Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Mengejutkan Kota Tallinn, Kota Digital Terkemuka di Dunia

potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Scotch Mist)
potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Scotch Mist)
Intinya sih...
  • Tallinn menjadi pusat inovasi teknologi dan pemerintahan digital
  • Pemilu online, layanan administrasi digital, dan program e-Residency adalah bukti keunggulan Tallinn dalam teknologi
  • Kombinasi antara tradisi dan teknologi menciptakan atmosfer unik di Tallinn
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa sangka, di pojok utara Eropa, ada sebuah kota kecil yang diam-diam jadi raksasa digital dunia. Tallinn, ibu kota Estonia, mungkin terdengar asing bagi sebagian besar orang, tapi kota ini dikenal sebagai pionir dalam urusan teknologi dan pemerintahan digital. Meskipun luasnya gak seberapa besar dan populasinya gak sebanyak kota metropolitan lainnya, Tallinn sukses memposisikan diri sebagai pusat inovasi yang menginspirasi dunia.

Dari sistem e-residency sampai pemilu berbasis internet, Tallinn menunjukkan bahwa masa depan bukan sekadar mimpi. Kota ini berhasil menciptakan ekosistem digital yang efisien, aman, dan inklusif, bahkan sejak awal tahun 2000-an. Tapi di balik citra modernnya, Tallinn juga punya sejarah, budaya, dan gaya hidup yang unik. Nah, berikut ini lima hal paling mengejutkan dari kota Tallinn yang bikin siapa pun tercengang.

1. Pemilu online sejak 2005, tanpa drama ribet

potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Hiiumaamudeliklubi)
potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Hiiumaamudeliklubi)

Tallinn jadi kota pertama di dunia yang mengadakan pemilu nasional secara online lewat sistem i-Voting sejak tahun 2005. Dilansir dari e-Estonia, warga Estonia cukup menggunakan ID digital untuk memilih dari rumah, kafe, bahkan saat lagi traveling ke luar negeri. Prosesnya cepat, aman, dan transparan berkat sistem enkripsi yang canggih. Hasilnya? Partisipasi pemilih justru naik karena gak harus antre di TPS.

Sistem ini juga jadi bukti kalau teknologi digital bisa memperkuat demokrasi, bukan malah bikin ribet. Bahkan pada pemilu tahun 2023, lebih dari 51% suara dikumpulkan lewat i-Voting. Tallinn sebagai pusat pengembangan sistem ini menunjukkan bahwa transparansi dan efisiensi bisa jalan bareng. Jadi kalau selama ini pemilu identik dengan keruwetan logistik, Tallinn justru membuktikan sebaliknya.

2. Layanan pemerintah online 24/7, semua urusan beres dari HP

potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Ralf Roletschek)
potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Ralf Roletschek)

Di Tallinn, hampir semua urusan administrasi bisa diselesaikan secara online, dari bayar pajak, perpanjangan SIM, registrasi bisnis, sampai ngurus akta kelahiran. Dilansir dari laporan e-Estonia, 100% layanan publik di Estonia sudah tersedia secara digital dan bisa diakses 24 jam. Gak heran kalau warga Tallinn jarang banget perlu datang langsung ke kantor pemerintahan.

Efisiensi digital ini bikin kehidupan sehari-hari jadi jauh lebih praktis. Menurut data dari e-Estonia, tiap warga Estonia menghemat rata-rata 5 hari kerja setiap tahunnya karena gak perlu ngurus birokrasi secara manual. Tallinn sebagai pusat pemerintahan juga punya budaya kerja dan layanan publik yang sudah terbiasa dengan sistem paperless. Dunia boleh bicara soal smart city, tapi Tallinn udah jalan duluan sejak dua dekade lalu.

3. Bisa jadi warga digital Estonia, meski tinggal di Indonesia

potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Taavi Prints)
potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Taavi Prints)

Tallinn dikenal dengan program e-Residency, di mana orang dari seluruh dunia bisa jadi warga digital Estonia tanpa harus tinggal di sana. Dilansir dari e-Residency Official Site, program ini memungkinkan siapa pun untuk membuka bisnis, mengakses sistem keuangan Eropa, dan menandatangani dokumen legal secara digital. Sejak diluncurkan tahun 2014, sudah lebih dari 100 ribu orang dari 170 negara yang terdaftar.

Program ini jadi game changer buat para digital nomad dan entrepreneur global. Gak perlu ribet cari izin tinggal, cukup daftar, verifikasi, dan semua akses terbuka dari mana saja. Tallinn sukses memanfaatkan keunggulan digital bukan cuma untuk warga lokal, tapi juga sebagai aset diplomasi dan ekonomi global. Estonia kecil, tapi Tallinn besar dalam pikiran dan inovasi.

4. Kota tua yang futuristik, perpaduan masa lalu dan masa depan

potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Scotch Mist)
potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Scotch Mist)

Meski modern secara teknologi, Tallinn tetap mempertahankan Kota Tua (Old Town) yang masuk daftar Warisan Dunia UNESCO. Dilansir dari UNESCO World Heritage Convention, kawasan ini punya arsitektur abad pertengahan yang masih terjaga sempurna sejak abad ke-13. Jalanan berbatu, menara tua, dan katedral kuno jadi pemandangan sehari-hari, berbaur kontras tapi harmonis dengan startup dan co-working space.

Kombinasi antara tradisi dan teknologi ini menciptakan atmosfer unik yang bikin betah. Gak cuma turis, tapi juga para inovator dunia yang memilih Tallinn sebagai tempat tinggal dan kerja. Beberapa kantor startup digital terbesar Estonia, seperti TransferWise (sekarang Wise) dan Bolt, bahkan berkantor gak jauh dari situs bersejarah. Tallinn membuktikan bahwa kemajuan gak harus mengorbankan warisan budaya.

5. Internet adalah hak dasar warga

potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Iñaki Lopez de Luzuriaga)
potret Kota Tallinn (commons.wikimedia.org/Iñaki Lopez de Luzuriaga)

Salah satu keputusan revolusioner Estonia adalah menjadikan akses internet sebagai hak dasar warga negara sejak tahun 2000. Dilansir dari e-Estonia, pemerintah Estonia, lewat kebijakan digital yang dipusatkan di Tallinn, memastikan bahwa semua warganya bisa terkoneksi, bahkan di wilayah pedesaan. Wi-Fi gratis tersebar di ruang publik, sekolah, taman, dan pusat layanan masyarakat.

Hasilnya? Tallinn punya warga yang benar-benar melek teknologi. Anak-anak diajarkan coding sejak SD, dan lansia diajak belajar internet lewat program komunitas. Digital inclusion bukan cuma jargon, tapi benar-benar diterapkan. Tallinn bukan sekadar kota digital karena infrastruktur, tapi karena mindset warganya juga udah digital sejak dini.

Tallinn memang bukan kota yang besar secara ukuran, tapi pencapaiannya di dunia digital jelas bikin banyak negara besar perlu belajar. Kota ini berhasil menggabungkan efisiensi teknologi dengan kenyamanan hidup yang tetap manusiawi. Kalau bicara masa depan, Tallinn udah hidup di dalamnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us