Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Kelinci Amami, Fosil Hidup yang Ada yang di Jepang 

fakta menarik kelinci amami (commons.wikimedia.org/Totti)

Salah satu fosil hidup yang masih bertahan hingga masa kini di Jepang adalah kelinci amami atau amami rabbit. Kelinci ini memiliki kaki dan kaki belakang yang pendek. Tubuhnya agak besar memiliki cakar melengkung yang digunakan untuk menggali dan bahkan memanjat. Telinga mereka jauh lebih kecil dari kelinci lain dan tubuhnya diselimuti dengan bulu berwarna gelap.

Selain julukan fosil hidup yang didapatkan oleh hewan satu ini, kelinci amami juga memiliki banyak fakta menarik yang atraktif untuk diketahui. Penasaran apa saja? Berikut adalah 5 fakta menarik kelinci amami.

1. Hanya bisa ditemukan di dua pulau di Jepang

lokasi persebaran kelinci amami (dok. IUCN Red List)

Fakta menarik pertama tentang kelinci amami adalah hewan ini hanya bisa ditemukan di Jepang, lebih tepatnya di dua pulau yang ada di negeri matahari terbit ini. Adapun dua pulau yang menjadi lokasi tempat tinggal kelinci amami adalah pulau Amami Oshima dan Toku-no-Shima.

Selain dikenal sebagai kelinci amami, hewan dengan bulu gelap ini juga dikenal sebagai kelinci ryukyu atau kelinci hitam liar amami. Hewan ini adalah fosil hidup yang keberadaannya dilindungi oleh pemerintah Jepang.

2. Aktif di malam hari

kelinci amami (commons.wikimedia.org/Momotarou2012)

Kelinci amami adalah hewan nokturnal, mereka aktif dan mencari makan di malam hari. Dilansir Animalia, hewan ini memakan lebih dari 29 spesies tumbuhan. Dari seluruh spesies tumbuhan tersebut, mereka biasanya hanya memakan kecambahnya, pucuk muda, dan juga bijinya.

Selain itu, mereka juga memakan bagian kulit batang dan ranting. Tidak jarang hewan nokturnal ini juga memakan kacang-kacangan dan kambium dari berbagai spesies tumbuhan.

3. Hanya tersisa sekitar 5000 ekor saja

kelinci amami (commons.wikimedia.org/Totti)

Dilansir IUCN, menurut pencatatan per tahun 2016, jumlah kelinci amami yang tersisa di Jepang hanya ada sekitar 5.000 ekor saja. Jumlah ini tercatat mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2006 yang hanya ada sekitar 2.000 hingga 4.800 ekor saja.

Akan tetapi, apabila dibandingkan dengan tahun 1993, jumlah ini mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 1993-1994, jumlah kelinci amami di Jepang 2.500 hingga 6.100 ekor.

4. Suaranya mirip pika

pika (commons.wikimedia.org/Frédéric Dulude-de Broin)

Fakta menarik keempat dari kelinci endemik Jepang ini adalah suara yang mereka hasilkan. Meski di sebagian besar waktunya mereka tidak mengeluarkan banyak suara, mereka juga masihlah makhluk hidup yang berkomunikasi dengan menggunakan suara.

Suara kelinci amami mirip dengan pika, mamalia mungil yang imut yang hidup dan tersebar di gunung-gunung di Asia dan Amerika. Mereka berkomunikasi dengan clicking sounds dan suara panggilan. Dua hal tersebut adalah hal yang tidak biasa pada spesies kelinci.

5. Kawin 2 kali dalam 1 tahun

kelinci amami (commons.wikimedia.org/Momotarou2012)

Kelinci amami juga dikenal sebagai promiscuous creatures. Mereka tidak hanya bertahan dengan satu pasangan saja selama hidupnya. Dilansir Animalia, kelinci amami kawin dua kali dalam setahun. Mereka biasanya kawin pada akhir bulan Maret-Mei dan September-Desember.

Kelinci betina biasanya akan melahirkan 2-3 anak dimana mereka akan ditempatkan di sebuah lubang yang sudah induknya gali. Lubang tersebut berfungsi sebagai tempat sembunyi dan melindungi anak kelinci dari predator. Setiap malam, induk dari anak kelinci amami ini akan datang ke lubang untuk merawat mereka. Kemudian, saat mereka akan pergi, induk kelinci akan menutup lubang tersebut dengan menggunakan tanah dan material tumbuhan sehingga membuat lokasinya tersamarkan.

Saat ini, kelinci amami masih berada dalam bahaya kepunahan. Meski tercatat ada penambahan jumlah individual, namun, IUCN masih mencatat jika populasi dari hewan ini masih menurun setiap tahunnya. Apabila dibiarkan begitu saja, tidak menutup kemungkinan jika kelinci amami akan benar-benar punah dari Jepang dan bumi kita.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us