Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Reptil yang Menghuni Daerah Bakau, Beberapa Harus Diwaspadai!

Buaya, salah satu reptil yang menghuni area bakau (inaturalist.org/docsharpe)
Buaya, salah satu reptil yang menghuni area bakau (inaturalist.org/docsharpe)
Intinya sih...
  • Daerah bakau adalah habitat bagi beragam reptil, termasuk ular cincin emas yang tidak berbahaya namun sulit dideteksi.
  • Biawak air asia juga sering terlihat di daerah bakau, hewan ini sangat adaptif dan mampu melukai manusia dengan gigitan atau pecutannya.
  • Reptil berukuran kecil seperti ular kadut payau dan reptil berbahaya seperti buaya serta ular viper juga dapat ditemukan di daerah bakau. Penyu juga hidup di daerah bakau namun populasinya terus menurun sehingga dilindungi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Biasanya daerah pesisir menjadi tempat yang sempurna untuk liburan entah bersama keluarga, teman, atau pasangan. Daerah pesisir menawarkan pesona pasir pantai yang indah, laut yang luas, dan pemandangan yang luar biasa. Namun, sepertinya hal tersebut hanya berlaku di pantai. Jika kamu minggir sedikit ke area bakau maka semua hal itu tidak bisa kamu temukan.

Justru yang kamu temukan adalah hamparan hutan bakau yang ditumbuhi pohon bakau, tanah licin yang berair, dan hewan yang berlalu-lalang tiada henti. Salah satu hewan yang sering ditemukan di area bakau adalah reptil. Jenisnya juga beragam, mulai dari reptil kecil, reptil laut, sampai reptil yang berbahaya. Reptil-reptil tersebut juga sulit dideteksi karena kemampuan kamuflase dan bersembunyinya yang di luar nalar. Supaya kewaspadaanmu meningkat kali ini kita akan membahas beberapa reptil yang sering ditemukan di area bakau.

1. Ular cincin emas

Ular cincin emas (inaturalist.org/prprjp)
Ular cincin emas (inaturalist.org/prprjp)

Kehadiran ular di daerah bakau tidak bisa dihindari, dan salah satu yang paling sering terlihat adalah Boiga dendrophila atau ular cincin emas. Sepertinya namanya, ular ini sudah menjelaskan perawakannya. Ular arboreal yang sering terlihat di atas pohon ini punya panjang maksimal sekitar 2,5 meter dan tubuhnya berwarna hitam dengan garis kuning atau putih dari kepala sampai ekor.

Saat merasa terancam ia akan mengangkat kepala dan menyerang, namun tak usah khawatir karena bisanya tidak berbahaya. Walaupun kamu digigit ular ini efeknya hanya pembengkakan dan rasa sakit, jelas Smithsonian's National Zoo & Conservation Institute. Hal tersebut dapat terjadi karena bisa ular ini lebih efektif untuk melumpuhkan burung yang jadi makanan utamanya. Penyebarannya sendiri mencakup beberapa daerah, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Filipina.

2. Biawak

Biawak (inaturalist.org/Kristof Zyskowski)
Biawak (inaturalist.org/Kristof Zyskowski)

Beberapa spesies biawak juga bisa ditemukan di daerah bakau, namun Varanus salvator atau biawak air asia jadi salah satu yang paling umum. Sebenarnya biawak tidak agresif dan akan kabur saat bertemu manusia. Namun, saat terpojok ia tidak segan-segan untuk menggigit atau memecut dengan ekornya. Pecutannya mampu melukai kulit dan gigitannya mampu merobek kulit dan daging. Jadi, kamu tak boleh macam-macam dengan reptil ini.

Dilansir Animal Diversity Web, biawak termasuk hewan yang sangat adaptif. Ia bisa ditemukan hampir di berbagai tempat, mau itu di dalam air, di dalam lubang, di sela-sela kayu, di lumpur, sampai di atas pohon. Hewan ini sangat aktif di siang hari dan akan memakan apapun yang bisa ia telan. Ikan, serangga, krustasea, burung, tikus, ular, anakan buaya, bahkan bangkai juga masuk ke menu makanan kadal ini. Tubuh panjang dan warna abu-abunya juga sangat mudah dikenali.

3. Ular kadut payau

Ular kadut payau (inaturalist.org/Phakawat Kittikhunodom)
Ular kadut payau (inaturalist.org/Phakawat Kittikhunodom)

Tak hanya reptil berukuran besar, reptil berukuran kecil dan tidak berbahaya seperti ular kadut payau juga melimpah di area bakau. Ular yang berasal dari genus Cerberus ini biasanya terlihat di pinggir air payau khususnya pada malam hari. Makanan utamanya adalah ikan namun tak jarang ia juga memakan amfibi dan reptil. Ia juga mudah dikenali dari sisiknya yang kasar, matanya yang ada di atas kepala, dan warnanya yang tak mencolok seperti abu-abu, hitam, dan kehijauan.

Laman The Reptile Database sendiri menjelaskan kalau ular kadut payau sangat mudah ditemukan di benua Asia. Beberapa daerah seperti India, Myanmar, Thailand, dan Malaysia jadi wilayah penyebaran alami ular kecil ini. Jika ingin melihat ular ini kamu juga harus teliti karena ukurannya kecil, yaitu hanya berkisar antara 20 sampai 80 cm. Kemampuan kamuflasenya juga cukup baik.

4. Buaya

Buaya (inaturalist.org/pgtz)
Buaya (inaturalist.org/pgtz)

Jika berbicara mengenai reptil di daerah bakau tentunya tidak lengkap jika kita tidak membahas buaya. Reptil terbesar di dunia ini sangat mudah ditemukan di daerah bakau entah di hutan bakau, di muara sungai, di sungai, bahkan sampai di laut. Biasanya buaya terlihat berjemur, berenang, atau mencari mangsa. Buaya juga bisa memakan apapun, mulai dari serangga, krustasea, burung, sampai mamalia, jelas Britannica. Bahkan di beberapa kesempatan hewan ini juga menyerang dan memakan manusia, lho.

Oleh karena itu kamu tidak boleh mengusik atau mengganggu buaya di habitat aslinya. Setidaknya ada dua hal yang harus diwaspadai dari hewan ini, yaitu gigitannya yang kuat dan sergapannya yang tidak terduga. Jika tak ingin bertemu buaya kamu harus mewaspadai air payau yang tenang, muara sungai, dan daerah bakau yang masih asri. Tiga daerah tersebut biasanya dihuni oleh banyak buaya.

5. Ular viper bakau

Ular viper bakau (inaturalist.org/Han)
Ular viper bakau (inaturalist.org/Han)

Selain ular cincin emas dan ular kadut yang tidak berbahaya, daerah bakau juga jadi rumah bagi ular berbisa tinggi seperti ular viper. Salah satu ular viper yang sering ditemukan di daerah bakau adalah Trimeresurus purpureomaculatus atau viper bakau. Ukurannya memang tidak seberapa besar, yaitu hanya sekitar 1 meter, jelas Ecologyasia. Namun, efek gigitannya cukup berbahaya dan jika tidak ditangani dengan tepat maka korban gigitan bisa kehilangan nyawa.

Ia juga termasuk ular arboreal dan sering terlihat bertengger di pohon bakau, di kayu, di bebatuan, dan terkadang di tanah saat air sedang surut. Warnanya cenderung gelap seperti abu-abu, hitam, keunguan, dan hijau tua. Kepalanya segitiga, taringnya panjang dan melengkung, dan sifatnya sangat sulit diprediksi. Jika kamu sering melewati pepohonan bakau kamu harus waspada dan memakai pakaian yang aman seperti baju lengan panjang dan sepatu boot supaya terhindar dari gigitan ular ini.

6. Penyu

Penyu (inaturalist.org/Roberto Pillon)
Penyu (inaturalist.org/Roberto Pillon)

Di saat reptil lain dapat terlihat di pepohonan, kayu, di dalam tanah, di pinggir sungai, atau di lumpur maka penyu hanya bisa ditemukan berenang di sungai payau, muara sungai, atau di laut. Hal ini tidak mengherankan mengingat ia merupakan reptil akuatik yang secara penuh hidup di air. Penyu juga tidak berbahaya jadi kamu tak perlu takut akan kehadirannya. Justru kamu harus melindungi penyu karena populasinya sangat mengkhawatirkan.

Dilansir WWF, penyu masuk kategori endangered atau terancam, artinya populasinya terus menurun dan hewan ini punya risiko kepunahan yang tinggi. Hal tersebut menjadikan penyu sebagai hewan yang dilindungi. Kehadirannya di daerah bakau juga terhitung jarang dan ia hanya akan pergi ke daerah bakau atau perairan payau pada waktu-waktu tertentu. Bahkan kadang penyu yang terlihat di daerah bakau sebenarnya tersesat dan kesulitan untuk kembali ke laut.

Daerah bakau menjadi wilayah yang unik karena menjadi peralihan antara wilayah air asin dan air tawar. Namun walau begitu daerah bakau juga dihuni oleh berbagai jenis reptil. Mau itu ular, buaya, penyu, sampai biawak bisa hidup di tempat ini. Kebanyakan dari mereka memang tidak berbahaya, tapi ada juga yang berbahaya dan patut diwaspadai. Karenanya kamu harus berhati-hati saat melewati daerah bakau. Jangan sampai digigit ular berbisa atau diterkam buaya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us