Penyuka Sains Wajib Tahu! 5 Hal Unik tentang Bintang di Alam Semesta

Berapa jumlah bintang di alam semesta kita? #IDNTimesScience

Jika malam sedang cerah, kamu bisa melihat hamparan cahaya bintang di langit yang jumlahnya nyaris mustahil untuk dihitung. Sejak zaman dulu, keberadaan bintang-bintang tertentu bahkan dijadikan pedoman dalam menentukan arah (navigasi). Bintang juga dijadikan simbol atau hal-hal yang berkaitan dengan ramalan dalam budaya manusia kuno.

Nah, sebetulnya apa, sih, bintang itu? Berapa jumlahnya di alam semesta? Mengapa mereka dapat mengeluarkan cahaya yang begitu indah? Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini rupanya butuh jawaban sains yang berbobot, lho. Penasaran, kan? Yuk, disimak!

1. Bintang terbuat dari hidrogen dan helium

Penyuka Sains Wajib Tahu! 5 Hal Unik tentang Bintang di Alam SemestaIlustrasi hidrogen pada bintang berdasarkan studi dalam Nature Astronomy. (universetoday.com)

Bintang itu sebenarnya apa, sih? Apakah hanya sebongkah batuan raksasa yang mampu bercahaya dengan sendirinya? Faktanya, menjelaskan tentang bintang akan bersinggungan dengan awal mula pembentukan bintang. Yup, menurut National Geographic, bintang bisa diartikan sebagai objek angkasa yang sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium.

Dua unsur utama tadi (hidrogen dan helium) membuat bintang memiliki karakter yang berbeda jika dibandingkan dengan objek-objek angkasa lainnya. Keberadaan hidrogen dan helium pada bintang membuat mereka mampu menghasilkan cahayanya sendiri, tidak seperti planet yang hanya bisa membiaskan cahaya dari objek lain. Selain mampu bercahaya, bintang juga menghasilkan panas dalam ukuran tertentu, jauh melampaui objek lain seperti planet.

Bintang terdekat dengan Bumi adalah Matahari. Bintang Matahari adalah bintang yang terus menerus mengalami reaksi fusi. Adapun, reaksi nuklir ini mampu mengubah hidrogen menjadi atom helium. Itu sebabnya, sinar dan panas Matahari juga menghasilkan radiasi yang merusak bernama radiasi kosmik (hampir semua bintang menghasilkan radiasi kosmik). Beruntung, Bumi punya pelindung alami, yakni atmosfer dan medan magnet.

2. Mitos mengenai cahaya bintang

Penyuka Sains Wajib Tahu! 5 Hal Unik tentang Bintang di Alam SemestaMelihat cahaya bintang dari Bumi. (pexels.com/Yuting Gao)

Salah satu mitos atau anggapan salah mengenai bintang adalah cahaya yang dihasilkannya. Banyak orang beranggapan bahwa cahaya bintang yang terlihat dari Bumi merupakan cahaya yang dikeluarkan oleh bintang secara langsung. Padahal, bukan seperti itu cara kerja cahaya di alam semesta.

Pertama-tama, harus diketahui terlebih dahulu prinsip mengenai kecepatan cahaya. Cahaya punya kecepatan luar biasa, yakni nyaris mencapai 300 ribu km per detik. Lantas, apa hubungannya dengan cahaya bintang? Tentu ada! Jika kita melihat cahaya bintang di malam ini, itu tandanya kita tidak melihat cahaya bintang secara langsung, melainkan cahaya dari pancaran atau ledakan bintang di masa lalu.

Karena punya laju rambat (kecepatan), cahaya bintang pun membutuhkan waktu untuk sampai ke Bumi. Jika bintang berjarak seribu tahun cahaya dari Bumi, cahayanya akan sampai ke Bumi pada seribu tahun yang akan datang. So, melihat cahaya bintang saat ini, berarti kita melihat bintang purba yang memancarkan cahayanya pada ribuan atau jutaan tahun lalu.

Baca Juga: Mengenal Big Bang, Teori Awal Terciptanya Alam Semesta

3. Bintang itu lahir dan mati

Penyuka Sains Wajib Tahu! 5 Hal Unik tentang Bintang di Alam SemestaKematian bintang di alam semesta. (innovationnewsnetwork.com)

Bintang juga mengalami proses alami dan sifatnya tidak abadi. Ya, bintang pun bisa lahir dan mati. NASA dalam lamannya menjelaskan bahwa bintang terbentuk dari awan dan debu yang tersebar di berbagai penjuru alam semesta. Debu dan awan yang memiliki gravitasi akan terkonsentrasi pada satu titik dan membentuk objek besar dengan pusat yang sangat panas.

Hal tersebut dibuktikan oleh penemuan NASA berupa kumpulan awan dan gas di beberapa nebula yang tersebar di alam semesta (wilayah yang dapat dijangkau teleskop luar angkasa). Kumpulan awan, gas, dan debu tersebut akan membentuk dua atau tiga gumpalan masif dengan gravitasinya masing-masing. Gumpalan-gumpalan itulah yang jadi cikal bakal bintang. Itu sebabnya, bintang biasanya dilahirkan secara berpasang-pasangan.

Nah, lalu bagaimana proses kematian bintang? Seperti dijelaskan dalam Science Focus, bintang dapat mati akibat kehabisan bahan bakar nuklirnya yang selama ini menjadi energi bagi kehidupan bintang. Biasanya, bintang mati akan meledak sebagai supernova dan hanya menyisakan partikel-partikel neutron atau bahkan lubang hitam (black hole).

4. Jumlah bintang dalam wilayah yang sudah diamati oleh manusia

Penyuka Sains Wajib Tahu! 5 Hal Unik tentang Bintang di Alam SemestaJumlah bintang yang nyaris tak terbatas di alam semesta. (pexels.com/Juan)

Sungguh pekerjaan yang amat sulit untuk menentukan jumlah bintang secara angka. Pasalnya, mustahil menghitung bintang yang ada di seluruh alam semesta karena jumlahnya nyaris tanpa batas. Namun, setidaknya, ilmuwan dan kalangan akademisi memiliki patokan atau standar perkiraan mengenai jumlah bintang di galaksi.

Dilansir laman Space, alam semesta kita mungkin telah menampung lebih dari 10 triliun galaksi. Jika satu galaksi saja bisa menampung sekitar 100 juta hingga 200 miliar bintang, sudah bisa diperkirakan jumlah bintang di alam semesta. Khusus untuk Galaksi Bimasakti saja, ilmuwan memperkirakan ada 200 miliar bintang yang bisa tertangkap oleh teknologi manusia.

Nah, jika estimasi 10 triliun galaksi itu benar, angka rata-rata jumlah bintang di alam semesta bisa mencapai 1 septiliun alias sepuluh pangkat 24. Itu baru perkiraan minimal dan belum memasukkan jumlah planet yang diprediksi lebih banyak dari jumlah bintang. Itu sebabnya, nyaris mustahil menghitung jumlah bintang di alam semesta karena memang mereka nyaris tak terbatas.

5. Rasi bintang sudah dikenal sejak zaman dulu

Penyuka Sains Wajib Tahu! 5 Hal Unik tentang Bintang di Alam SemestaRasi bintang sudah dipelajari di zaman kuno. (starwalk.space)

Dicatat dalam Lunar and Planetary Institute, rasi bintang bisa diartikan sebagai sekelompok bintang yang membentuk pola tertentu. Biasanya, pola-pola tersebut didasarkan pada bentuk tertentu sesuai dengan letak dan ketinggiannya dari Bumi. Ada 88 rasi bintang yang sudah diklasifikasikan, termasuk di dalamnya dua belas rasi zodiak yang nama-namanya sudah sangat melegenda.

Menurut sejarahnya, astronom asal Yunani sudah meneliti rasi bintang sejak awal abad ke-5 Masehi. Itu artinya, sejak dulu, penduduk Yunani kuno sudah memahami rasi bintang dan menggunakannya untuk berbagai keperluan, misalnya navigasi. Awalnya, rasi bintang yang diamati tersebut ditandai sebagai kelompok bintang paling terang dan nama dewa-dewi diberikan pada bintang-bintang tersebut.

Budaya kuno ini berlaku di Yunani, Romawi, dan Timur Tengah. Di zaman yang lebih modern, rasi bintang mulai digunakan oleh penjelajah dan pelaut Eropa. Selain kompas, para pelaut kuno akan bergantung pada penampakan rasi bintang di saat langit malam sedang cerah. Yup, mereka akan menggunakan penampakan rasi bintang sebagai sistem navigasi kapal mereka di malam hari.

Beberapa hal unik tentang bintang di alam semesta sudah kamu ketahui. Ternyata, memahami keberadaan bintang di langit tidak sesederhana yang dibayangkan, bukan? Nah, semoga artikel kali ini bisa menambah pengetahuan kamu, ya!

Baca Juga: Selain Aldebaran, Ini 5 Bintang Paling Terang di Rasi Taurus

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya