Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

9 Perilaku Psikologis Unik ini Pasti Pernah Kamu Lakukan

pexels.com/Andrea Piacquadio
pexels.com/Andrea Piacquadio

Setiap perilaku psikologis manusia dapat dijelaskan secara ilmiah. Bahkan banyak orang di luar sana yang pernah mengalaminya ataupun melakukannya secara sadar dan tak sadar, termasuk kamu.

Berikut sembilan jenis perilaku psikologis unik yang pasti terjadi pada dirimu atau sekitarmu. Apa saja? Yuk, disimak!

1. The diderot effect

ilustrasi cemburu (medium.com)
ilustrasi cemburu (medium.com)

Perilaku ini sangat mudah ditemui maupun dilakukan baik oleh pria ataupun wanita. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena sosial yang mana memungkinkan seseorang untuk terus membeli suatu barang yang bersifat konsumtif sebagai akibat dari kepemilikan terhadap barang baru. 

Contoh mudahnya adalah kamu membeli baju baru dan tak lama kemudian kamu harus mendapatkan aksesori-aksesori yang cocok untuk baju tersebut. Contoh lainnya adalah kamu membawa pulang sofa baru dan tiba-tiba meja di ruang tamu tersebut tampak lusuh dan perlu diganti. 

2. The spotlight effect

ilustrasi cemas (health.clevelandclinic.org)
ilustrasi cemas (health.clevelandclinic.org)

Perilaku the spotlight effect ini merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada kecenderungan manusia melebih-lebihkan seberapa banyak orang lain memperhatikan tentang dirinya. Dengan kata lain, kamu cenderung berpikir ada sorotan pada dirimu setiap saat. 

Contohnya adalah saat kamu tidak sengaja mengatakan sesuatu yang salah selama percakapan dengan orang lain, kamu pun mulai berpikir 'sekarang semua orang pasti membicarakan betapa bodohnya aku'. Kamu dapat mengatasi perilaku tersebut salah satunya dengan lebih memfokuskan perhatian ke luar dan tidak mempedulikan reaksi orang lain terhadapmu.

3. The pygmalion effect

ilustrasi berkompetisi (rockinjump.com)
ilustrasi berkompetisi (rockinjump.com)

Menurut laman dictionary.apa.org dijelaskan bahwa perilaku the pygmalion effect atau rosenthal effect merupakan suatu konsekuensi atau reaksi di mana harapan seorang pemimpin atau atasan menimbulkan perilaku dari pengikut atau bawahan yang konsisten dengan harapan tersebut.

Misalnya adalah harapan guru yang memiliki dampak besar pada kinerja siswa. Semakin tinggi harapan, semakin baik kamu mencoba untuk menunjukkan keterampilan atau prestasi. 

4. The tetris effect

ilustrasi anak yang sedang dinasehati (wowparenting.com)
ilustrasi anak yang sedang dinasehati (wowparenting.com)

Hal-hal yang kita lakukan setiap hari memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita berpikir. Semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk sesuatu, maka akan semakin membentuk cara pandangmu melihat dunia. Dilansir dari laman practicalpie.com, hal tersebut kemudian dikenal dengan istilah the tetris effect.

Dalam banyak kasus, perilaku ini dapat membantu mengubah kebiasaan dengan memilih apa yang ingin difokuskan pada otakmu. Bahkan, dalam laman tersebut juga dinyatakan bahwa psikolog dari Universitas Oxford dan Institut Karolinska di Swedia telah menggunakan secara berulang permainan tetris sebagai terapi untuk mengatasi trauma pada pasien dan terbukti efektif.

5. The sleeper effect

ilustrasi bergosip (techexplorist.com)
ilustrasi bergosip (techexplorist.com)

The sleeper effect dikutip dari laman psychologenie.com merupakan fenomena perilaku psikologis yang membantu kita memahami dan menjelaskan persepsi dan perubahan sikap orang terhadap orang lain, produk, entitas, dll. Perilaku ini merupakan salah satu bukti yang kuat mengenai teknik pemasaran dari mulut ke mulut.

Kamu akan merasakan perubahan sikap ketika dibujuk oleh iklan atau pesan, secara berulang dari waktu ke waktu meskipun kamu menentang pada awalnya. Misalnya pesan yang menyatakan bahwa vaksin COVID-19 mengandung microchip genetik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi perilaku ini adalah dengan mempertanyakan dan menyelidiki sumber informasi yang kamu peroleh dengan cermat. 

6. The pratfall effect

ilustrasi "pratfall effect" dari Burger King (instagram.com/burgerking.id)
ilustrasi "pratfall effect" dari Burger King (instagram.com/burgerking.id)

Dikutip dari laman berscia.edu, perilaku psikologis ini menjelaskan bahwa ketika kita melihat seseorang yang kita junjung tinggi melakukan kesalahan atau memiliki kekurangan, justru mereka akan tampak lebih disukai. Perilaku ini sering dijumpai dalam dunia bisnis atau pemasaran.

Contohnya adalah post di akun resmi BurgerKing yang berkaitan dengan menurunnya daya beli masyarakat selama masa pandemi COVID-19. Menunjukkan kekurangan suatu produk bisa menjadi cara yang bagus untuk memanusiakan merek produk tersebut sehingga dapat menarik simpati dari sekitarnya. 

7. The false consensus effect

ilustrasi kaya raya (shutterstock.com/Your files)
ilustrasi kaya raya (shutterstock.com/Your files)

Perilaku psikologis ini dijelaskan dalam laman psychology.iresearchnet.com, akan terjadi ketika kamu melebih-lebihkan jumlah pandangan atau pendapat orang lain mengenai pendapat, keyakinan, dan perilakumu. Jadi, terkadang individu cenderung percaya bahwa orang lain lebih mirip dengan mereka daripada yang sebenarnya terjadi.

Misalnya ketika kamu yakin program televisi favorit tertentu itu lucu, maka kamu akan cenderung melebih-lebihkan jumlah orang lain yang juga percaya bahwa program itu lucu dibandingkan dengan mereka yang tidak. Bisa dibilang dia halu nih!

8. The hostile media effect

ilustrasi wawancara (cleareurope.eu)
ilustrasi wawancara (cleareurope.eu)

Dikutip dari laman oxfordhandbooks.com, perilaku the hostile media effect menyebabkan masyarakat tidak secara pasif menerima konten media, melainkan secara aktif menafsirkannya berdasarkan nilai dan kecenderungan mereka sendiri. Perilaku psikologis tersebut berimplikasi pada opini publik yang dirasakan, pola konsumsi berita, sikap terhadap suatu institusi, wacana politik, hingga partisipasi pada masyarakat. 

Perilaku ini muncul dari berbagai faktor yang kompleks, termasuk keterlibatan partisan dan dorongan terkait untuk melindungi publik yang rentan dari pengaruh media yang tidak semestinya, persepsi sumber yang sama, jaringan diskusi, dan agensi individu atas konsumsi media mereka, semuanya berinteraksi dengan pesan berita itu sendiri. Jadi bisa dikatakan perilaku ini adalah permainan media yang berpotensi menyesatkan pendengarnya. 

9. The semantic satiation

ilustrasi anak menulis (azsnakepit.com)
ilustrasi anak menulis (azsnakepit.com)

Dilansir dari laman practicalpie.com, perilaku psikologis ini merupakan sutu fenomena di mana adanya pengulangan menyebabkan kata atau frasa kehilangan makna untuk sementara bagi pendengarnya, yang kemudian menganggap kata-kata atau kalimat tersebut sebagai suara tak bermakna yang diulang-ulang.

Terapi tertentu misalnya, menggunakan pengulangan atau perilaku the semantic station ini sebagai cara untuk mengekspos pasien pada ketakutan terburuk mereka. Akhirnya, ketakutan ataupun traumatis itu pun menjadi normal. Mirip "cuci otak".

Dari berbagai jenis trik psikologis yang telah dijelaskan di atas, perilaku mana nih yang paling sering?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aii gie
EditorAii gie
Follow Us