Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Sejarah Kota Lalitpur, Kota Tua Penuh Kuil di Nepal

potret Kota Lalitpur
potret Kota Lalitpur (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)
Intinya sih...
  • Lalitpur, Nepal, dikenal sebagai kota kuno penuh kuil
  • Berdiri sejak abad kuno dan dipengaruhi banyak dinasti
  • Dijuluki kota seni karena keahlian para pengrajin
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu tertarik dengan kota kuno yang penuh cerita, Lalitpur di Nepal adalah salah satu destinasi yang wajib masuk daftar impianmu. Kota ini dikenal juga sebagai Patan dan terletak di Lembah Kathmandu. Di setiap sudutnya kamu bisa menemukan kuil, vihara, dan bangunan berornamen tradisional yang mencerminkan perpaduan budaya Hindu dan Buddha.

Selain kaya akan arsitektur kuno, Lalitpur juga menjadi rumah bagi masyarakat Newar yang mempertahankan tradisi leluhur hingga sekarang. Cerita sejarahnya panjang, mulai dari masa kerajaan hingga masa modern yang penuh tantangan. Dari banyaknya aspek menarik, berikut lima fakta sejarah Lalitpur yang membuatnya layak disebut kota tua penuh kuil.

1. Berdiri sejak abad kuno dan dipengaruhi banyak dinasti

potret Kota Lalitpur
potret Kota Lalitpur (commons.wikimedia.org/Shadow Ayush)

Lalitpur dipercaya sudah ada sejak sekitar tahun 299 M saat Raja Varadeva dari Dinasti Licchavi membangun kota ini. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa permukiman di wilayah ini bahkan sudah berkembang lebih awal pada masa Dinasti Kirat. Kondisi geografisnya yang strategis membuatnya menjadi pusat budaya dan kekuasaan sejak masa awal Nepal kuno.

Setelah itu, kota ini berkembang melalui masa Dinasti Thakuri dan Malla. Tiap periode membawa gaya kepemimpinan dan budaya yang berbeda sehingga warisan arsitekturnya sangat beragam. Perubahan zaman tidak memudarkan identitas sejarah Lalitpur sebagai kota tua yang penuh makna.

2. Dijuluki kota seni karena keahlian para pengrajin

potret lukisan thangka
potret lukisan thangka (commons.wikimedia.org/Sailko)

Lalitpur sering dikenal sebagai “City of Fine Arts” berkat tradisi kerajinan Newar yang begitu kuat. Masyarakatnya ahli membuat ukiran kayu, patung logam, dan lukisan thangka yang bernilai tinggi. Keindahan karya mereka bisa dilihat di kuil, vihara, maupun bangunan tradisional yang masih berdiri hingga kini.

Kerajinan di kota ini bukan sekadar seni visual. Banyak karya yang dibuat untuk keperluan ritual dan kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, seni dan spiritualitas berjalan berdampingan dalam kehidupan masyarakatnya.

3. Rumah bagi Situs Warisan Dunia yang memukau

potret Patan Durbar Square
potret Patan Durbar Square (commons.wikimedia.org/Alexander Shafir)

Salah satu ikon terbesar Lalitpur adalah Patan Durbar Square yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Di dalam kompleks ini berdiri bangunan bersejarah seperti Krishna Mandir, Mahabouddha, dan Kumbeshwar yang memiliki arsitektur unik. Setiap bangunan menggambarkan perpaduan budaya Hindu dan Buddha dalam satu kawasan.

Selain itu, ada Golden Temple atau Hiranya Varna Mahavihar, sebuah vihara Buddha berhias logam emas. Tempat ini masih aktif digunakan untuk ibadah dan ritual harian. Pengunjung bisa melihat langsung bagaimana tradisi masa lalu tetap hidup di era modern.

4. Masa kejayaan pada era Dinasti Malla

potret Kota Lalitpur
potret Kota Lalitpur (pexels.com/ding lei)

Ketika Dinasti Malla berkuasa, Lalitpur mengalami masa keemasan di bidang seni, budaya, dan arsitektur. Banyak kuil dan istana megah didirikan pada abad ke-16 hingga ke-18, lengkap dengan ukiran dan ornamen rumit khas Newar. Detail arsitekturnya menunjukkan perpaduan kuat antara simbolisme Hindu dan Buddha.

Bangunan yang diciptakan pada era ini masih berdiri meski sudah beberapa kali diterpa gempa besar. Durbar Square menjadi saksi bisu kecanggihan pengrajin dan arsitek di masa itu. Sampai sekarang, gaya Malla masih menjadi identitas visual Lalitpur.

5. Dipugar setelah gempa dan budayanya terus dijaga

potret Patan Durbar Square
potret Patan Durbar Square (commons.wikimedia.org/Harry Paudyal)

Gempa besar Nepal tahun 2015 menyebabkan banyak kuil dan bangunan tua di Lalitpur rusak. Patung, tembok, dan struktur kuno mengalami kerusakan berat. Namun warga lokal, pemerintah, dan komunitas internasional bergerak cepat untuk melakukan restorasi.

Proses pemugaran dilakukan dengan prinsip menjaga bentuk aslinya. Banyak bangunan kini kembali berdiri megah seperti sebelum terjadinya bencana. Usaha pelestarian ini menunjukkan bahwa Lalitpur bukan hanya peninggalan sejarah, tapi juga warisan hidup yang dijaga bersama.

Menjelajahi Lalitpur seperti menyusuri lorong waktu yang terus berdetak. Kota ini menyimpan jejak masa lampau sekaligus napas kehidupan yang masih hangat hingga sekarang. Siap suatu hari menjejakkan langkah di kota penuh kuil dan kisah ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Jika Hidup di Era Klasik, Ini Dewa-Dewi Perang yang Jadi Pelindungmu

02 Okt 2025, 11:10 WIBScience