Kenapa Indonesia Tidak Ada Salju? Ini 5 Alasannya!

- Indonesia tidak memiliki salju karena letak geografisnya yang berada di sekitar garis khatulistiwa. Ini menyebabkan iklim tropis sepanjang tahun.
- Suhu udara membuat kelembapan naik sehingga pembentukan salju hampir mustahil terjadi di Indonesia.
- Ketinggian gunung di Indonesia tidak cukup ekstrem untuk mendukung pembentukan salju secara konsisten.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam kondisi geografis. Adapun, pertanyaan yang sering muncul ialah kenapa Indonesia tidak ada salju. Padahal, beberapa negara tetangga, seperti Jepang dan Korea Selatan, bisa mengalami musim salju setiap tahun. Fenomena ini tentu berkaitan erat dengan letak geografis, iklim, dan kondisi atmosfer yang dimiliki Indonesia.
Walau Indonesia memiliki beberapa daerah pegunungan yang tinggi, kehadiran salju tetap sangat langka. Ada berbagai faktor ilmiah yang memengaruhi hal ini dan semuanya saling berkaitan. Untuk memahami alasan lengkapnya, kita simak lima penjelasan ilmiah berikut.
1. Posisi geografis Indonesia menyebabkan iklim tropis sepanjang tahun

Letak geografis Indonesia, yang berada di sekitar garis khatulistiwa, membuatnya terus mendapat penyinaran Matahari sepanjang tahun. Sinar Matahari yang konstan tersebut menghasilkan suhu rata-rata harian yang tinggi. Ini menyebabkan iklim tropis mendominasi seluruh wilayah. Suhu permukaan tanah maupun udara di Indonesia jarang sekali turun ke titik beku yang menjadi syarat utama terbentuknya salju.
Berbeda dengan negara-negara di lintang tinggi yang mengalami perubahan musim secara ekstrem, Indonesia hanya memiliki dua musim, yakni hujan dan kemarau. Kedua musim ini tidak cukup untuk menciptakan fluktuasi suhu yang drastis seperti di negara empat musim. Akibatnya, pembentukan salju menjadi hal yang hampir mustahil di sebagian besar wilayah Indonesia yang berada di dataran rendah atau wilayah urban.
2. Suhu udara tinggi membuat kelembapan naik dan mencegah pembentukan salju

Salah satu syarat utama terjadinya salju ialah suhu udara yang berada di bawah titik beku, yakni 0 derajat celsius. Di Indonesia, suhu udara rata-rata harian berkisar antara 25 hingga 32 derajat celsius. Bahkan, pada malam hari sekalipun, suhu udara tidak cukup dingin untuk membekukan uap air di atmosfer menjadi butiran salju. Hal ini karena penyinaran Matahari yang kuat membuat atmosfer hangat dan jenuh dengan uap air.
Kelembapan udara di Indonesia yang sangat tinggi juga memperkuat kondisi atmosfer yang hangat. Ketika uap air mengembun di atmosfer, hasilnya bukan berupa salju, tetapi hujan. Wilayah tropis memang dikenal memiliki curah hujan yang tinggi karena kandungan uap air yang melimpah di udara, tapi tidak cukup dingin untuk mengubahnya menjadi kristal es atau salju. Jadi, faktor suhu dan kelembapan udara menjadi kunci penting dalam menjawab kenapa Indonesia tidak ada salju.
3. Ketinggian gunung di Indonesia tidak cukup ekstrem untuk mendukung salju abadi

Meski Indonesia memiliki sejumlah pegunungan tinggi, seperti Puncak Jaya di Papua, sebagian besar gunung lain tidak memiliki ketinggian yang cukup untuk mendukung pembentukan salju secara konsisten. Salju memang pernah ditemukan di pucuk Puncak Jaya bahkan Dieng. Namun, itu pun dalam jumlah yang sangat terbatas. Bahkan, es abadi di Puncak Jaya pun semakin menipis akibat perubahan iklim global yang terus meningkat.
Faktor lain yang berperan ialah suhu harian di daerah pegunungan yang masih relatif hangat. Walau suhu pada malam hari bisa cukup rendah, fluktuasi suhu siang dan malam yang besar membuat kristal salju mudah mencair sebelum sempat menumpuk. Akibatnya, salju tidak bisa bertahan dalam waktu lama. Fenomena ini tidak bisa dianggap sebagai musim salju seperti di negara beriklim sedang atau dingin.
4. Pola angin muson memengaruhi pembentukan awan dan hujan, bukan salju

Angin muson di Indonesia merupakan sistem angin musiman yang terjadi karena perbedaan tekanan udara antara daratan dan lautan. Di Indonesia sendiri, angin muson membawa uap air dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik hingga ke daratan, yang kemudian menjadi penyebab utama musim hujan. Namun, angin muson ini tidak membawa massa udara dingin yang dibutuhkan untuk pembentukan salju.
Udara yang dibawa angin muson cenderung lembap dan hangat sehingga menghasilkan hujan lebat di berbagai wilayah Indonesia. Bahkan, di daerah pegunungan, kondisi ini lebih memicu terbentuknya hujan dibanding salju. Inilah salah satu alasan meski Indonesia sering diguyur hujan deras, tidak pernah mengalami fenomena salju seperti di negara-negara empat musim.
5. Suhu permukaan laut yang tinggi menjaga suhu atmosfer tetap hangat

Indonesia selalu dikelilingi oleh lautan luas yang memiliki suhu permukaan cukup tinggi sepanjang tahun. Suhu laut ini juga berperan besar dalam menjaga suhu udara tetap hangat karena laut merupakan penyimpan panas yang sangat efektif. Ketika panas dari laut dipancarkan ke udara, atmosfer menjadi hangat dan tidak memungkinkan pembentukan es atau salju.
Selain itu, lautan yang hangat juga memperkuat terjadinya penguapan yang tinggi sehingga udara menjadi jenuh uap air. Proses ini memang memperkuat potensi curah hujan, tetapi tidak mendukung pembentukan salju. Akibatnya, suhu di wilayah Indonesia sulit sekali turun ke titik beku, bahkan pada malam hari atau musim kemarau sekalipun.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama kenapa Indonesia tidak ada salju terletak pada faktor iklim tropis yang bersumber dari letak geografis hingga pengaruh angin muson dan suhu laut yang hangat. Kombinasi dari semua kondisi tersebut membuat Indonesia tidak pernah mengalami musim dingin seperti negara-negara beriklim sedang maupun kutub. Faktor-faktor ini bukan hanya menjelaskan mengapa Indonesia tidak mengalami salju, tetapi juga memperlihatkan bagaimana karakteristik iklim tropis membentuk pola cuaca dan musim di negara ini. Jadi, meski salju bisa menjadi hal yang menarik, keberadaan iklim tropis di Indonesia juga memberikan keunikan tersendiri.
Referensi
"Does It Snow In Indonesia?". Exploration Junkie. Diakses pada Juli 2025.
"Indonesian mountain to lose everlasting snow to climate change by 2025". The Straits Times. Diakses pada Juli 2025.
"Weather factors affecting snow coverage on Mt. Jayawijaya, Indonesia". Unhas. Diakses pada Juli 2025.