12 Fakta Unik Sphinx yang Misterius dan Penuh Teka-teki

Walau hanya muncul di dalam mitologi, Sphinx menjadi salah satu makhluk paling misterius dan membingungkan. Sebab, bagi beberapa budaya, Sphinx adalah monster yang mengerikan, tetapi ada juga yang menganggapnya sebagai roh penjaga. Meskipun begitu, kita menganggap Sphinx sebagai makhluk yang legendaris.
Kamu pasti tahu, kan, tentang Sphinx Agung Giza, patung terkenal yang terletak tidak jauh dari Piramida Mesir. Nah, di sebagian besar budaya, Sphinx dikaitkan dengan pengetahuan dan teka-teki. Mau tahu, kan, seperti apa fakta unik Sphinx sebenarnya? Yuk, langsung aja kita bahas!
1. Sphinx berasal dari peradaban kuno

Sphinx merupakan salah satu makhluk paling terkenal dalam mitologi. Sebagai lambang ambiguitas itu sendiri, Sphinx adalah hewan yang punya pengetahuan tak terbatas sekaligus misterius. Dikutip Encyclopedia of Ancient Deities, makhluk ini disebut pertama kali muncul di Mesir.
Sphinx digambarkan memiliki kepala manusia dan tubuh singa. Namun, ia juga digambarkan memiliki kepala domba jantan dan elang. Di samping itu, Sphinx juga ditemukan pada peninggalan dari peradaban Nubia dan Minoa Kuno, meskipun arkeolog seperti Nota Kourou tidak yakin 100 persen apakah Sphinx ini punya arti yang sama seperti yang ada di Mesir.
Selain itu, Sphinx juga bisa ditemukan hampir di seluruh dunia. Di Asia, ia digambarkan dengan sayap. Penggambaran yang serupa juga muncul di Yunani pada abad ke-8 SM. Namun, di mana pun Sphinx muncul, ia tetap dipuja sekaligus ditakuti.
2. Bagaimana orang Mesir Kuno mengartikan Sphinx?

Di Mesir Kuno, Sphinx dianggap sebagai penjaga spiritual, atau pelindung lorong-lorong. Sphinx adalah hewan agung yang bisa menakuti siapa pun. Itu karenanya, patungnya sering kali ditempatkan di pintu masuk makam dan kuil.
Di sisi lain, Sphinx Mesir sering mengenakan hiasan kepala firaun yang disebut nemes. Nah, tidak diragukan lagi, nih, kalau Sphinx punya kedekatan dengan dewa. Sebab, firaun adalah mata rantai terdekat antara manusia dan para dewa.
Sebagaimana yang dilansir Ancient Egypt Research Associates, istilah Sphinx dalam bahasa Mesir Kuno berarti shesep ankh Antum, yang jika diterjemahkan menjadi 'citra hidup Atum.' Atum adalah dewa pencipta dalam mitologi Mesir selama masa Kerajaan Lama Mesir. Ia menciptakan dirinya sendiri dari kekacauan dan menjelma sebagai matahari terbenam. Orang Mesir pun mengaitkan Sphinx dengan Atum, karena mereka sama-sama perkasa dan tangguh.
Sama seperti Sphinx yang punya dua bentuk dalam tubuhnya, makhluk ini pun dikaitkan dengan dewa pencipta dan dunia bawah bernama Aker atau dikenal sebagai Ruti. Dewa tersebut menjaga gerbang fajar dan kehidupan setelah kematian. Aker sendiri digambarkan sebagai Sphinx berkepala dua yang saling menyatu.
3. Sphinx adalah mahakarya yang menyimpan makna tersembunyi dan bertahan hingga hari ini

Sphinx yang paling terkenal adalah Sphinx yang masih berdiri megah di Giza, Mesir. Berulang kali digali dan terkubur kembali di dalam pasir selama berabad-abad, Sphinx Agung Giza menjadi Sphinx yang paling dikenal dalam sejarah. Namun, tidak diketahui secara pasti siapa sebenarnya yang membangun Sphinx Agung Giza. Meskipun demikian, diperkirakan kalau pembangunannya terjadi pada Kerajaan Lama Mesir, khususnya sekitar tahun 2558 hingga 2532 SM.
Sphinx Agung Giza disebut dengan banyak nama, di antaranya Horemakhet (Matahari di Cakrawala), Harmarkhis (Putra Matahari), dan Abu-al-Hol (Bapak Teror). Sphinx diduga sangat mirip dengan Firaun Khafra, yang memerintah pada Dinasti Keempat Kerajaan Lama Mesir (sekitar 2570 SM). Kemungkinan besar, Firaun Khafra-lah yang membangun Sphinx dan dibuat agar mirip seperti dirinya.
Seperti yang dijelaskan Smithsonian Magazine, arkeolog Amerika, Mark Lehner, meneliti bahwa bayangan yang dihasilkan dari Sphinx dan Piramida Khafre di dekatnya, melambangkan firaun yang memberikan persembahan kepada dewa matahari. Itu berarti, Sphinx mewakili Khafre sebagai Dewa Horus, dewa elang yang dihormati orang Mesir. Dewa ini memberikan persembahan dengan dua cakarnya kepada ayahnya, Khufu, yang berinkarnasi sebagai dewa matahari bernama Ra, yang bangkit dan terbenam di kuil itu.
Nah, bayangan ini terlihat ketika seseorang berdiri di dekat Sphinx selama titik balik matahari di musim panas, dan matahari terbenam di tengah-tengah bayangan Piramida Khafre dan Khufu. Peristiwa itu menyerupai hieroglif akhet. Hieroglif ini jika diterjemahkan menjadi 'cakrawala,' dan melambangkan siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali.
4. Kenapa hidung Sphinx Agung Giza patah atau hancur?

Misteri hilangnya hidung Sphinx Agung Giza memang sangat menarik untuk dibahas. Pasalnya, misteri tersebut sangat membingungkan para arkeolog hingga hari ini. Meskipun seluruh tubuhnya mengalami kerusakan selama bertahun-tahun, baik karena faktor alam maupun karena hiruk pikuk turis, hilangnya hidung Sphinx menjadi hal yang masih diperdebatkan.
Beberapa orang berspekulasi bahwa hidung Sphinx patah selama invasi Napoleon Bonaparte dari 1798 hingga 1801. Mereka menyalahkan tentara Napoleon dan Mamluk karena menembakkan bola meriam ke wajah Sphinx Agung. Namun, jika kita melihat penjelasan dari Smithsonian Journeys, penjelajah Denmark bernama Frederic Louis Norden pernah membuat sketsa Sphinx pada 1737, sebelum masa pemerintahan Napoleon, dan hidung Sphinx memang sudah hilang. Wah, semakin rumit aja, nih.
Teori lain datang dari al-Maqrizi, seorang sejarawan Mesir dan penulis abad ke-15. Ia menulis kalau hidung Sphinx dirusak oleh seorang Muslim Sufi yang melakukan protes. Ia kesal karena Sphinx dihormati layaknya Tuhan. Dia adalah Mohammed Sa'im al-Dahr, yang diduga menyerang Sphinx pada 1378. Alasannya, ia marah pada petani setempat karena berdoa kepada Sphinx atau menyembah Sphinx, karena ingin meminta agar hasil pertanian mereka melimpah.
5. Sphinx yang digambarkan Yunani Kuno sangat berbeda dengan Mesir

Legenda Sphinx dibawa ke Yunani Kuno selama Zaman Perunggu. Nah, orang-orang Yunani Kuno memiliki cerita Sphinx mereka sendiri. Masyarakat tersebut bahkan menjadikan Sphinx sebagai makhluk mitologi versi mereka.
Dalam Theogony, penyair Yunani Hesiod atau Hesiodos menulis tentang asal-usul Sphinx, yang disebutnya Phix. Phix memiliki kepala perempuan, tubuh singa dan bersayap. Menurut mitologi Yunani Kuno, Sphinx adalah anak dari dua monster bernama Echidna dan Orthrus. Beberapa versi cerita lain mengatakan bahwa putri Echidna yang bernama Chimaera adalah ibu Phix.
Echidna dan Orthrus punya dua sifat yang berbeda. Echidna adalah setengah perempuan dan setengah ular. Echidna memiliki putra sekaligus kekasih bernama Orthrus, makhluk anjing berkepala dua. Orthrus sendiri adalah kembaran dari Cerberus, penjaga Hades. Terlahir dari monster, Phix punya kekuatan penghancur dan pembawa sial.
Kata sphinx sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno, dari kata sphingein, yang berarti 'mengikat' atau 'meremas'. Nah, kalau Sphinx Mesir yang digambarkan dengan kepala singa dan tubuh laki-laki disebut Hesiod sebagai androsphinx. Hanya saja, versi Yunani dari androsphinx ini bersayap.
Di Yunani, Sphinx digambarkan jahat, tidak seperti versi Mesir yang digambarkan baik. Pasalnya, Sphinx Mesir dipercaya bisa membimbing seseorang ke dunia bawah. Sementara itu, Sphinx dalam mitologi Yunani justru menunjukkan jalan yang berbahaya.
6. Sphinx muncul dalam cerita Oedipus

Phix terkenal karena muncul dalam cerita Oedipus atau Oidipus, yang berjudul Oedipus Rex atau Oidipus Sang Raja karya Sophocles (Sofokles). Dalam beberapa cerita, Hera mengirim Phix (Sphinx) ke Thebes sebagai hukuman atas dosa Raja Laius. Sementara di cerita lain, Apollo mengirim Sphinx untuk membalas dendam atas pembunuhan raja.
Namun, terlepas dari bagaimana Sphinx ada dalam cerita tersebut, Sphinx rupanya mendatangkan malapetaka di kota. Ia digambarkan akan melahap siapa pun yang tidak dapat menjawab teka-tekinya, yaitu "Apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi hari, dua kaki di siang hari, dan tiga kaki di malam hari?"
Sesampainya di Thebes dan tanpa sengaja membunuh ayahnya, Oedipus mampu mengecoh Phix dengan memecahkan teka-tekinya. Jawabannya, seorang laki-laki atau manusia. Sebab, manusia merangkak saat bayi, berjalan saat dewasa, dan menggunakan tongkat di usia tua. Setelah mengetahui teka-tekinya terpecahkan, Phix mengakhiri hidupnya dan tewas.
Oedipus pun menyelamatkan kota, lalu ia menikahi Ratu Jocasta dan membunuh ayahnya serta meniduri ibunya sendiri. Phix sendiri adalah hasil dari hubungan inses, sama seperti yang dilakukan Oedipus dengan sang ibu.
7. Sphinx masuk ke Asia melalui jalur perdagangan internasional

Dari Mesir ke Yunani, Sphinx menjelajahi dunia. Kisahnya terkenal dari Mesopotamia, India hingga Thailand. Kisah Sphinx ini diduga dibawa oleh para pedagang melalui Jalur Sutra (jalur perdagangan internasional di peradaban kuno). Meskipun Sphinx digambarkan berbeda-beda di setiap negara, sifatnya justru tidak banyak mengalami perubahan. Di beberapa negara, Sphinx dianggap sebagai salah satu pelindung atau semacamnya. Itu mengapa, Sphinx sering kali ditempatkan sebagai jimat di pintu masuk kuil, untuk menangkal nasib buruk dan roh jahat.
Dalam bahasa Sansekerta, Sphinx dikenal sebagai purushamriga atau 'manusia binatang'. Pematung India bahkan membuat patung Sphinx yang sama menakutkannya dengan patung-patung Sphinx di Mesir dan Yunani. Myanmar dan Thailand juga memiliki versi Sphinx mereka sendiri, yang masing-masing dikenal sebagai manussiha dan apsonsi. Dijelaskan Ancient Origins, Sphinx Asia terlahir saat budaya Helenistik menjelajahi rute perdagangan kuno.
Sphinx yang diceritakan dibanyak versi, selalu terkait erat dengan yang ilahi. Seperti Sphinx Mesir, Sphinx Asia juga sebagian besar baik hati. Selain itu, Sphinx Asia juga diselimuti ambiguitas dan misteri. Hanya sedikit teks yang bertahan untuk menjelaskan makna dan misteri Sphinx, yang membuat para arkeolog berspekulasi tanpa henti tentang Sphinx.
8. Sphinx digilai organisasi dan tokoh terkenal

Organisasi Freemason terobsesi dengan segala hal tentang Mesir. Nah, misterius Sphinx sendiri sebenarnya mencerminkan sifat rahasia organisasi ini. Hal ini terlihat dari ikonografi Freemason yang dihiasi dengan piramida dan mata Ra atau simbol mata kanan Dewa Ra, yang bisa melihat segalanya.
Pada akhir era Victoria, okultis Inggris terkenal bernama Aleister Crowley juga tertarik dengan Sphinx. Ia menulis dalam Liber Aleph (De Natura) tentang sifat Sphinx yang feminin sekaligus maskulin. Selain itu, penulis asal Prancis, Alfred Jerry, yang hidup pada masa yang sama dengan Crowley, juga terpesona dengan Sphinx. Ia menganggap Sphinx punya kombinasi maskulin dan feminin yang serupa. Sphinx pun dipahaminya sebagai sosok yang menentang hukum alam, menjadikannya sosok misterius sekaligus mengancam.
9. Bagaimana legenda Sphinx sampai ke Eropa?

Misteri Sphinx juga menyusup ke Eropa, terutama setelah kampanye Napoleon Bonaparte ke Mesir. Sejak awal era Renaisans, ditemukannya kembali tulisan Yunani-Romawi mengilhami rasa ingin tahu orang Eropa tentang Mesir Kuno. Namun, pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, minat terhadap Mesir Kuno sangat tinggi hingga digilai, yang dikenal sebagai Egyptomania.
Para seniman berlomba-lomba ke Mesir untuk melukis dan memotret makhluk mitologi yang mendominasi di Mesir, salah satu foto paling awal dipotret pada 1865 oleh Felix Bonfils. Sphinx juga menjadi daya tarik bagi para penulis. Salah satunya W B Yeats, yang menulis salah satu deskripsi paling terkenal tentang Sphinx dalam puisinya yang berjudul The Second Coming.
Di luar Egyptomania, Sphinx juga meracuni imajinasi orang Eropa melalui mitos Oedipus. Pada 1864, seniman Gustave Moreau melukis Oedipus and the Sphinx, yang menggambarkan Sphinx memikat Oedipus dengan tatapannya. Kedua tokoh itu digambarkan sebagai sepasang kekasih.
10. Sphinx dikaitkan dengan feminitas oleh beberapa penulis sastra terkenal

Sphinx menjadi simbol favorit bagi para penulis dan seniman, Sphinx dapat melambangkan apa saja. Sphinx dianggap sebagai abstraksi tentang sisi feminin. Ia mendominasi dan terkadang berbahaya. Sebuah manifestasi dari hibrida (persilangan) dan paradoks.
Sphinx bahkan menjadi gambaran yang sangat kuat bagi pelukis Surealis asal Argentina bernama Leonor Fini. Dalam sebagian besar lukisannya, Sphinx direpresentasikan dari sisi feminin yang dominan. Franz von Stuck juga tertarik dengan Sphinx. Stuck mengabadikan Sphinx dalam lukisannya yang berjudul The Sphinx's Kiss (1895). Baginya, Sphinx menjadi perwujudan hasrat. Ia menggoda manusia menuju hal yang misterius.
Dalam novelnya, Nadja, yang diterbitkan pada 1928, André Breton membuat cerita tentang Sphinx. Misteri Sphinx ini membuat Breton tergila-gila dengan Sphinx, sampai-sampai ia mempelajari lebih dalam tentang Sphinx. Oscar Wilde, yang menjadi legenda sastra, juga tidak ketinggalan membahas Sphinx.
Tak hanya itu, Carl Jung juga menulis bahwa Sphinx itu adalah ibu-imago atau 'Ibu yang Mengerikan'. Ia membandingkan kemisteriusan Sphinx dengan sifat perempuan yang suka menggoda. Namun, Sphinx juga punya sifat hewaninya, yang ditakuti oleh laki-laki yang mencari sebuah jawaban.
11. Sphinx dianggap sebagai simbol dari sebuah simbol

Para filsuf juga terobsesi dengan gambaran Sphinx. Filsuf asal Jerman, Hegel, menyebutnya sebagai makhluk simbolis. Pasalnya, karena Sphinx sangat misterius dan sulit dipahami, Hegel pun berpendapat kalau setiap orang bisa mengarang sendiri seperti apa Sphinx itu. Namun bagi Hegel sendiri, Sphinx dianggap sebagai alam bawah sadar manusia yang hanya dapat ditebus oleh kesadaran.
Dalam buku Beyond Good and Evil, Nietzsche menggambarkan Sphinx sebagai kebenaran. Sphinx dianggap memberikan manusia kemampuan untuk mencari kebenaran. Nietzsche mendorong pembaca untuk menjadi Oedipus dan juga Sphinx.
12. Sphinx dalam budaya kontemporer

Sphinx masih memikat banyak orang hingga kini, baik sebagai mitologi lama maupun dalam bentuk baru. Sphinx, seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, merupakan monster yang menjaga pintu masuk. Dalam penggambaran modern, Sphinx sering kali dibayar karena bantuan mereka dalam memecahkan teka-teki yang sangat rumit.
The Neverending Story karya Michael Ende juga berisi deskripsi tentang dua Sphinx yang menjaga gerbang pertama ke Southern Oracle, yang disebut Gerbang Teka-teki. Sphinx ini saling menatap dengan tatapan kosong. Versi filmnya justru lebih liar, nih. Soalnya, Sphinx digambarkan bisa menembakkan laser dari mata mereka untuk membunuh siapa pun yang dianggapnya tidak layak memasuki pintu yang dijaganya.
Meskipun bentuknya dapat berubah, Sphinx akan selalu menjadi pelindung, yang dikaitkan dengan pengetahuannya yang misterius. Meskipun minat terhadap Sphinx telah mereda sejak Egyptomania abad ke-19, tatapan Sphinx yang misterius justru bikin kita kebingungan. Teka-teki Sphinx memang menjadi minat karena daya tariknya yang abadi, daya tarik yang bertahan lama meskipun sifatnya yang belum bisa dipahami sepenuhnya.