Mengenal Bioinformatika, Gabungan Antara Ilmu Biologi dan Komputer

Kamu pasti sudah pernah mendengar tentang ilmu biologi kan? Ilmu biologi merupakan suatu bidang ilmu yang membahas terkait bentuk, proses, dan sistem kehidupan mikroba, jamur, tumbuhan, hewan, serta manusia. Biologi ini merupakan ilmu murni yang cakupannya sangat luas, sehingga ilmu ini biasanya dipecah kembali ke dalam beberapa ilmu yang lebih spesifik. Salah satu cabang ilmu biologi yang sedang banyak dibicarakan akhir-akhir ini adalah ilmu bioinformatika.
Ilmu bioinformatika merupakan suatu cabang ilmu biologi yang memadukan antara ilmu biologi dengan ilmu komputasi serta matematika. Yang spesial dari ilmu ini adalah ilmu bioinformatika memiliki potensi untuk mengenali pola dalam kumpulan data besar yang sulit dikenali oleh manusia secara manual. Menarik sekali bukan? Ingin mengetahui lebih banyak terkait ilmu bioinformatika? Yuk, simak fakta-faktanya di bawah!
1.Menggabungkan ilmu biologi dengan komputasi

Saat ini, bidang bioinformatika telah berkembang pesat. Ilmu ini diperkirakan akan terus berkembang dengan cepat setidaknya hingga tahun 2028.
Dilansir laman Data Science Degree Programs, bioinformatika merupakan ilmu hibrida yang menggabungkan dua topik utama yaitu biologi dan komputasi. Pada ilmu ini, seseorang akan mempelajari terkait data biologis, teknik penyimpanan, distribusi, dan analisis informasi yang nantinya dapat mendukung penelitian ilmiah di berbagai bidang.
Seseorang yang ingin mempelajari ilmu bioinformatika setidaknya harus memiliki pengetahuan dasar di berbagai bidang ilmu seperti biologi, matematika, komputer, dan fisika untuk dapat mempelajari ilmu ini yang nantinya akan menjadi spesialis di bidang bioinformatika.
2.Mendorong kemampuan manusia dalam mengumpulkan dan menganalisis data biologi

Ilmu bioinformatika telah berkembang seiring dengan kemampuan komputer dan sistem perangkat lunak untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, menganalisis dan mengkategorikan data.
Sebelum adanya ilmu bioinformatika, manusia mengalami kesulitan dalam mengurutkan genom manusia. Dilansir laman National Human Genome Research Institute, proyek pengurutan genom manusia pertama kali dilakukan pada tahun 1990 dan selesai di tahun 2003. Butuh waktu hingga 13 tahun bagi manusia untuk dapat mengurutkan genom manusia yang nantinya akan memberikan informasi berguna bagi praktik kedokteran.
Dengan adanya ilmu bioinformatika, seseorang dapat memiliki kemampuan untuk mengumpulkan, mengurutkan, dan menganalisis data biologi hanya dekat waktu yang singkat. Bioinformatika memungkinkan seseorang untuk dapat mengurutkan genom manusia hanya dalam waktu satu atau dua hari.
3.Banyak negara-negara yang saling berbagi data

Ilmu pengetahuan seringkali menjadi ajang kompetisi bagi banyak ilmuwan untuk menerima penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan mereka. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan ilmuwan-ilmuwan yang bekerja dalam bidang ilmu bioinformatika.
Dilansir laman Data Science Degree Programs, terdapat banyak kolaborasi yang dilakukan oleh ilmuwan dari berbagai penjuru dunia.
Biasanya ilmuwan-ilmuwan ini berbagi data genom ataupun data lainnya di beberapa bank data seperti Basis Data Urutan Nukleotida Eropa, Bank Data DNA Jepang, dan GenBank dari Pusat Informasi Bioteknologi Nasional di Amerika Serikat. Data-data tersebut dapat diakses dan digunakan untuk keperluan penelitian ilmuwan-ilmuwan di dunia.
4.Ilmu yang mengandalkan algoritma

Sebagian besar masalah yang berada di ilmu bioinformatika bergantung pada algoritma. Dilansir laman University of York, algoritma adalah formula berkode yang ditulis untuk mendorong sistem mengambil Tindakan yang relevan untuk memecahkan suatu masalah.
Dalam ilmu bioinformatika, algoritma digunakan dalam berbagai aspek. Salah satunya yaitu terkait bagaimana protein berinteraksi satu sama lain, bagaimana protein menempel pada sel, dan bagaimana gen berekspresi jika diberikan stimulus.
Masalah-masalah di atas membutuhkan algoritma agar dapat memberikan informasi yang relevan untuk menyelesaikannya.
5.Alan Turing sebagai penemu bioinformatika

Alan Turing merupakan seorang ilmuwan di bidang matematika yang berhasil menemukan ilmu bioinformatika sehingga sering disebut sebagai Bapak Bioinformatika.
Selama Perang Dunia II, Alan Turing menggunakan analisis matematika dan algoritma untuk membantu memecahkan kode Nazi pada mesin Enigma. Alan Turing bersama timnya menerapkan logika Boolean untuk memecahkan kode Nazi.
Karya Turing ini menginspirasi rekannya bernama Claude Shannon untuk menulis tesis yang berjudul “An Algebra for Theoretical Genetics” atau “Sebuah Aljabar untuk Genetika Teoretis” pada tahun 1940-an. Tesis ini kemudian menjadi teori awal yang mendasari adanya ilmu bioinformatika.
Itulah 5 fakta terkait ilmu bioinformatika. Bioinformatika merupakan ilmu hibrida yang menggabungkan ilmu biologi dengan komputasi. Adanya gabungan antara ilmu biologi dan ilmu komputasi pada bioinformatika akan membantu banyak orang untuk memecahkan permasalahan biologi yang rumit dengan bantuan komputer atau matematika. Tertarik untuk mempelajarinya?