Disebut Pulau Alien, Ini 7 Flora Unik di Pulau Sokotra

Dracaena cinnabari adalah flora unik yang berasal dari Era Mesozoikum dan menjadi salah satu ekosistem tertua di Bumi, menurut keterangan laman Socotra. Pohon ini juga disebut pohon darah naga karena menghasilkan getah berwarna merah seperti darah. Getah ini biasanya digunakan sebagai obat peradangan, antiseptik, dan pewarna.

Pohon ini memiliki bentuk payung yang unik, yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian antara 6 sampai 9 meter. Ada banyak sekali Dracaena cinnabari di pulau ini, yang telah ada di sini sejak zaman dinosaurus. Dracaena cinnabari yang ada di Sokotra telah berumur ratusan tahun, tetapi sayangnya tidak ada populasi baru yang tumbuh.

Adenium obesum var socotranum adalah flora endemik dari pulau Sokotra yang memiliki bentuk fisik sangat unik. Dijelaskan dalam laman LLIFLE, flora ini berasal dari keluarga Apocinaceae, memiliki batang besar berbentuk kerucut dengan diameter hingga 2,4 m dan dapat tumbuh setinggi i 3,5 meter.

Banyak yang menyebut bahwa tanaman ini seperti versi mini dari pohon baobab. Beberapa tumbuh menjadi pohon tinggi sementara beberapa tumbuh sebagai pohon dengan batang lebar.

Boswellia sacra atau pohon Olibanum adalah spesies langka, yang tingginya mencapai antara 2 hingga 8 meter. Menurut laman Socotra, ciri unik dari pohon ini adalah mampu menghasilkan getah berbau harum. 

Getah ini diekstraksi dengan membuat sayatan dangkal pada kulit kayu, batang, atau cabang pohon. Selain memiliki wangi yang menyenangkan, getah dari Boswellia sacra secara tradisional dianggap sebagai obat universal dan digunakan oleh tabib di masa lalu karena kualitas antiseptiknya. Ini juga digunakan oleh orang Mesir untuk mumifikasi.

Commiphora ornifolia memiliki ciri berupa bentuknya yang bengkok, kulitnya berwarna abu-abu yang mudah dikupas, dan dapat tumbuh hingga setinggi 8 meter. Selain itu, daun dari tanaman ini memiliki warna hijau tua dan bunga yang tidak mencolok. 

Dilansir laman Socotra, tanaman ini sangat umum di Sokotra dan dapat ditemukan terutama di daerah semak dan di antara pohon-pohon yang tumbuh di daerah 0 hingga 800 meter di atas permukaan laut. Saat dipotong, pohon ini menghasilkan tetesan damar dengan bau yang wangi.

Dendrosicyos socotranus juga disebut sebagai pohon mentimun Sokotra. Menurut laman Planet Desert, spesies ini endemik di pulau Sokotra dan merupakan satu-satunya spesies di Cucurbitaceae yang tumbuh dalam bentuk pohon.

Tanaman ini memiliki batang bulat dan mahkota kecil, daunnya hampir bulat, ditutupi dengan bulu halus, sedikit bergigi, serta dapat tumbuh mencapai ketinggian 3 m. Tanaman ini juga menghasilkan bunga saat berumur lima tahun.

Punica protopunica adalah spesies pohon endemik terkenal lainnya di pulau Sokotra. Ini adalah kerabat dari pohon delima yang masuk dalam kategori rentan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). 

Tanaman ini adalah tanaman asli Mediterania. Pohon ini memiliki daun yang lebat, terkadang berduri, bunga merah mencolok, dan dapat menghasilkan buah bulat dengan pulp yang dapat dimakan. Demikian menurut penjelasan laman Royal Horticultural Society.

Diterangkan dalam laman Socotra Eco-Tours, Sokotra memiliki keanekaragaman spesies Boswellia yang tinggi. Sebagai informasi, pohon ini menghasilkan kemenyan yang telah diperdagangkan selama sekitar 5000 tahun untuk digunakan dalam upacara keagamaan dan obat-obatan. 

Salah satu spesies Boswellia asli Sokotra adalah Boswellia ameero, yang umumnya ditemukan di sepanjang rute jalan kaki dari Wadi Ayheft ke Meqadrihon Pass. Sayangnya, beberapa populasi tidak beregenerasi dan dianggap sebagai peninggalan alam. Sejak beberapa tahun lalu, pohon ini telah diklasifikasikan sebagai rentan oleh IUCN.

Sokotra memang rumah bagi berbagai spesies flora unik yang mungkin tidak ditemukan di tempat lain di Bumi. Tak mengherankan jika kemudian banyak yang mengatakan bahwa berkunjung ke Sokotra terasa seperti menginjakkan kaki di planet lain karena pulau kecil ini memang menawarkan lanskap dan suasana yang sangat tidak biasa.