6 Fakta Sejarah Kota Istanbul, dari Bizantium hingga Konstantinopel

- Istanbul pertama kali dibangun oleh pemukim Yunani
- Konstantinopel dikenal sebagai pusat pemerintahan Kekaisaran Romawi Timur
- Istanbul diganti namanya menjadi Istanbul oleh Republik Turki pada tahun 1930
Tidak bisa dipungkiri, Kota Istanbul yang tersohor di Turki memiliki daya tarik luar biasa. Karena letaknya yang strategis: berada di dua benua (Eropa dan Asia), tak heran kota cantik ini menjadi rebutan kekuasaan selama dua milenium. Dari pusat kekaisaraan hingga jadi kota perdagangan, sejarah Istanbul sangat kaya dan layak untuk diulik. Penasaran, kan? Yuk, cek fakta sejarah Istanbul dari pertama kali dibangun sampai zaman modern berikut ini.
1. Dibangun pertama kali oleh pemukim Yunani

Kisah Istanbul dimulai jauh sebelum kota itu menjadi pusat peradaban dunia. Sekitar abad ke-7 SM, sekelompok orang Yunani datang dan mendirikan koloni di wilayah Golden Horn, yaitu kawasan Barat Laut Istanbul saat ini. Menurut ThoughtCo., wilayah itu sebenarnya sudah dihuni sejak sekitar 3000 SM, tapi baru benar-benar berkembang menjadi kota ketika para pemukim Yunani tiba. Dipimpin oleh Raja Byzas, mereka menamai kota baru itu Bizantium untuk mengabadikan nama sang raja.
2. Dikuasai Romawi dan dikenal sebagai Konstantinopel

Setelah berabad-abad berdiri sebagai koloni Yunani, Bizantium akhirnya masuk dalam lingkup kekuasaan Kekaisaran Romawi. Menurut Introducing Istanbul, setelah Konstantinus Agung memenangkan perang saudara melawan Licinius pada 324 M, ia mencari lokasi baru untuk pusat pemerintahan kekaisaran. Pilihannya jatuh pada Bizantium, karena letaknya strategis di antara dua benua dan mudah dipertahankan secara militer.
Konstantinus memperluas dan memperindah kota itu dengan istana, forum, gereja, dan tembok besar. Lalu pada 11 Mei 330 M, ia meresmikan kota tersebut sebagai ibu kota baru Kekaisaran Romawi dengan nama Nova Roma (Roma Baru), meski dunia lebih mengenalnya sebagai Konstantinopel atau Kota Konstantinus.
3. Dijadikan pusat pemerintahan oleh Kekaisaran Romawi Timur

Pada tahun 395 M, kekaisaran Romawi terbagi dua: Romawi Barat dan Romawi Timur. Bagian Timur yang kelak dikenal sebagai Kekaisaraan Bizantium, bertahan dengan Konstantinopel sebagai pusat pemerintahan. Menurut Istanbul Tourist Information, Kekaisaran Bizantium pada awalnya masih sangat ‘Romawi’. Mereka menggunakan bahasa Latin dan sistem hukum Roma di Konstantinopel. Namun, seiring waktu, budaya Yunani makin dominan hingga menjadi identitas utama kekaisaran ini.
4. Direbut pasukan Katolik Lain saat Perang Salib Keempat

Seiring waktu, Kekaisaran Bizantium mulai melemah. Puncaknya terjadi pada 1204 M, ketika tentara Perang Salib Keempat yang semula bertujuan ke Yerusalem justru menyerang dan menjarah Konstantinopel. Kota ini jatuh ke tangan Kekaisaran Katolik Latin, dengan Baldwin I sebagai kaisar selama 57 tahun (1204–1261).
Sementara itu, sisa-sisa Kekaisaran Bizantium membentuk pemerintahan pengasingan di Nicaea, Trebizond, dan Epirus. Akhirnya, pada tahun 1261, Kaisar Michael VIII Palaiologos dari Nicaea berhasil merebut kembali Konstantinopel. Ia pun memulihkan Kekaisaran Bizantium, meski kekuatan mereka tidak pernah pulih seperti sebelumnya.
5. Ditaklukan Ottoman pada tahun 1453 M

Pada 29 Mei 1453, sejarah Konstantinopel berubah total. Pasukan Kesultanan Ottoman di bawah pimpinan Sultan Mehmed II mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Bizantium. Dijelaskan laman ThoughtCo. Mehmed II mengepung kota selama 53 hari dengan kekuatan besar dan teknologi meriam raksasa, mereka berhasil menaklukan kota yang selama berabad-abad dianggap tak bisa ditembus.
Setelah merebut kota, Mehmed II mengubah Konstantinopel menjadi ibu kota baru kesultanan. Ia mengizinkan berbagai komunitas Muslim, Kristen, dan Yahudi untuk tinggal di kota, lalu memulai pembangunan kembali masjid-masjid besar, grand bazaar, sekolah, dan fasilitas publik lainnya.
6. Diganti namanya menjadi Istanbul oleh Republik Turki

Kata Istanbul berasal dari ungkapan Yunani abad pertengahan eis ten polin, yang berarti ‘ke kota’. Seiring waktu, sebutan itu berubah bunyi menjadi Istanbul. Introducing Istanbul menjelaskan, meskipun nama Istanbul sudah digunakan secara informal di kalangan masyarakat berbahasa Turki sejak era Ottoman, secara internasional kota ini tetap dikenal sebagai Konstantinopel selama berabad-abad. Barulah pada tahun 1930, setelah berdirinya Republik Turki di bawah Mustafa Kemal Ataturk, pemerintah secara resmi mengganti nama kota ini menjadi Istanbul.
Dari koloni kecil bernama Bizantium, lalu menjadi Konstantinopel yang megah, hingga akhirnya Istanbul modern, kota ini telah menyaksikan pergeseran besar sejarah dunia. Istanbul adalah simbol peradaban, dan kekuasaan selama lebih dari dua ribu tahun. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai salah satu kota paling penting dalam sejarah umat manusia.