Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Nyumbu Hitam, Antelop dengan Suara yang Lantang

nyumbu hitam jantan dewasa yang menyendiri (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
nyumbu hitam jantan dewasa yang menyendiri (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Kalau mendengar nama hewan wildebeest atau nyumbu (genus Connochaetes), pikiran kita pasti langsung tertuju pada sekelompok mamalia mirip kerbau berukuran besar yang melakukan migrasi yang sangat menakjubkan. Padahal, nyumbu itu sebenarnya terbagi atas dua spesies yang berbeda. Ada nyumbu biru atau nyumbu biasa (Connochaetes taurinus) yang biasa melakukan migrasi dan nyumbu hitam (Connochaetes gnou) yang justru tidak bermigrasi.

Nah, berbeda dengan kerabat mereka yang lebih tersohor, masih banyak yang belum kenal dengan sosok nyumbu hitam. Secara ukuran, nyumbu hitam masih lebih kecil ketimbang nyumbu biru. Panjang tubuh individu dewasa sekitar 170—220 cm, tinggi 90—129 cm, serta bobot 110—180 kg. Selain soal ukuran, ada beberapa perbedaan ciri fisik dari nyumbu hitam.

Kulit dan rambut mamalia ini biasanya berwarna cokelat tua atau hitam. Menariknya, bagian ekor nyumbu hitam justru berwarna putih atau krem yang membuat bagian ini sangat kontras dengan anggota tubuh lain. Sementara itu, baik jantan maupun betina sama-sama menumbuhkan tanduk berbentuk seperti kait yang panjangnya sekitar 45—78 cm. Tentunya kita tak hanya akan membahas soal ciri fisik dari mamalia yang satu ini. Ada beberapa hal menarik yang sayang untuk dilewati dari nyumbu hitam. Jadi, simak pembahasan sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

nyumbu hitam yang sedang makan di padang rumput (commons.wikimedia.org/Vassil)
nyumbu hitam yang sedang makan di padang rumput (commons.wikimedia.org/Vassil)

Dibanding dengan nyumbu biru, peta persebaran nyumbu hitam jauh lebih terbatas karena hanya ada di sekitaran Afrika bagian selatan saja. Negara seperti Afrika Selatan, Botswana, Namibia, Eswatini, dan Lesotho jadi rumah bagi mamalia yang satu ini. Tak hanya persebaran, pilihan habitat bagi nyumbu hitam pun terbilang sangat sedikit.

Dilansir Animal Diversity, nyumbu hitam utamanya hidup di kawasan padang rumput, serupa seperti saudara mereka. Selain itu, terkadang mereka turut menghampiri kawasan sabana dengan melewati Sungai Orange dan khusus pada musim hujan bergerak ke area bernama karoo, jenis habitat seperti kawasan semi-gurun yang ada di selatan Afrika. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, nyumbu hitam tak punya kebiasaan untuk bermigrasi dalam jarak jauh. Mereka hanya akan bergerak dari satu habitat ke habitat lain yang berdekatan, tergantung musim yang sedang berlangsung.

Hewan ini termasuk hewan diurnal sehingga aktivitas mereka lebih banyak dilakukan pada siang hari. Salah satu aktivitas harian nyumbu hitam adalah mencari makan dan tentunya mereka tergolong sebagai herbivor sejati. Daun-daunan, semak karroid, dan berbagai jenis tanaman yang ada di habitat alami mereka dapat jadi sumber makanan. Menariknya, nyumbu hitam tak perlu minum setiap hari mengingat habitat mereka yang cukup jarang ada sumber air. 

2. Punya kelompok yang terpisah-pisah

Kelompok betina dan anak dari nyumbu hitam yang sedang minum dan beraktivitas di dekat kolam air. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Kelompok betina dan anak dari nyumbu hitam yang sedang minum dan beraktivitas di dekat kolam air. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Nyumbu hitam sebenarnya juga hidup secara berkelompok. Hanya saja, sistem kelompok mereka agak berbeda dan bisa dibilang unik. Secara keseluruhan, kelompok mamalia ini terbagi atas tiga kategori, yakni kelompok betina dan anaknya, kelompok jantan, dan satu jantan dewasa dominan yang mempertahankan batas wilayah tertentu.

Dikutip dari Animalia, kelompok betina dan anak-anak punya luas wilayah sekitar 1 km persegi dan selalu bergerak bersamaan. Jumlah anggota kelompok betina dan anak ini sekitar 10—60 individu dan menariknya betina terbilang agresif saat ada individu dari kelompok lain yang coba mendekat. Sementara itu, kelompok jantan umumnya berisi para jantan muda maupun tua yang sedang atau sudah tidak bisa bereproduksi. Kelompok para jantan ini terbilang lebih kalem dibanding dengan kelompok betina dan anak.

Sementara itu, jantan dewasa yang aktif bereproduksi biasanya lebih menyendiri dengan menetapkan batas wilayah tertentu. Terkadang, wilayah jantan dominan ini melewati wilayah beberapa kelompok betina guna memudahkan saat musim kawin. Tentunya, jantan dominan akan menjaga batas wilayah secara ketat dari jantan lain. Untuk menandai wilayah, nyumbu hitam biasa menggunakan urine, kotoran, suara, sampai kelenjar khusus yang ada di area kaki dan dekat mata mereka.

3. Punya suara yang lantang

Nyumbu hitam jantan mampu menghasilkan suara lantang yang terdengar sampai jarak jauh. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Nyumbu hitam jantan mampu menghasilkan suara lantang yang terdengar sampai jarak jauh. (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Bentuk komunikasi antar sesama nyumbu hitam umumnya menggunakan gestur tubuh ataupun suara. Untuk gestur tubuh, kelompok betina biasa menganggukkan kepala atau menggelengkan kepala ketika berjumpa dengan individu lain dalam satu kelompok, tergantung hierarki individu tersebut. Sementara itu, gestur tubuh yang diperagakan jantan dominan lebih agresif lagi karena ia akan menggaruk tanah dengan kaki, mencoba menyeruduk, sampai berguling di tanah.

Sementara untuk suara, mereka diketahui punya berbagai jenis vokal yang digunakan untuk situasi yang berbeda. Misalnya saja, ada suara yang khusus untuk memanggil sesama, memanggil anak, memperingatkan keberadaan predator, sampai suara agresif ketika hendak mengusir individu lain dari wilayah mereka. Menariknya, saura ini dapat terdengar sangat lantang. Dilansir Ultimate Ungulate, suara dengan vokal hick yang dikeluarkan nyumbu hitam dapat terdengar sejauh 1,5 km, lho.

4. Sistem reproduksi

kawanan nyumbu hitam sedang bersantai (commons.wikimedia.org/Derek Keats)
kawanan nyumbu hitam sedang bersantai (commons.wikimedia.org/Derek Keats)

Musim kawin bagi nyumbu hitam berlangsung antara bulan Februari—April. Hewan ini tergolong poligini sehingga seekor jantan akan kawin dengan beberapa betina berbeda. Namun, terkadang jantan harus bertarung dengan jantan lain yang punya wilayah tumpang tindih dengan wilayah betina supaya dapat memperoleh hak kawin. Selain itu, jantan ternyata cenderung mempertahankan betina-betina dari satu kelompok saja dalam satu musim kawin.

Sebenarnya, jantan dapat mengajak kawin betina dalam haremnya itu kapan saja. Akan tetapi, pembuahan jarang terjadi diluar musim kawin. Dilansir Animal Diversity, nyumbu hitam betina menjalani masa kehamilan selama 8—8,5 bulan sebelum akhirnya melahirkan 1—2 ekor anak. Tentunya, peran betina dalam merawat anak sangat besar karena si anak akan selalu mengikuti induknya sampai waktu tertentu. Hebatnya, anak nyumbu hitam sudah bisa berdiri sekitar 9 menit pascalahir dan mampu berlari dalam satu jam pertama hidupnya.

Nantinya, anak nyumbu hitam akan bersama si induk sampai berusia 4 bulan. Setelah itu, si anak akan tetap berada dalam kelompok betina sampai mencapai usia dewasa. Bagi nyumbu hitam jantan, butuh waktu lebih dari 3 tahun sebelum dikatakan dewasa, sementara betina sudah dewasa dalam kurun waktu 1,5—2,5 tahun saja. Di alam liar, usia maksimal yang bisa dicapai nyumbu hitam adalah 20 tahun.

5. Status konservasi

kelompok nyumbu hitam sedang beraktivitas bersama (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
kelompok nyumbu hitam sedang beraktivitas bersama (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Salah satu perbedaan yang cukup miris antara nyumbu hitam dengan nyumbu biru adalah populasi. Berbeda dengan kerabat mereka yang punya jumlah individu sangat besar, nyumbu hitam justru pernah dinyatakan punah pada beberapa bagian peta persebaran mereka. BioDB melansir kalau sekitar abad ke-19, nyumbu hitam diburu habis-habisan oleh manusia demi daging dan bulu yang punya nilai ekonomi tinggi. 

Beruntungnya, reaksi cepat untuk melakukan konservasi terbukti menyelamatkan populasi nyumbu hitam. Saat ini, mereka sudah masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern) menurut IUCN Red List. Jumlah populasi nyumbu hitam diperkirakan sekitar 11—18 ribu individu dengan tren populasi yang terus meningkat tiap tahunnya.

Ancaman dari perburuan memang tetap ada, tetapi jumlahnya tidak semasif dulu. Masalah yang saat ini dialami nyumbu hitam justru adalah kompetisi dengan hewan ternak manusia dan hibridisasi. Hibridisasi terjadi karena terkadang ada satu individu nyumbu hitam yang kawin dengan nyumbu biru secara tidak sengaja. Kalau dibiarkan dalam jumlah yang besar, genetik asli dari dua spesies nyumbu ini berpotensi rusak pada masa yang akan datang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us