4 Alasan Kenapa Saturnus Tidak Bisa Ditinggali Manusia

- Saturnus memiliki ukuran 750 kali Bumi, tapi terlalu jauh dari Matahari.
- Planet ini didominasi gas dan tidak memiliki air cair yang cukup untuk menopang kehidupan.
- Kehidupan di Saturnus mustahil karena kurangnya permukaan padat, temperatur ekstrem, angin kencang, dan radiasi berbahaya.
Dari penampilannya, pasti banyak yang setuju kalau Saturnus merupakan planet yang paling indah di tata surya kita. Salah satu faktor yang membuat Saturnus tampak sangat menarik tentunya kehadiran cincin besar yang mengelilingi planet terbesar kedua di tata surya. Oh, ya, secara ukuran, volume Saturnus 750 kali lebih besar ketimbang Bumi. Diameternya juga sembilan kali lebih besar ketimbang planet kita, yakni sekitar 119.300 km.
Melihat fakta soal ukuran planet ini, tentunya menarik untuk membahas kemungkinan keberadaan kehidupan di sana. Siapa yang tak mau tinggal di planet superluas yang tampak sangat cantik berkat cincin raksasa yang mengelilinginya? Sayangnya, kita harus menggigit jari karena planet besar ini sama sekali tak bisa menopang kehidupan. Ada sejumlah alasan kuat soal mengapa Saturnus tak dapat membantu perkembangan ataupun keberadaan organisme di dalamnya, termasuk manusia. Yuk, kita kupas bersama alasan-alasan tersebut!
1. Tidak masuk dalam zona Goldilocks

Seperti yang sudah kita ketahui, salah satu faktor penentu apakah sebuah planet dapat mendukung adanya kehidupan atau tidak itu tergantung dengan jaraknya terhadap bintang yang jadi tempat orbitnya. Dalam tata surya, kita mengenal sebutan zona Goldilocks. Ya, zona ini terinspirasi dari salah satu dongeng paling terkenal di seluruh dunia, yakni "Goldilocks dan Tiga Beruang". Goldilocks digambarkan sebagai seorang gadis yang sangat mengutamakan prinsip "harus pas" untuk apa pun yang dilakukannya. Ia akan memilih makanan dengan suhu hangat sampai kursi dan kasur yang sesuai ukuran tubuhnya. Dengan begitu, Goldilocks bisa hidup dengan nyaman.
Nah, prinsip Goldilocks kemudian sering digunakan untuk menggantikan istilah zona layak huni. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, salah satu faktor yang membuat planet dapat dikatakan berada di zona Goldilocks ialah jaraknya dengan bintang yang diorbitnya, dalam hal ini Matahari. Jelas Bumi masuk dalam zona ini dan Mars juga terbilang masih berada di zona Goldilocks. Sayangnya, posisi Saturnus terlalu jauh dari Matahari.
Dilansir NASA, jarak planet ini menuju Matahari sekitar 1,4 miliar km atau 9,5 astronomical unit (satuan yang mengukur jarak Bumi ke Matahari). Jarak ini membuat sinar Matahari butuh waktu hingga 80 menit untuk mencapai planet cincin ini. Selain itu, jauhnya jarak Saturnus dengan Matahari memengaruhi suhu rata-rata dari planet ini.
2. Penuh dengan gas berbahaya tanpa adanya air

Saturnus merupakan planet yang didominasi oleh gas hidrogen dan helium. Selain itu, terdapat pula kristal amonia, air, metana, dan beberapa senyawa lain yang ada di awan planet ini, mengutip Lunar Sail. Kalau ditelusuri lebih lanjut, sebenarnya ada oksigen yang ditemukan di planet ini. Namun, gas itu tak ada di atmosfernya dan sama sekali tak aman untuk dihirup oleh makhluk hidup mana pun.
Masih ada sangkut pautnya dengan zona Goldilocks, salah satu syarat sebuah planet dapat dibilang layak huni jika ada air berbentuk cair di dalamnya. Fungsi air tentunya untuk menopang kehidupan makhluk-makhluk yang ada di sana. Sayangnya, Saturnus tak memiliki pasokan air yang cukup, bahkan cenderung sangat sedikit. Keberadaan air di sana hanya diketahui dari awan yang menyimpan kristal air.
3. Tidak ada tempat untuk berpijak di permukaannya

Satu masalah besar yang membuat Saturnus jadi tak layak huni bagi makhluk hidup ialah hampir tak adanya pijakan padat di permukaan planet ini. Bersama dengan Jupiter, Uranus, dan Neptunus, Saturnus merupakan planet yang didominasi oleh gas maupun hidrogen cair di permukaannya. Hal ini membuat Saturnus hanya memiliki tingkat kepadatan yang bahkan kurang dari air.
Dilansir Space, kalaupun kita terus berusaha mencari material padat di planet ini, hanya ada lapisan hidrogen logam dalam bentuk padat. Itu pun kita perlu masuk lebih dalam lagi ke arah inti planet ini. Tanpa tempat padat untuk menginjakkan kaki, mustahil bagi makhluk mana pun bisa bertahan di dalamnya. Sebab, hanya di permukaan padat kehidupan mampu berkembang dengan baik hingga membangun ekosistem yang sesuai di dalamnya.
4. Temperatur dan cuaca yang sangat ekstrem

Sekalipun kita menemukan cara untuk hidup tanpa menginjakkan kaki di atas permukaan padat, sayangnya Saturnus masih punya banyak masalah yang bisa dibilang mustahil diatasi bentuk kehidupan mana pun. Dalam poin sebelumnya, disebutkan kalau temperatur di planet ini luar biasa ekstrem karena jauh dari Matahari. Dilansir Britannica, suhu permukaannya sekitar -133 hingga -123 derajat celsius dan bisa lebih mencapai -191 derajat pada beberapa titik.
Kalau itu belum cukup, di planet ini kita menjumpai angin-angin yang berembus terlampau cepat. Diketahui kalau angin di Saturnus bisa mencapai kecepatan 1.800 km per jam di daerah khatulistiwanya. Belum lagi, di kutub bagian utara planet ini terdapat sebuah badai heksagonal yang ukurannya sangat besar. Di sekeliling planet ini juga terdapat sabuk radiasi berupa elektron dan proton yang bisa merusak segala bentuk kehidupan.
Dari fakta-fakta itu, bisa dibilang memang mustahil kehidupan, termasuk manusia, bisa berkembang ataupun bertahan di Saturnus. Namun, ada satu hal yang cukup menarik perhatian dari planet ini, yaitu keberadaan 146 satelit alami di sekitarnya. Beberapa satelit alami Saturnus, semisal Enceladus dan Titan, diketahui memiliki permukaan padat dan lautan di dalamnya. Adapun, para peneliti sedang mencari kemungkinan adanya kehidupan yang bertahan di sana.