Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Cuaca di Bulan, Samakah dengan Bumi?

potret Bulan (pexels.com/Bruno Scramgnon)
potret Bulan (pexels.com/Bruno Scramgnon)
Intinya sih...
  • Bulan adalah satelit alami Bumi yang memiliki pengaruh pada pasang surut air laut.
  • Cuaca di Bulan tidak ada angin, guntur, hujan, atau salju karena tidak memiliki atmosfer yang signifikan.
  • Suhu di permukaan Bulan mengalami perubahan ekstrim dari 121°C pada siang hari hingga -246°C di area dekat kutub.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bulan adalah objek luar angkasa yang terlihat paling terang saat malam hari. Objek ini menjadi satu-satunya satelit alami yang mengorbit planet Bumi ini. Selain itu, Bulan juga memiliki pengaruh yang cukup penting bagi planet ini, seperti pada pasang surut air laut.

Cuaca di Bulan ternyata cukup berbeda dengan cuaca di Bumi. Bagaimana cuaca yang terjadi di Bulan? Yuk, simak penjelasan berikut ini!

1. Tidak terjadi hujan maupun salju

ilustrasi hujan (pixabay.com/SeagullNady)
ilustrasi hujan (pixabay.com/SeagullNady)

Cuaca di Bulan sangat berbeda dengan cuaca di permukaan Bumi. Dikutip dari NASA, Bulan tidak memiliki atmosfer yang signifikan sama seperti atmosfer di Bumi. Oleh karenanya, cuaca di Bulan tidak terjadi seperti yang terjadi di permukaan Bumi. Cuaca di Bulan tidak terjadi angin, guntur, hujan, atau salju. Langit di Bulan terlihat gelap gulita dan tidak ada awan yang terbentuk.

2. Perubahan suhu siang dan malam yang ekstrim

potret Bulan (NASA’s Scientific Visualization Studio/Ernie Wright)
potret Bulan (NASA’s Scientific Visualization Studio/Ernie Wright)

Suhu di permukaan Bulan akan mengalami perubahan yang ekstrim pada malam hari dan siang hari. Hal ini disebabkan karena lapisan eksosfer Bulan yang sangat tipis. Dilansir dari NASA, lapisan eksosfer Bulan terlalu sedikit untuk dapat memerangkap maupun menyebarkan sinar Matahari. Hal ini membuat terjadi perbedaan suhu yang sangat cepat dan drastis pada area yang diterangi sinar Matahari (siang) dan area yang gelap (malam). 

Suhu pada bagian sekitar ekuator Bulan dapat mencapai 121°C pada siang hari dan dapat turun hingga -133°C pada malam hari. Bahkan pada area di dekat kutub Bulan yang selalu gelap, suhu area tersebut dapat mencapai -246°C. Area ini menyimpan endapan es yang kemungkinan telah berusia miliaran tahun.

3. Terpapar partikel dari aktivitas Matahari

potret Matahari (NASA/Goddard/SDO)
potret Matahari (NASA/Goddard/SDO)

Matahari sering mengeluarkan aliran partikel bermuatan ke tata surya yang disebut dengan fenomena angin Matahari. Bumi dan Bulan sama-sama terpengaruh oleh angin Matahari, tetapi pengaruh yang terjadi di Bulan lebih besar dampaknya. Dilansir dari NASA, Bumi memiliki pelindung yang tidak dimiliki Bulan, yaitu lapisan atmosfer dan medan magnet Bumi. Lapisan atmosfer di Bulan hampir tidak ada dan Bulan tidak memiliki medan magnet.

Aktivitas dari Matahari lainnya juga dapat berpengaruh di Bulan, seperti fenomena lontaran massa korona Matahari. Matahari juga dapat melontarkan semburan partikel berenergi ke permukaan Bulan.

4. Terpapar sinar kosmik galaksi

potret galaksi Bima Sakti (pexels.com/Philippe Donn)
potret galaksi Bima Sakti (pexels.com/Philippe Donn)

Permukaan di Bulan juga dapat diterpa sinar kosmik galaksi. Dilansir dari NASA, sinar kosmik galaksi ini dapat berasal dari galaksi yang jauh dari galaksi Bima Sakti ataupun galaksi lain. Sinar kosmik ini bisa memecahkan atom-atom yang ada di permukaan Bulan, sehingga melepaskan radiasi.

5. Sering terkena hujan meteor

potret hujan meteor (NASA/Ames Research Center/ISAS/Shinsuke Abe dan Hajime Yano)
potret hujan meteor (NASA/Ames Research Center/ISAS/Shinsuke Abe dan Hajime Yano)

Permukaan Bulan juga sering dihantam oleh hujan dari meteor maupun objek luar angkasa lainnya. Lapisan atmosfer Bulan yang hampir tidak ada membuat objek-objek luar angkasa dapat masuk ke permukaan Bulan. Dilansir dari NASA, permukaan Bulan cukup sering dihantam oleh meteor atau objek-objek yang lebih besar. Hujan dari puing-puing yang kering ini akan menghantam lapisan luar Bulan. Meteor dapat meledak saat jatuh bertumbukan dengan tanah. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya kawah-kawah di permukaan Bulan.

Bulan ternyata memiliki cuaca yang sangat ekstrim dan berbahaya, seperti adanya perubahan suhu yang ekstrim, diterpa partikel-partikel Matahari dan galaksi, hingga hujan meteor. Cuaca di sana sangat berbeda dengan cuaca di Bumi. Bagaimanakah kira-kira keadaan para astronot yang melakukan perjalanan ke permukaan Bulan, ya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fani Rahmawati
EditorFani Rahmawati
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Burkina Faso, Dijuluki Tanah Orang-orang Jujur

10 Sep 2025, 12:59 WIBScience