Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Elang Alap Kelabu, Predator dengan Penampilan Menawan

potret elang alap kelabu dengan bulu putih bersih (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)
potret elang alap kelabu dengan bulu putih bersih (commons.wikimedia.org/Francesco Veronesi)
Intinya sih...
  • Elang alap kelabu memiliki warna bulu yang menarik dengan panjang tubuh sekitar 40—55 cm dan berat 180—990 gram.
  • Burung ini merupakan predator oportunistis dengan habitat utama di hutan dengan pepohonan tinggi.
  • Elang alap kelabu termasuk hewan monogami dengan betina yang dapat menghasilkan 2—4 butir telur dalam 1 musim kawin.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Predator angkasa tak selamanya memiliki penampilan yang tangguh dan menyeramkan. Beberapa burung predator bisa dibilang tampil dengan tubuh yang terbilang cantik dan tak kalah dengan spesies burung lain yang terkenal akan kecantikan mereka. Nah, salah satu burung predator yang layak untuk menyandang gelar tersebut adalah elang alap kelabu (Accipiter novaehollandiae).

Burung cantik ini memiliki perpaduan warna bulu yang sangat menarik. Bagian punggung biasanya berwarna abu-abu kebiruan saat dewasa dan cokelat saat muda. Sementara, bagian perut berwarna putih. Malahan, ada individu yang kadang tampil dengan bulu berwarna putih di sekujur tubuh. Mereka jadi satu-satunya burung predator yang memiliki warna tersebut. Bagian paruh elang alap kelabu berwarna kuning dengan ujung hitam, sementara sepasang kaki berwarna kuning mereka dilengkapi cakar setajam silet dan dapat mengunci tubuh target dengan baik.

Untuk masalah ukuran, elang alap kelabu terbilang besar untuk ukuran burung dalam genus Accipiter. Panjang tubuh mereka sekitar 40—55 cm, bobot 180—990 gram, dan rentang sayap 70—110 cm. Betina dari spesies ini ternyata berukuran lebih besar dari jantan. Tak hanya itu, elang alap kelabu juga memiliki beberapa fakta menarik yang akan kita ungkap pada kesempatan ini. Pastinya sudah tidak sabar untuk kenalan dengan burung predator yang satu ini, kan? Yuk, langsung gulir layar ke bawah!

1. Peta persebaran dan habitat

elang alap kelabu sedang bertengger di atas pohon (commons.wikimedia.org/Ways)
elang alap kelabu sedang bertengger di atas pohon (commons.wikimedia.org/Ways)

Elang alap kelabu ternyata merupakan burung endemik dari Australia. Dilansir Birds in Backyards, burung ini mudah ditemukan di utara hingga timur Negeri Kanguru. Selain itu, mereka juga ditemukan di Pulau Tasmania. Oh, ya, soal peta persebaran ini ternyata berpengaruh dengan warna bulu mereka. Disebutkan kalau individu yang berada di area utara dan barat laut cenderung memiliki warna putih bersih, sementara individu di timur berwarna abu-abu dan putih.

Habitat utama bagi elang alap kelabu adalah hutan dengan pepohonan yang tinggi. Namun, mereka juga dapat bertahan di beberapa jenis habitat lain, semisal hutan terbuka, hutan tropis, dan kadang lahan pertanian atau pemukiman manusia. Burung ini tidak terlalu nyaman berada di pegunungan karena umumnya mereka berada di bawah ketinggian 500 meter di atas permukaan laut.

2. Makanan favorit dan cara berburu

elang alap kelabu sedang memakan mangsa (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
elang alap kelabu sedang memakan mangsa (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Elang alap kelabu tergolong predator oportunistis dengan pilihan mangsa yang sangat beragam. Burung ini memakan berbagai jenis mamalia kecil, kelelawar, reptil, spesies burung lain, hingga serangga. Metode berburu dari elang alap kelabu berbeda-beda tergantung dengan mangsa yang jadi target.

Dilansir The Peregrine Fund, metode berburu utama yang dilakukan mereka ialah berkamuflase di atas pohon, menunggu, dan menerjang sambil terbang rendah ke arah target jika lengah. Metode ini sangat efektif jika mangsa yang ditargetkan berada di atas tanah. Namun, elang alap kelabu harus terbang di udara dengan cepat untuk mengejar jenis mangsa yang juga bisa terbang. Cakar di kaki mereka bertugas penting untuk menangkap, mengunci, dan menghabisi target yang berhasil mereka peroleh.

3. Burung soliter yang misterius

Elang alap kelabu terbilang masih misterius karena kebiasaan mereka untuk menghindari bahaya. (commons.wikimedia.org/Steve Fitzgerald)
Elang alap kelabu terbilang masih misterius karena kebiasaan mereka untuk menghindari bahaya. (commons.wikimedia.org/Steve Fitzgerald)

Di luar musim kawin, elang alap kelabu lebih condong untuk hidup mandiri. Animalia melansir kalau burung ini tidak melakukan migrasi. Karena itu, mereka cenderung menetap di satu tempat dengan batas wilayah tertentu. Meski memiliki batas wilayah sendiri-sendiri, tidak disebutkan apakah mereka mempertahankan wilayah tersebut hingga menyerang individu lain yang menyusup atau tidak.

Sebab, elang alap kelabu ini terbilang spesies yang sangat pemalu. Mereka sangat jarang menampakkan diri dan memilih menjauh jika merasa ada bahaya. Uniknya, dibandingkan burung dalam genus Accipiter lain, elang alap kelabu ini lebih condong terbang rendah dekat tanah ketimbang mengudara di angkasa lepas. Mengingat habitat mereka berupa hutan yang lebat dan memiliki pohon tinggi, kebiasaan terbang rendah inilah yang justru membuat mereka cukup sulit untuk diamati.

4. Sistem reproduksi

potret elang alap kelabu dewasa (commons.wikimedia.org/Summerdrought)
potret elang alap kelabu dewasa (commons.wikimedia.org/Summerdrought)

Elang alap kelabu ternyata termasuk hewan monogami. Artinya, burung ini hanya akan memiliki satu pasangan sepanjang hidup mereka. Musim kawin bagi burung ini berlangsung antara Juli—Desember. Sebelum kawin dan mengeluarkan telur, pasangan burung ini akan bahu-membahu membangun sarang dengan material berupa ranting dan daun hijau di atas pohon.

The Peregrine Fund melansir kalau elang alap kelabu betina dapat menghasilkan 2—4 butir telur dalam 1 musim kawin. Telur itu akan memasuki masa inkubasi selama 30 hari. Adapun, betina lebih banyak mengerami telur, sementara jantan mencari makan. Setelah menetas, anak burung ini akan menetap selama 30—38 hari. Pada masa itu, induk betina lebih banyak menjaga dan memberi makan, sementara induk jantan berusaha lebih keras untuk memperoleh mangsa untuk diri sendiri, pasangan, dan anak-anak mereka. Meski sudah dapat terbang pada usia 1 bulan, anak elang alap kelabu butuh waktu 6 minggu lagi sebelum bisa berburu dan hidup secara mandiri.

5. Status konservasi

penampakan elang alap kelabu saat sedang terbang di udara (commons.wikimedia.org/Jim Bendon)
penampakan elang alap kelabu saat sedang terbang di udara (commons.wikimedia.org/Jim Bendon)

Dalam catatan IUCN Red List, elang alap kelabu masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Akan tetapi, tren populasi burung ini sebenarnya sedang menunjukkan adanya penurunan. Diperkirakan ada sekitar 2.500—10 ribu individu dewasa yang mengembara di sepanjang peta persebaran burung ini.

Meski masih tergolong hewan berisiko rendah, pemerintah Australia sebenarnya sudah mulai melakukan program perlindungan bagi spesies ini. Dilansir SWIFFT, upaya yang pemerintah setempat lakukan berupa memetakan populasi dan lokasi reproduksi dari elang alap kelabu, menjaga habitat dengan mengurangi kerusakan alam, dan memberikan edukasi pada masyarakat tentang pentingnya upaya konservasi dari spesies ini. Penurunan populasi elang alap kelabu sendiri disebabkan oleh kehilangan habitat dan konflik dengan manusia.

Beragam fakta dari elang alap kelabu tadi begitu menakjubkan, bukan? Ternyata, tidak selamanya burung dengan warna yang mencolok itu mudah diamati oleh peneliti. Elang alap kelabu membuktikan kalau mereka masih bisa memiliki cara hidup yang relatif masih misterius bagi peneliti sekalipun.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us