5 Fakta Pelikan Putih Besar, Mampu Membuat Formasi Terbang Unik

- Pelikan putih besar memiliki rentang sayap terpanjang kedua di dunia burung penerbang, yakni 226—360 cm.
- Persebaran pelikan putih besar sangat luas.
- Pelikan putih besar adalah karnivor spesialis pemburu ikan.
Sudah jadi rahasia umum kalau burung pelikan (genus Pelecanus) termasuk salah satu keluarga burung penerbang paling besar di dunia. Salah satu spesies yang mewakili pernyataan tersebut adalah pelikan putih besar (Pelecanus onocrotalus). Bagaimana tidak, rentang sayap burung ini jadi yang terpanjang kedua di dunia burung penerbang dengan ukuran 226—360 cm, hanya kalah dari albatros kelana (Diomedea exulans). Sementara itu, panjang tubuh pelikan putih besar sekitar 140—180 cm dengan bobot 5,4—15 kg.
Sesuai dengan nama mereka, pelikan putih besar tampil dengan bulu berwarna putih, tetapi ada pula sedikit bagian berwarna hitam atau abu-abu tua pada bagian bawah sayap mereka. Bagian paruh panjang dan kaki berselaput burung ini berwarna kuning hingga jingga. Uniknya, saat musim kawin, bagian dada burung ini berubah warna menjadi merah muda dan cokelat. Oh, ya, ukuran pelikan putih besar jantan lebih besar ketimbang betina.
Fakta menarik dari pelikan putih besar pastinya tak sebatas ukuran dan warna bulu mereka yang menawan. Kita akan berkenalan lebih lanjut dengan burung besar yang satu ini. Jadi, kalau sudah penasaran, yuk, simak pembahasan lengkapnya di bawah ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Peta persebaran pelikan putih besar terbilang sangat besar karena mereka sering berpindah-pindah tempat. Dilansir Animalia, burung ini tinggal di Afrika Timur, Afrika Barat, Afrika Tengah, hingga Afrika Selatan. Namun, burung yang satu ini dapat berpindah ke Asia Barat, Timur Tengah, hingga Eropa Timur. Mengingat peta persebaran yang luas itu, wajar kalau pilihan habitat dari pelikan putih besar turut beragam.
Utamanya, burung ini tinggal di gurun pasir yang dekat dengan sumber air. Selain itu, pelikan putih besar dapat tinggal di hutan hujan tropis, dataran tinggi, sabana, danau, rawa, dan kolam dengan banyak tanaman air beserta rumput di sekitar. Pelikan ini paling menyukai sumber air yang agak hangat ataupun panas karena dapat mendukung kemampuan berburu mereka.
Pelikan putih besar pastinya tergolong karnivor, lebih tepatnya piskivor. Mereka spesialis pemburu berbagai spesies ikan dengan proporsi sekitar 81 persen dari total makanan harian yang dikonsumsi. Selain ikan, pelikan ini turut memakan cacing, invertebrata, dan amfibi dalam jumlah yang lebih sedikit. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pelikan putih besar memilih air yang agak hangat dan dangkal untuk mencari makan. Hal ini karena paruh besar mereka akan mudah untuk menyerok ikan yang ada di dalam air.
Uniknya, saat ikan sedang langka di tempat tinggal mereka, pelikan putih besar akan membentuk kelompok untuk berenang dengan formasi V, bergerak perlahan dan teratur, serta mengumpulkan ikan di dalam kantung paruh mereka. Burung yang satu ini tergolong hewan diurnal sehingga aktivitas mencari makan dilakukan pada pagi sampai siang. Dalam 1 hari, mereka dapat mengonsumsi sekitar 1.450—2.250 gram makanan, lho.
2. Paruh yang punya peran penting

Sebelumnya sudah disebutkan kalau paruh pelikan putih besar dimanfaatkan mereka untuk mengonsumsi makanan. Selain itu, berkat adanya kantung khusus di bagian bawah paruh burung ini atau yang disebut kantung gular, mereka dapat mengumpulkan ikan berukuran besar atau dalam jumlah banyak sebelum akhirnya ditelan. Namun, fungsi dari paruh burung yang satu ini ternyata tak berhenti sampai di situ, lho.
The Maryland Zoo in Baltimore melansir kalau kantung gular pada paruh pelikan putih besar berguna untuk mengatur temperatur tubuh. Cara burung ini melakukan hal tersebut ialah dengan melepaskan panas berlebih di darah yang mengalir melalui kulit kantung gular mereka. Dengan demikian, berada di dalam air yang relatif hangat atau panas tentu bukan jadi masalah bagi burung yang satu ini.
Kembali untuk urusan makan, sebenarnya pelikan putih besar turut menyerok air ketika mencari makan. Malahan, air yang diserok itu masuk dalam jumlah besar. Namun, saat mereka mengangkat kepala dari dalam air, kantung gular di paruh mereka berkontraksi sehingga air di dalam keluar, tetapi tetap menjebak ikan yang sudah diserok. Diketahui kalau kantung gular pelikan putih besar dapat menampung hingga 13 liter air dan 4 kg ikan dalam satu kali sesi mencari makan.
3. Hidup berkelompok dan rutin bermigrasi

Pelikan putih besar terbilang sangat suka bersosialisasi dengan sesama. Mereka selalu hidup dalam koloni berjumlah besar dengan jumlah 2—75 individu. Kelompok ini sangat kompak dalam menjaga satu sama lain dan hampir selalu mencari makan bersama. Dalam berkomunikasi, burung ini menggunakan gestur gerakan dan suara. Gestur gerakan dapat berupa kepakan sayap atau gerakan kepala. Sementara, suara berupa desisan keras muncul ketika ada predator dan gerutuan saat berinteraksi dengan sesama.
Kawanan pelikan putih besar rutin melakukan migrasi. Biasanya, mereka bergerak dari Asia atau Eropa menuju Afrika ketika musim gugur tiba (Agustus—Oktober) dan kembali menuju Asia atau Eropa saat musim semi (sekitar April). Dilansir Animal Diversity, saat bermigrasi, pelikan putih besar akan membentuk formasi seperti huruf V, sama seperti ketika mereka mencari makan.
Jarak yang ditempuh burung ini saat bermigrasi terbilang sangat impresif. Dalam sehari saja, mereka bergerak sekitar 133—160 km dengan kecepatan terbang sekitar 30—44 km per jam. Jumlah burung yang bermigrasi ternyata menentukan jarak yang akan mereka tempuh. Semakin banyak individu yang berpartisipasi, semakin jauh pula jarak migrasi pelikan putih besar.
Ada alasan mengapa burung ini mempertahankan formasi V ketika terbang bersama. Ketika sudah di udara, mereka perlu menghemat energi dengan cara terbang memanfaatkan arus udara panas yang terkumpul di sekitar anggota koloni. Dengan cara itu, pelikan putih besar dapat meluncur secara horizontal tanpa perlu banyak mengepakkan sayap.
4. Sistem reproduksi

Musim kawin bagi pelikan putih besar terjadi pada April, tepatnya saat mereka ada di Asia atau Eropa. Burung ini tergolong hewan monogami sehingga pasangan pelikan akan selalu bersama sampai salah satu mati. Malahan, ketika bermigrasi, pasangan burung ini turut bergerak bersama hingga mencapai tujuan. Saat musim kawin, pelikan putih besar mengalami sedikit perubahan ciri fisik, yakni bulu mereka sedikit berwarna merah muda. Selain itu, ada ritual kawin antarpasangan yang berupa terbang berkeliling di sekitar sarang mereka.
Sarang pelikan putih besar bisa berada di atas tanah ataupun pohon. Sarang ini dibuat oleh jantan dari material sisa tanaman, rumput, hingga ranting pohon. Animal Diversity melansir kalau pelikan betina dapat menghasilkan 1—3 butir telur dalam sekali musim kawin, kemudian memasuki masa inkubasi selama 29—36 hari. Baik jantan maupun betina akan bergantian menjaga dan mengerami telur. Saat sudah menetas, peran ini tidak berubah dan justru bertambah karena kedua induk harus bergantian mencari makan untuk diri sendiri, pasangan, dan anak mereka.
Anak pelikan putih besar akan ada dalam perawatan kedua induk selama 8—10 minggu. Pada minggu awal kelahiran mereka, anak burung ini hampir tidak bisa bangun karena paruh mereka yang terlampau besar. Saat sudah berusia 8—10 minggu itu, anak pelikan ini siap meninggalkan sarang, tetapi kadang induk mereka tetap memberi makan pada si anak, terutama jika belum bisa mencari makan sendiri. Untuk mencapai usia kematangan seksual, pelikan putih besar perlu waktu selama 3 tahun.
5. Status konservasi

Berdasarkan catatan IUCN Red List, pelikan putih besar masuk dalam kategori hewan dengan risiko rendah (Least Concern). Tren populasi mereka tidak diketahui, tetapi estimasi populasi burung ini sekitar 260—300 ribu individu. Sebenarnya, tidak ada tantangan besar yang sedang dihadapi spesies ini. Akan tetapi, khusus di beberapa wilayah persebaran, terdapat beberapa masalah bagi pelikan putih besar.
Di India dan Eropa Timur, misalnya, populasi pelikan putih besar mulai terganggu karena kerusakan habitat alami mereka, dilansir Animalia. Kerusakan ini terjadi karena aktivitas manusia yang membuka lahan, mencemari sumber air, dan sengaja menargetkan sarang burung ini demi memperoleh daging atau telur mereka. Soal usia, pelikan putih besar hidup antara 15—28 tahun di alam liar. Namun, dalam penangkaran atau kebun binatang, mereka dapat hidup lebih panjang, yakni mencapai 51 tahun.
Gimana? Unik sekali, kan, salah satu burung penerbang terbesar di dunia ini? Siapa sangka kalau menjelang musim kawin, ada spesies burung yang dapat mengubah sedikit ciri fisik mereka yang memudahkan proses observasi bagi para peneliti. Kalau menurutmu, fakta mana yang paling menarik dari pelikan putih besar?