Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Plastisphere, Saat Sampah Laut Menjadi Rumah bagi Makhluk Hidup

ilustrasi sampah plastik di lautan, menjadi habitat baru bagi mikroorganisme laut
ilustrasi sampah plastik di lautan, menjadi habitat baru bagi mikroorganisme laut (unsplash.com/Naja Bertolt Jensen)
Intinya sih...
  • Plastisphere adalah komunitas mikroorganisme yang hidup di potongan-potongan plastik yang mengapung di laut.
  • Benda yang mengapung di laut, termasuk plastik, dapat menarik kehidupan di sekitarnya dan membentuk ekosistem mini yang disebut “microbial reef.”
  • Plastisphere bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi laut dan kehidupan di dalamnya, termasuk perubahan proses alami di laut dan penyebaran spesies invasif.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Plastik di laut sering dianggap sebagai ancaman besar bagi ekosistem laut. Namun, di balik limbah yang mengapung ini, ternyata ada kehidupan yang berhasil menyesuaikan diri dan memanfaatkan sampah sebagai tempat tinggal. Dari mikroorganisme hingga hewan kecil, berbagai makhluk laut mampu menemukan cara untuk bertahan bahkan di lingkungan yang tidak alami.

Fenomena ini menunjukkan betapa luar biasanya kemampuan alam untuk beradaptasi. Meskipun terlihat menarik, kehidupan yang tumbuh di atas sampah plastik juga menyimpan risiko bagi ekosistem, mulai dari bahan kimia berbahaya hingga penyebaran spesies asing. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana sampah laut bisa menjadi rumah bagi makhluk hidup, yuk simak penjelasan lengkapnya!

1. Apa itu plastisphere?

ilustrasi permukaan laut yang dipenuhi sampah plastik, rumah baru bagi mikroorganisme
ilustrasi permukaan laut yang dipenuhi sampah plastik, rumah baru bagi mikroorganisme (pixabay.com/Emilian Robert Vicol)

Plastisphere adalah komunitas mikroorganisme yang hidup di potongan-potongan plastik yang mengapung di laut. Komunitas ini berbeda dengan makhluk yang ada di air sekitarnya, artinya plastik bisa menjadi “rumah” baru bagi kehidupan laut. Istilah plastisphere sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013 oleh para ilmuwan dari Marine Biological Laboratory, Woods Hole Oceanographic Institution, dan Sea Education Association.

Plastisphere mirip dengan biofilm, yaitu lapisan lengket yang menampung berbagai mikroba, protozoa, dan jamur. Mikroorganisme ini bisa berkembang biak dan membentuk ekosistem unik di sekitar plastik. Bahkan, mikroplastik bisa digunakan oleh beberapa patogen untuk berpindah ke tempat lain di lautan, menunjukkan bagaimana kehidupan bisa memanfaatkan sampah buatan manusia dengan cara yang mengejutkan.

2. Plastik yang mengapung, jadi rumah tak terduga

ilustrasi sampah laut yang menjadi tempat hidup bagi organisme laut kecil
ilustrasi sampah laut yang menjadi tempat hidup bagi organisme laut kecil (commons.wikimedia.org/Andrea Westmoreland)

Benda yang mengapung di laut, termasuk plastik, dapat menarik kehidupan di sekitarnya. Mikroba seperti bakteri, alga, dan organisme bersel tunggal lainnya akan menempel dan membentuk komunitas di permukaan plastik, bahkan pada potongan kecil seukuran kuku jari. Permukaan plastik yang sudah terpapar gelombang dan cuaca laut menunjukkan struktur kompleks mirip terumbu karang, lengkap dengan produsen, pemakan, predator, dan pengurai, sehingga membentuk ekosistem mini yang disebut “microbial reef.”

Penelitian juga menemukan bahwa satu potongan plastik kecil dapat menampung lebih dari 1.000 jenis mikroba, termasuk beberapa organisme yang biasanya tidak ditemukan di laut terbuka tetapi mampu bertahan hidup dengan menempel pada plastik. Selain itu, mikroba di plastisphere dapat terbawa arus jauh, berpotensi menjadi sumber spesies pengganggu, dan memengaruhi ekosistem asli. Fakta ini menunjukkan bahwa potongan plastik yang terlihat sepele ternyata bisa menjadi “rumah tak terduga” bagi kehidupan laut, sekaligus memengaruhi interaksi plastik dengan lingkungan di lautan.

3. Ancaman tersembunyi bagi laut

ilustrasi sampah plastik di tepi laut yang menjadi ancaman bagi ekosistem laut
ilustrasi sampah plastik di tepi laut yang menjadi ancaman bagi ekosistem laut (unsplash.com/fayegh(Shamal) Shakibayi)

Plastisphere bisa menimbulkan berbagai dampak negatif bagi laut dan kehidupan di dalamnya. Plastik yang mengapung membawa mikroba, termasuk bakteri berpotensi berbahaya seperti Vibrio dan Escherichia coli, ke perairan yang sebelumnya bersih. Mikroba ini bisa mengganggu keseimbangan ekosistem dan menyebar ke wilayah baru sebagai spesies invasif.

Selain itu, plastisphere dapat mengubah proses alami di laut, misalnya rantai makanan dan siklus biogeokimia. Mikroba yang menempel pada plastik dapat memengaruhi cara laut menyerap karbon dan memproduksi gas rumah kaca. Karena plastik tahan lama dan dapat terbawa arus jauh, efek negatif ini bisa terjadi di perairan terpencil sekalipun, termasuk wilayah laut yang sebelumnya belum banyak tersentuh aktivitas manusia.

4. Solusi untuk lautan yang lebih sehat

ilustrasi relawan membersihkan sampah di pantai untuk menjaga kebersihan laut
ilustrasi relawan membersihkan sampah di pantai untuk menjaga kebersihan laut (unsplash.com/OCG Saving The Ocean)

Mengurangi dampak plastisphere bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Misalnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong belanja, botol minum, atau sedotan, dan memilih produk yang lebih ramah lingkungan. Langkah-langkah sederhana ini membantu mencegah plastik masuk ke laut sejak awal dan mengurangi jumlah “rumah” baru bagi mikroba di plastisphere.

Selain itu, upaya kolektif juga penting. Pengelolaan limbah yang lebih baik, program daur ulang yang efektif, dan kegiatan pembersihan laut atau pantai dapat menekan jumlah plastik yang mengambang. Dengan kombinasi tindakan individu dan kebijakan yang mendukung, kita tidak hanya meminimalkan efek negatif plastisphere, tapi juga membantu ekosistem laut tetap sehat dan seimbang.

Plastisphere memperlihatkan kemampuan alam untuk beradaptasi di tengah tekanan manusia, tetapi adaptasi ini tidak menghapus risiko bagi ekosistem laut. Menyadari dampak negatif plastisphere sekaligus peluang yang dimilikinya, kita diingatkan bahwa tindakan manusia tetap penting. Dengan menjaga laut dari plastik dan mendukung ekosistemnya, kita membantu kehidupan laut tetap aman dan memastikan ekosistem tetap seimbang untuk masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Jenis Amfibi Unik yang Buta dari Lahir, Hidup di dalam Gua!

06 Nov 2025, 18:49 WIBScience