Mengenal Fenomena Solstis, Terjadi Setahun Dua Kali

- Fenomena solstis terjadi saat matahari melintasi garis balik utara maupun selatan bumi, memengaruhi panjang siang hari dan suhu bumi.
- Di belahan bumi utara, summer solstice membuat siang hari lebih panjang dan suhu lebih hangat, sedangkan winter solstice adalah kebalikannya.
- Summer solstice juga memengaruhi ritme sirkadian manusia karena siang hari berlangsung lebih lama, sulit mengetahui waktu tidur, dan mengurangi produksi hormon melatonin.
Pernahkah kamu mendengar tentang fenomena "Solstis". Harus diakui, namanya terdengar asing dan kurang dikenal oleh masyarakat luas. Kita lebih familiar dengan fenomena langit lain seperti gerhana, hujan meteor, atau supermoon.
Ketahui lebih dalam seputar fenomena solstis atau solstice, mulai dari definisi, kapan berlangsung, hingga pengaruhnya bagi bumi. Here we go!
1. Apa itu solstis?
Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan tentang fenomena solstis, yaitu ketika matahari melintasi garis balik utara maupun garis balik selatan. Kedua garis ini adalah garis khayal pada bola bumi yang terletak pada lintang yang senilai dengan kemiringan sumbu bumi yakni 23,44°LU dan 23,44°LS.
Mengutip Britannica, solstis di belahan bumi utara terjadi dua kali dalam setahun, yaitu antara 20 atau 21 Juni (summer solstice) dan 21 atau 22 Desember (winter solstice). Di belahan bumi selatan, situasinya justru terbalik.
Apa pengaruh solstis bagi bumi? Saat summer solstice terjadi di belahan bumi utara, siang hari akan menjadi lebih panjang dan suhu menjadi lebih hangat karena matahari mencapai titik tertinggi dalam setahun. Sedangkan, winter solstice adalah kebalikannya.
2. Saat summer solstice, matahari terbit lebih awal daripada biasanya

Dilansir EarthSky, di belahan bumi utara, matahari terbit (sunrise) datang lebih awal daripada biasanya saat summer solstice berlangsung. Sebaliknya, saat winter solstice, matahari terbit justru datang lebih lambat.
Sebagai contoh, saat summer solstice yang jatuh pada Rabu (21/6/2023), matahari terbit akan terjadi pada pukul 04:43 pagi di London, Inggris Raya (UK), mengacu pada laman BBC Science Focus Magazine. Di sisi lain, saat winter solstice yang jatuh pada Rabu (21/12/2022), matahari baru terbit pukul 08:03 pagi di tempat yang sama. Perbedaannya sangat signifikan, hingga beberapa jam!
3. Memengaruhi ritme sirkadian atau jam biologis manusia
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, siang hari menjadi lebih panjang saat summer solstice berlangsung. Disadari atau tidak, ini memengaruhi ritme sirkadian atau jam biologis manusia.
Mengutip Live Science, karena siang hari berlangsung lebih lama, orang-orang yang tinggal di belahan bumi utara kesulitan mengetahui kapan waktu tidur jika tidak melihat jam. Selain itu, summer solstice membuat orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan tidur menjadi lebih sulit untuk memejamkan mata karena cahaya berlebih membuat produksi hormon melatonin berkurang.