5 Fakta Ilmiah Mengenai Corak Kulit pada Ular Piton, Bisa Berubah!

Ular piton dikenal sebagai salah satu spesies ular yang memiliki pola kulit unik dan juga terlihat sangat beragam corak yang terdapat pada bagian kulitnya. Ternyata bukan hanya memiliki nilai estetika tersendiri, namun juga memiliki berbagai manfaat biologis yang sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidupnya.
Ternyata pola pada kulit ular piton telah berkembang melalui berbagai proses evolusi dan juga memiliki peran yang sangat krusial sebagai bentuk perlindungan, serta perburuannya. Oleh sebab itu, simaklah deretan fakta ilmiah berikut ini mengenai corak kulit pada ular piton yang membuatnya menjadi makhluk luar biasa dalam dunia reptil.
1. Corak kulitnya berfungsi sebagai kamuflase

Bukan rahasia umum bahwa salah satu fungsi utama dari corak kulit ular piton adalah bentuk mekanisme kamuflase agar bisa melindungi diri dari serangan predator atau pada saat akan menyergap mangsa. Pola belang bercak atau bintik pada bagian kulitnya tentu akan memungkinkan ular piton untuk bisa menyatu dengan lingkungan yang ada di sekitarnya, seperti tanah, bebatuan, hingga dedaunan.
Ada studi mengenai mimikri atau kamuflase yang dilakukan ular, sehingga menunjukkan bahwa spesies dengan pola warna yang lebih kompleks tentu akan lebih sulit terdeteksi oleh pemangsa. Hal ini akan membantu ular piton untuk merasa lebih aman pada saat berburu atau ketika beristirahat di habitatnya.
2. Pola kulit piton dipengaruhi oleh genetika

Warna dan juga pola pada kulit ular piton ternyata ditentukan oleh faktor genetika yang secara otomatis diwariskan dari induknya. Gen tersebut memiliki fungsi penting untuk mengontrol produksi pigmen, seperti karotenoid (pigmen terang) dan juga melanin (pigmen gelap), sehingga memiliki peran penting dalam menentukan variasi dari setiap corak yang muncul pada ular.
Ilmuwan telah menemukan bahwa ada variasi warna yang cenderung ekstrem, seperti albino atau melanistik, yaitu warna yang sangat gelap akibat mutasi genetik yang terjadi. Oleh karena itu, melalui pembiakan yang selektif, maka manusia bisa saja menghasilkan ular piton dengan berbagai pola unik yang sangat populer di kalangan pecinta reptil.
3. Pola kulit pada ular piton bisa berubah seiring pertumbuhan

Ternyata pola kulit pada ular piton tidak terjadi secara permanen, sebab ada beberapa spesies yang justru mengalami perubahan warna dan juga pola ketika sudah tumbuh dewasa. Biasanya anak ular piton akan memiliki bagian corak yang terlihat lebih kontras jika dibandingkan dengan ular yang sudah dewasa.
Perubahan pada warna dan pola ular piton dikenal sebagai ontogenetic color change yang memang berfungsi sebagai strategi dari pertahanan di alam liar. Anak piton dengan pola cerah mungkin meniru spesies yang terlihat beracun sebagai bentuk perlindungan. Sementara piton dewasa biasanya akan memiliki warna yang lebih kusam untuk membantu efektivitas kamuflase ketika berada di habitat yang lebih luas.
4. Corak ular piton bisa mengatur suhu tubuh

Ternyata corak pada kulit piton bukan hanya berfungsi sebagai penyamaran, namun juga memiliki peran dalam termoregulasi, yaitu proses untuk mengatur suhu tubuh yang dimiliki piton. Pada dasarnya merupakan reptil ektotermik, yaitu mengandalkan lingkungan luar untuk bisa mengatur suhu tubuh yang dimilikinya.
Warna kulit yang lebih gelap tentu akan membantu ular dalam menyerap lebih banyak panas dari sinar Matahari, sedangkan pola yang terlihat belang atau bercak dapat mengurangi efek pemanasan berlebih yang dirasakannya. Penelitian ternyata menunjukkan bahwa ular dengan pola bercak justru memiliki distribusi panas yang lebih merata daripada ular yang berwarna polos, sehingga hal ini dapat membantunya untuk tetap aktif bergerak di berbagai kondisi lingkungan yang ada di sekitarnya.
5. Pola kulit piton bisa menjadi sarana komunikasi

Ular memang tidak memiliki kemampuan komunikasi verbal, seperti halnya yang dilakukan oleh mamalia. Namun, justru mereka menggunakan corak kulit dalam interaksi sosial ada beberapa spesies piton yang justru menunjukkan pola warna berubah pada saat musim kawin tiba, sehingga memberikan sinyal visual bagi pasangan yang dinilai potensial.
Ada pula penelitian yang menunjukkan bahwa pola tertentu yang dimiliki ular justru akan membantu untuk mengenali sesama spesiesnya dan juga membedakan antara satu individu yang ada di wilayahnya. Hal ini membuktikan bahwa pola warna ternyata memiliki fungsi penting sebagai bentuk interaksi sosial yang dilakukan sesama ular pada ekosistemnya.
Corak kulit pada ular piton ternyata bukan hanya untuk keindahan saja, namun juga memiliki fungsi biologis yang sangat penting. Hal ini karena ular piton memiliki cara tersendiri untuk berinteraksi sosial berburu hingga mempertahankan diri di alam bebas. Mana fakta menarik yang baru kamu ketahui mengenai corak pada ular piton?