bahwa mereka bisa berenang. Saat berjalan, landak sumatra tampak kikuk tapi mampu berlari dengan kecepatan sedang saat dikejar oleh pemangsa. Untuk hidup di dalam liangnya dengan nyaman, mereka melapisinya dengan material tanaman.
4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Spesies landak ini menggunakan kelenjar aroma yang ada di analnya untuk menandai wilayahnya. Jantan terkadang menandai tempat mencari makan yang berkualitas tinggi, lho. Saat merasa khawatir, landak sumatra akan menghentakkan kaki, menegakkan dan menggetarkan duri serta mengangkat punggungnya.
Ketika kamu mendekatinya, mereka akan berlari mundur atau menyamping lalu mencoba menusuk dengan durinya. Selain itu, landak sumatra juga mendengus dan merengek ketika ada musuh atau vokalisasi saat musim kawin.
5. Sistem perkawinan landak sumatra
Tidak banyak informasi mengenai sistem perkawinan landak sumatra, tapi kebanyakan dari spesies ini membentuk ikatan monogami. Artinya, hanya kawin dengan satu pasangan untuk waktu yang lama. Sama seperti spesies lainnya, landak sumatra juga mendekati betina saat musim kawin dengan menyemprotkan urin. Jika betina menolak, mereka membalas dengan agresif.
Tapi jika betina menerima, mereka mengangkat ekor dan punggungnya, mengizinkan jantan kawin dengannya. Masa kehamilan landak biasanya berlangsung selama 93--110 hari dan memiliki siklus estrus 28--36 hari. Anak yang dilahirkannya mulai mengonsumsi makanan padat pada usia 9 hari, tapi tetap disapih hingga 19 minggu.
6. Perannya sangat penting

Tidak hanya pemangsa alami, landak sumatra juga sering diburu oleh manusia untuk diambil dagingnya. Pola makannya juga menjadikan mereka sebagai penyebar benih. Tidak hanya itu, saat mereka menggali liang, kemungkinan besar meningkatkan aerasi tanah dan penetrasi air ke lingkungan sekitar. Landak sumatra juga menjadi rumah bagi berbagai ektoparasit seperti kutu, caplak dan nyamuk.
Landak sumatra ternyata tidak pandai memanjat, tapi bisa berenang. Selain itu, mereka memiliki banyak peran penting di habitatnya. Saat ini, landak sumatra diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dan tren populasinya masih stabil. Apakah kamu pernah melihat landak ini secara langsung?