5 Fakta Death Valley, Lembah Panas yang Juga Bisa Kering

Death Valley ditetapkan sebagai monumen nasional pada 1933 dan taman nasional pada 1994 di Amerika Serikat. Death Valley berukuran lebih dari 3 juta hektar sebuah lembah yang terletak di Cagar Biosfer Gurun Mojave dan Colorado di sepanjang perbatasan California/Nevada.
Death Valley dikenal oleh masyarakat dunia sebagai tempat dengan suhu terpanas di muka bumi. Sebenarnya, banyak fakta lainnya yang seru buat dikuak, lho sehingga tak hanya terkenal dengan suhu panasnya. Mengenai fakta tentang suhu terpanas akan dibahas lebih lengkap beserta hal lainnya.
1.Death Valley sebagai tempat terpanas

Dilansir Nps, suhu maksimal pada musim panas sering kali mencapai 134 derajat fahrenheit. Suhu udara tertinggi tercatat 134 derajat fahrenheit dalam sejarah terjadi pada 10 Juli 1913 di Furnace Creek. Curah hujannya rata-rata kurang dari 2 inci, walau ada badai petir sesekali terutama akhir musim panas yang pada akhirnya menyebabkan banjir bandang.
ey begitu panas karena lembah ini sempit yang dikelilingi oleh pegunungan tinggi dan terjal. Panas menyinari bebatuan dan tanah, kemudian terperangkap di kedalaman lembah dan dinding lembah yang tinggi. Pegunungan curam membuat udara panas mengendap dalam jangka waktu yang lama.
2.Death Valley sebagai tempat terkering

Selain panas, Death Valley juga mengalami kekeringan. Tidak ada hujan yang tercatat pada tahun 1929 dan 1953. Periode terkering tercatat hanya sekitar 1,6 cm curah hujan selama 1931-1934. Mengapa bisa kering? Sebab badai musim dingin bergerak ke daratan yang berasal dari samudra Pasifik melewati pegunungan untuk bergerak ke timur.
Saat awan naik, awan akan cenderung menjadi dingin membuat uap air mengembun dan menghasilkan hujan dan salju di pegunungan sebelah barat. Sementara awan sebelah timur tidak kebagian banyak uap air sehingga menciptakan bayangan hujan kering. Jadi daratan di bawah awan timur menjadi kering.
3.Death Valley adalah rumah bagi suku Indian Timbisha

Dilansir dvnha.org, suku Timbisha adalah penduduk asli daratan Death Valley diperkirakan sudah mereka tempati selama lebih dari 1000 tahun. Bangsa Timbisha sudah terbiasa menghadapi kondisi gurun yang keras. Mereka tahu di mana sumber air berada dan tanaman atau tumbuhan yang dapat dimakan. Mereka memburu satwa liar seperti domba tanduk besar dll.
Orang imbisha memanfaatkan sumber daya di pohon Mesquite. Kacang yang dipanen dari pohon-pohon tersebut digiling menjadi tepung bergizi. Sumber makanan penting bagi suku ini adalah kacang pinon bisa langsung dikonsumsi dan disimpan sebagai cadangan selama bulan-bulan musim dingin yang keras. Rumah tradisional orang Timbisha terbuat dari semak belukar.
4.Cekungan Badwater

Cekungan Badwater adalah cekungan yang berada di Taman Nasional Death Valley di mana air yang mengalir ke dalam cekungan tidak akan mengalir ke laut mana pun. Cekungan Badwater merupakan titik terendah di Amerika Utara pada ketinggian 282 kaki di bawah permukaan laut mana pun. Disebut badwater karena orang-orang tidak dapat meminum airnya karena banyak garamnya.
Di cekungan Badwater mengandung natrium klorida (garam), kalsit, gipsum dan boraks. Lantaran mengandung garam, membuat air di cekungan ini terasa sangat asin. Cekungan Badwater dulunya adalah lokasi danau Manly kuno yang kini sudah menguap. Walaupun danaunya menguap, endapan garamnya masih tertinggal hingga kini, jelas Kids.kiddle.
5.Keanekaragaman hayati di Death Valley

Seluas jutaan hektar, membuat Death Valley ditumbuhi beranekaragam tumbuhan meliputi semak kreosot, hutan: shadscalle, pinus limber, pinus bristlecone, blackbrush dan pohon Joshua. Pohon Mesquite mampu menahan suhu panas ekstrim dan kekeringan karena memiliki akar hingga 80 kaki panjangnya memungkinkannya mencapai air jauh di bawah tanah.
Hewan seperti domba tanduk besar dan tikus kanguru dapat beradaptasi dengan lingkungan yang gersang sehingga mereka tidak perlu minum air sepanjang hidupnya. Air bisa mereka dapatkan sedikit dari makanan yang mereka makan seperti biji-bijian. Kura-kura gurun menghindari panas dengan berlindung di dalam sarangnya.
Sayangnya, suku Timbisha disingkirkan saat Death Valley menjadi monumen nasional pada 1930 dan mereka dipindahkan ke sebuah desa di selatan Furnance Creek. Dewasa ini, suku Timbisha adalah mitra aktif Taman Nasional Death Valley untuk melestarikan lembah yang merupakan rumah asli suku tersebut.