Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Garter Kepala Hitam, si Kecil yang Gemar Berenang

potret ular garter kepala hitam di perairan dangkal (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)
potret ular garter kepala hitam di perairan dangkal (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)

Pernah dengar nama ular garter kepala hitam (Thamnophis cyrtopsis)? Mereka masuk dalam famili Colubridae dan memiliki 34—36 kerabat lain yang tergolong pada genus Thamnophis. Karakteristik ular garter kepala hitam terketak pada warna sisik yang didominasi warna hijau zaitun tua dengan pola garis kuning di tengah tubuh, putih atau krem pada bagian sisi, dan kehijauan pada bagian perut. Selain itu, ada pula motif dua totol yang berderet di sepanjang tubuh ular yang satu ini.

Ukuran ular garter kepala hitam terbilang kecil. Mereka hanya tumbuh sepanjang 41—109 cm dengan bobot beberapa gram saja. Ada beberapa fakta menarik dari spesies ular ini yang akan segera kita bongkar satu per satu. Kalau ingin kenalan dengan ular garter kepala hitam, simak pembahasan di bawah ini sampai selesai, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

ilustrasi peta persebaran ular garter kepala hitam (commons.wikimedia.org/JorikThePooh)
ilustrasi peta persebaran ular garter kepala hitam (commons.wikimedia.org/JorikThePooh)

Ular garter kepala hitam termasuk ular dari Dunia Baru. Artinya, peta persebaran mereka berada di kawasan benua Amerika. Secara spesifik, ular ini menghuni kawasan Amerika Utara. Negara seperti Amerika Serikat bagian barat dan barat daya, Meksiko, dan Guatemala jadi rumah bagi mereka.

Dilansir Animalia, pilihan habitat bagi ular garter kepala hitam sangat beragam, mulai dari padang rumput, perbukitan, berbagai jenis hutan, tepian gurun, rawa, sampai lembah. Ketinggian yang dipilih juga sangat bervariasi, mulai dari 0—2.700 meter di atas permukaan laut. Kemudian, spesies ular ini selalu tinggal dekat dengan sumber air. Sebab, di sana ada banyak sumber makanan yang bisa mereka peroleh.

Nah, terkait dengan makanan, mangsa pilihan ular garter kepala hitam umumnya berupa ikan kecil, amfibi, spesies ular lain yang lebih kecil, cacing, dan berbagai jenis invertebrata lain. Menariknya, mereka punya kebiasaan untuk menelan mangsa dalam kondisi masih hidup. Jadi, setelah berhasil menangkap mangsa, mereka akan membelit mangsa itu sebentar dan segera melahapnya.

2. Ular yang suka berenang

Kemampuan berenang ular garter kepala hitam sangat jempolan karena banyak menghabiskan waktu di sumber air. (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)
Kemampuan berenang ular garter kepala hitam sangat jempolan karena banyak menghabiskan waktu di sumber air. (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)

Ular garter kepala hitam bisa dibilang lebih banyak menghabiskan waktu di air atau sekitar sumber air ketimbang di daratan. Sebagai hewan diurnal, aktivitas ular ini lebih banyak terjadi pada siang hari, sementara ketika malam mereka akan mencari celah batu atau lubang milik mamalia kecil untuk beristirahat. Mereka adalah reptil yang sangat piawai dalam berenang, mengingat kemampuan itu akan sangat bermanfaat dalam proses mencari mangsa.

Animal Diversity melansir kalau gerakan ular garter ekor hitam terbilang sangat cepat saat berada di air. Mereka tidak menyelam, melainkan berenang di permukaan. Ketika berenang, tubuh ular ini akan membentuk huruf S yang membuat gerakan semakin cepat. Kalau kebetulan ada calon mangsa, mereka dapat memanfaatkan teknik diam dan sergap untuk memudahkan proses berburu. Teknik ini paling efektif digunakan untuk jenis mangsa amfibi.

3. Bukan termasuk ular yang berbahaya

Ular garter kepala hitam dapat menyelam untuk menghindari ancaman. (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)
Ular garter kepala hitam dapat menyelam untuk menghindari ancaman. (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)

Sebenarnya, ular garter kepala hitam ini termasuk spesies ular berbisa. AZ Animals melansir kalau saliva atau liur ular ini mengandung racun neurotoksin yang menyerang sistem saraf. Meski terlihat menyeramkan, dosis racun pada bisa mereka terbilang sangat kecil sampai tidak membahayakan manusia. Tujuan utama dari racun ular garter kepala hitam tak lebih untuk melumpuhkan mangsa supaya mudah dikonsumsi.

Sejauh ini, tidak ada laporan fatal ataupun luka berat akibat gigitan ular yang satu ini. Efek yang ditimbulkan tak lebih dari iritasi, gatal, dan sensasi kulit terbakar. Malahan, sebenarnya kasus gigitan pun sangat jarang terjadi. Hal ini ada kaitannya dengan sifat ular garter kepala hitam yang cenderung sangat pemalu dan waspada.

Ketika melihat atau merasakan keberadaan manusia, mereka lebih memilih kabur dengan cepat atau bersembunyi di lubang terdekat. Jika kebetulan berada di dekat sumber air, mereka juga lebih memilih menyelam atau berenang menjauh. Metode terakhir yang umum dilakukan adalah melepaskan cairan atau kotoran dengan bau menyengat dengan harapan kita segera menjauh. Hal ini dilakukan karena ular garter kepala hitam menganggap manusia sebagai predator yang dapat mengancam jiwa.

4. Sistem reproduksi

ular garter kepala hitam sedang berjemur (commons.wikimedia.org/Diana Fuentes)
ular garter kepala hitam sedang berjemur (commons.wikimedia.org/Diana Fuentes)

Musim kawin bagi ular garter kepala hitam terjadi pada awal musim semi atau setelah selesai melakukan hibernasi. Spesies ini termasuk hewan ovovivipar sehingga betina akan bertelur sekaligus mengandung sebelum akhirnya melahirkan anak-anak. Tidak diketahui apakah ada ritual kawin khusus yang dilakukan ular garter kepala hitam saat musim kawin.

Yang jelas, setelah kawin, betina akan “mengandung” telur dan calon anak selama 3 bulan. Dilansir Animal Diversity, dalam satu musim kawin, betina mampu melahirkan sekitar 3—24 ekor anak. Tidak ada peran induk betina setelah anak lahir karena mereka sudah bisa hidup secara mandiri. Oh iya, butuh waktu selama 2—3 tahun sebelum anak ular garter kepala hitam dapat bereproduksi. Sementara itu, usia yang mampu dicapai reptil ini sekitar 12—15 tahun.

5. Status konservasi

potret ular garter kepala hitam di perairan dangkal (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)
potret ular garter kepala hitam di perairan dangkal (commons.wikimedia.org/ALAN SCHMIERER)

Menurut IUCN Red List, status konservasi ular garter kepala hitam ada pada kategori risiko rendah (Least Concern). Selain itu, tren populasi reptil ini terbilang stabil, meski total populasi di alam belum dapat dipastikan. Sebenarnya, ada ancaman yang berpotensi mengurangi populasi ular garter kepala hitam, yakni kerusakan alam.

Akan tetapi, mengingat fleksibilitas habitat pilihan mereka, sejauh ini ancaman itu belum begitu serius. Selain itu, di beberapa tempat, ular garter kepala hitam sering ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan. Namun, sama seperti alasan pertama, sejauh ini kegiatan itu tidak berdampak negatif bagi populasi secara keseluruhan.

Dari ular garter kepala hitam kita belajar kalau ternyata tak semua ular berbisa itu berbahaya bagi manusia. Hal ini wajar mengingat salah satu fungsi bisa pada ular itu sedari awal memang dikhususkan untuk berburu mangsa. Meski demikian, tetap jangan coba menyentuh spesies ular apa pun secara sembarangan, terutama kalau tidak punya keahlian menangani reptil ini, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Ular Garter Kepala Hitam, si Kecil yang Gemar Berenang

05 Sep 2025, 15:06 WIBScience