Gak bisa dimungkiri, millennials zaman sekarang lekat dengan media sosial. Adapun, salah satu cara mengekspresikan diri dan cerita dengan selfie atau swafoto.
Uniknya, ada fenomena cowok yang sebagian besar menunjukkan swafoto yang sama alias itu-itu saja. Kenapa gerangan? Yuk simak sejarah perkembangan swafoto dan penjelasan swafoto pria berikut!
Sebenarnya, tren swafoto bukanlah hal baru. Dilansir dari Vox Media, tren swafoto telah ada sejak pertengahan 2000, terutama saat banyak ponsel dengan fitur kamera.
Swafoto jadi kebutuhan anak muda mengingat media sosial menuntut penggunanya untuk memasang foto profil dan berbagi momen sehari-hari. Tentu saja, hal tersebut jadi sesuatu yang adiktif.
Sejak pertengahan 2000, ada banyak pose swafoto, mulai dari pose muka bebek, kepala migrain, hingga foto miring dari atas. Pada akhirnya, tujuan swafoto meluas jadi sarana untuk berekspresi.
Sekarang, akan kamu temukan banyak pose swafoto di dunia maya. Namun, uniknya pose yang bermacam-macam ini kebanyakan hanya dilakukan oleh cewek. Terus pose seperti apa yang sering ditunjukkan cowok?
Sebenarnya, bisa saja cowok melakukan swafoto standar dengan bibir tersenyum dan menunjukkan gigi. Namun, dilansir dari Vox Media, menurut penelitian dengan sampel 12 cowok, mereka menganggap bahwa pose tersenyum dan menunjukkan gigi dianggap sebagai bentuk kelemahan. Bisa dibilang, mereka peduli tentang kesan yang ingin mereka tunjukkan.
Sedekade terakhir, kalau kamu perhatian media sosial, seperti Facebook, Instagram atau pun Twitter akan banyak kamu temukan pose cowok yang sama: alis terangkat dengan bibir merapat. Pose ini seakan ada di mana-mana.
Pose ini pun sulit untuk dijelaskan, apakah senang atau sedih. Kamu pun gak bisa dengan mudah membaca mata orang yang berswafoto karena tampak “gak bicara”. Sebenarnya, kenapa bisa begini?
Menurut Traci Brown, seorang ahli bahasa tubuh, seseorang yang menunjukkan pose tersebut sebenarnya gak ingin berswafoto. Hal itu bisa dilihat dari mata yang agak lebar dan gak terdapat senyuman.
Menurut Brown, mereka melakukannya karena keterpaksaan. Dari mata saja gak menunjukkan emosi bahwa mereka ingin berswafoto. Hasil foto seolah mengatakan bahwa mereka harus mengambil foto. Saat alis mereka terangkat, ada penekanan bahwa mereka gak ingin melakukannya.
Perkembangan zaman kadang menuntut seseorang untuk mengikuti arus. Sama halnya dengan fenomena pria dengan pose swafoto yang sama ini. Mereka masih memerhatikan stereotip yang berlaku di masyarakat.
Kamu sendiri gimana? Apa pose seperti ini sudah cukup merepresentasikan ekspresi seseorang? Sampaikan pendapatmu di kolom komentar ya!