12 Negara yang Hilang dari Peta Dunia, Ada Kerajaan Prusia!

Apa kamu menganggap bahwa suatu negara bisa abadi? Jika ya, kamu salah. Wajar saja, sih, jika kita berpikir demikian. Pasalnya, suatu negara memang punya usia yang lebih lama ketimbang manusia. Di samping itu, memperjuangkan suatu kemerdekaan harus mengorbankan darah, keringat, dan air mata. Jadi, sangat miris jika negara bisa hilang begitu saja.
Pertanyaannya, kenapa negara harus dihilangkan dari peta? Mengapa tidak dimusyawarahkan saja secara politik? Atau lakukan saja revolusi ketimbang menghapus negara dari peta?
Nah, sebagian besar negara yang hilang dari peta biasanya adalah hasil dari perang atau pergolakan dahsyat serupa. Kadang, negara terbentuk melalui perhitungan politik dan tentu saja hal ini tidak bertahan abadi. Tak hanya itu, negara juga bisa terbentuk sebagai hasil dari kecelakaan hukum internasional. Yang paling masuk akal, negara bisa hilang dari peta karena keegoisan pejabatnya sendiri.
Apa pun penyebabnya, batas tak kasatmata yang menghapus suatu negara dari peta pernah terjadi berkali-kali. Kisah-kisah di balik penghilangan paksa ini sering kali karena adanya kekuatan yang tidak dapat dilawan oleh seluruh bangsa dari negara tersebut. Bahkan, kekuatan ini tidak bisa dilawan selamanya.
1. Yugoslavia

Jika negara baru diciptakan berlandasan keegoisan politik, hasilnya tentu tidak akan baik, contohnya Yugoslavia. Yugoslavia merupakan negara yang pernah ada di kawasan Balkan atau "Eropa Tenggara". Jika diterjemahkan, Yugoslavia punya arti 'tanah Slavia Selatan'. Negara ini adalah gabungan dari etnis dan budaya yang berbeda, yang meliputi Serbia, Kroasia, Bosnia dan Herzegovina, dan sebagian Austria serta Hungaria.
History Extra menjelaskan bahwa Yugoslavia dibentuk setelah Perang Dunia I. Hal ini terjadi ketika kekaisaran yang pernah menguasai wilayah ini (Kekaisaran Ottoman dan monarki Habsburg) telah hilang. Negara baru ini awalnya disebut Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia, tetapi diubah menjadi Yugoslavia pada 1929.
Negara Yugoslavia juga tidak stabil lantaran setiap etnis yang berada di dalam perbatasannya saling berperang. Jadi, saat Perang Dunia II meletus, Yugoslavia terbagi antara Jerman dan Italia. Lalu, ketika perang berakhir, Yugoslavia menjadi bagian dari "Tirai Besi" komunis Joseph Stalin di Eropa Timur.
Yugoslavia ala Joseph Stalin ini bertahan hingga 1991, ketika beberapa bagian Yugoslavia mulai mendeklarasikan kemerdekaan mereka. Akhirnya, Serbia dan Montenegro membentuk federasi baru yang dikenal sebagai Yugoslavia pada 1992. Versi ketiga ini bertahan hanya 14 tahun. Pada 2006, Montenegro mendeklarasikan kemerdekaannya sendiri.
2. Tibet

Dikutip Britannica, sejarah Tibet sudah ada sejak hampir 5 ribu tahun yang lalu. Selama sejarah tersebut, Tibet beberapa kali menikmati kemerdekaan, bahkan kekuasaan regionalnya sendiri. Sayangnya, Tibet juga didominasi dan dikendalikan oleh negara tetangganya, China, sejak lama. China mengendalikan Tibet selama sebagian besar sejarah Tibet. China pun menganggap Tibet sebagai bagian dari wilayahnya.
Periode kemerdekaan Tibet sendiri terjadi pada 1913 hingga 1950. Terlepas dari klaim China, Tibet pernah menjadi sebuah negara yang merdeka. Nah, ketika People's Liberation Army atau Tentara Pembebasan Rakyat China menginvasi Tibet pada 1950, pemerintah Tibet menandatangani perjanjian yang menjamin otoritas Dalai Lama, pemimpin negara tersebut.
Selama hampir 1 dekade kemudian, Tibet berada di bawah kendali ini hingga terjadinya kerusuhan yang berakhir dengan tindakan kekerasan pada 1959. Sebab hal inilah, Dalai Lama melarikan diri dari Tibet. Tak hanya itu, China menghancurkan banyak biara besar di Tibet dan berupaya menghapus budaya dan identitas Tibet. Meski Dalai Lama bersikeras bahwa Tibet adalah negara merdeka yang diduduki oleh China, faktanya Tibet tidak lagi berdiri sebagai negara pada 1959.
3. Newfoundland

Pulau Newfoundland adalah tempat pemukiman Eropa paling awal di Dunia Baru. Penjelajah Viking bernama Leif Erikson mendirikan pemukiman tersebut pada tahun 1000, sebagaimana yang dikutip BBC Travel. Hampir 600 tahun kemudian, pulau ini menjadi koloni Inggris.
Pada 1855, pemerintahan resmi dibentuk di Newfoundland. Nah, inilah yang menjadikan Newfoundland sebagai negara merdeka. Greg Malone menulis dalam sebuah buku yang berjudul Don't Tell the Newfoundlanders (2012). ia mengatakan bahwa pada 1907, Newfoundland diangkat ke status dominion atau setara dengan komunitas otonom. Ini berarti kedudukan Newfoundland setara dengan Kanada dan Australia sebagai negara yang sepenuhnya merdeka.
Kemudian, saat Perang Dunia I terjadi, Newfoundland meminjam uang dalam jumlah besar agar bisa berkontribusi dalam upaya perang. Pada 1932, mereka berutang kepada Inggris Raya sebesar 101 juta dolar AS atau lebih dari 2 miliar dolar AS saat ini. Jika dirupiahkan, ini setara dengan Rp30,5 triliun. Sayangnya, negara kecil ini bahkan tidak mampu membayar bunga pinjaman. Nah, karena putus asa, Newfoundland menyerahkan status kemerdekaannya dan meminta Inggris Raya untuk mengambil alih lagi.
Selama 15 tahun, Newfoundland kembali menjadi koloni Inggris. Pada pertengahan 1940-an, Newfoundland berhasil melunasi utangnya kepada Inggris Raya dan membangun kembali ekonominya. Referendum pun diadakan pada 1948 untuk memutuskan apakah Newfoundland akan merdeka lagi atau tetap menjadi bagian dari Inggris Raya, atau menjadi provinsi Kanada. Akhirnya diputuskan bahwa Newfoundland menjadi provinsi Kanada karena disetujui oleh 7 ribu suara.
4. Sikkim

Sikkim adalah negara bagian kecil di India yang terletak di antara Nepal dan Bhutan, tepatnya di sebelah selatan China dan Tibet. Selama berabad-abad lamanya, Sikkim merupakan negara kecil, tapi sangat independen. Kerajaan Sikkim didirikan pada 1642 dan diperintah oleh satu keluarga dinasti, Namgyal, selama lebih dari 300 tahun.
Pada awal abad ke-19, Sikkim berada di bawah kekuasaan kekaisaran Inggris. Pada 1835, Sikkim menyerahkan Kota Darjiling (atau Darjeeling) kepada British East India Company atau Perusahaan Hindia Timur Inggris. Kemudian, pada 1861, Sikkim menandatangani perjanjian dengan Inggris yang menetapkan kerajaan tersebut sebagai negara otonom di bawah pengaruh Inggris.
Nah, ketika India memperoleh kemerdekaannya dari Inggris Raya pada 1947, gerakan untuk melepaskan diri dari kendali Inggris dimulai di Sikkim. Lalu, pada 1950, sebuah perjanjian menjadikan Sikkim sebagai Protektorat India. Seperti yang dicatat oleh Harvard Ed. Magazine, imigrasi besar-besaran yang terjadi selama bertahun-tahun mengubah demografi negara kecil ini. Jadi, negara yang mayoritasnya beragama Hindu ini dikendalikan oleh monarki Buddha kuno. Pada 1975, Perdana Menteri India, Indira Gandhi, mengadakan referendum yang menjadikan Sikkim sebagai negara bagian India dan menghapus monarkinya. Referendum tersebut disahkan dengan 97 persen suara.
5. Kerajaan Prusia

Prusia adalah wilayah yang berada di bagian utara Eropa, tepatnya di lepas pantai Laut Baltik. Prusia berasimilasi dalam budaya dan bahasa Jerman pada abad ke-17. Pada saat itu, Prusia adalah kadipaten.
History Today melaporkan bahwa pada 1701, setelah adanya serangkaian manuver teritorial dan politik, Frederick I dari Hohenzollern berhasil mendeklarasikan dirinya sebagai raja pertama Prusia. Itu artinya, Prusia berubah menjadi kerajaan. Tak hanya itu, Prusia juga punya kekuatan besar pada abad ke-19.
Pada akhir abad ke-19, Jerman bukanlah negara yang bersatu, tetapi kumpulan negara-negara yang merdeka dan semimerdeka. Kendati demikian, ada keinginan untuk menyatukan negara-negara tersebut. Kemudian, pada 1862, Raja Wilhelm I mengangkat Otto von Bismarck sebagai Perdana Menteri Prusia. Bismarck pun bekerja tanpa lelah untuk mengangkat Kerajaan Prusia sebagai negara terkemuka dalam Jerman yang bersatu. Hal ini pun tercapai pada 1871 ketika Raja Wilhelm I dinyatakan sebagai Kaisar Jerman pertama.
Secara teknis, Kerajaan Prusia bukan lagi negara yang terpisah dari Jerman, tetapi masih merupakan kekuatan politik dan budaya yang berbeda dalam sebuah kekaisaran. Dominasi Kerajaan Prusia berakhir setelah kekalahan Jerman dalamnya Perang Dunia I dan diturunkan statusnya menjadi "Negeri" dalam Perjanjian Versailles. Pada 1933, pemerintahan terpisah Prusia berakhir. Lalu, setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II, Prusia secara resmi dihapuskan sebagai wilayah yang terpisah pada 1947.
6. Jerman Timur

Republik Demokratik Jerman atau The German Democratic Republic (GDR)—alias Jerman Timur—didirikan pada 7 Oktober 1949, 4 tahun setelah berakhirnya Perang Dunia II. Adapun, Republik Federal Jerman atau The Federal Republic of Germany (FRG)—alias Jerman Barat—telah dibentuk hanya beberapa bulan sebelumnya. Negara-negara ini mencerminkan wilayah yang dikuasai oleh Pasukan Sekutu setelah mengalahkan Nazi Jerman, seperti Amerika, Prancis, dan Inggris Raya di Barat, dan Rusia di Timur. Namun, Berlin yang terletak di Jerman Barat juga terbagi dua di antara kedua negara. Ini berarti bahwa Jerman Barat menguasai setengah dari kota besar di dalam perbatasan Jerman Timur.
History Hit melaporkan bahwa meski Jerman Timur adalah negara merdeka, negara ini diyakini sebagai negara "boneka" Rusia. Perekonomian Jerman Timur pun lemah. Nah, salah satu faktor pendorong dibangunnya Tembok Berlin karena banyaknya warga Jerman Timur yang masuk ke Berlin Barat untuk melarikan diri dari penindasan yang terjadi di Jerman Timur.
Pada akhir 1980-an, Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, mulai mengeluarkan reformasi yang melonggarkan kendali Uni Soviet atas negara-negara satelit seperti Jerman Timur. Di samping itu, kerusuhan dan protes pun semakin meningkat. Akibatnya, pemilihan umum diizinkan pada 1990, yang menghasilkan kemenangan bagi pasukan reunifikasi. Dalam beberapa bulan, Jerman Timur menandatangani perjanjian unifikasi. Lalu, pada 3 Oktober 1990, Jerman Timur tidak lagi berdiri sebagai sebuah negara.
7. Kolombia Raya

Revolusi Prancis yang didukung oleh Napoleon Bonaparte menyebar. Simón Bolívar menjadi pemimpin militer dan politik dari pasukan yang melawan hegemoni Spanyol kala itu. Hal ini pun menjadikan Bolívar sebagai diktator de facto dari sebagian besar wilayah di Amerika Selatan bagian utara yang kira-kira setara dengan negara Kolombia, Panama, Venezuela, dan Ekuador.
Pada 1819, sebuah kongres yang diadakan di Kota Angostura, Venezuela, memproklamasikan Republik Kolombia, yang menjadikan Simón Bolívar sebagai presidennya. Sejarawan modern menyebut negara itu sebagai Gran Colombia atau Kolombia Raya. Sayangnya, Kolombia Raya tak berdaya setelah Spanyol dikalahkan.
Akibatnya, sebagian besar penduduk Kolombia Raya tidak memiliki tanah atau harta apa pun. Sebagian besar dari penduduknya lantas marah. Di sisi lain, Kongres yang telah memproklamasikan pemerintahan baru tersebut juga tidak representatif. Akibatnya, terjadi perlawanan terhadap otoritasnya. Nah, karena tidak mampu mengendalikan negaranya sendiri, Simón Bolívar akhirnya mendeklarasikan dirinya sebagai diktator pada 1828. Ia pun mengundurkan diri pada 1830. Tak lama setelah Bolívar meninggal dunia pada Desember 1830, Kolombia Raya terpecah menjadi beberapa bagian dan tidak pernah bersatu kembali.
8. Kerajaan Hawaii

Pada 24 Januari 1895, Amerika Serikat mencapai salah satu momen paling penting dalam sejarahnya. Yap, mereka menghancurkan seluruh kerajaan yang ada di Benua Amerika. Ketika itu, Raja Kamehameha I berhasil menyatukan Kepulauan Hawaii di bawah kekuasaannya pada 1810 dan membentuk Kerajaan Hawaii.
Di sisi lain, pada pertengahan abad ke-19, Hawaii memiliki hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat, yang banyak berinvestasi dalam industri gula. Akibatnya, pada 1840, pengaruh Amerika telah menyebar luas seperti virus. Hal ini membuat raja-raja Hawaii kehilangan otoritas mereka.
Pada 1891, Liliuokalani menjadi Ratu Hawaii pertama. Dikutip laman PBS, ia berusaha memulihkan kekuasaan monarki dan hak-hak warga negaranya. Namun, hal ini mengancam kekuasaan dan investasi pengusaha Amerika.
Jadi, pada 1893, Sanford Ballard Dole memimpin kudeta terhadap Ratu Liliuokalani, yang secara diam-diam dan tidak resmi didukung oleh Amerika Serikat. Ratu Liliuokalani pun digulingkan secara paksa. Tujuan kudeta tersebut dilakukan agar Hawaii dianeksasi oleh AS. Namun, Presiden AS, Grover Cleveland, justru berupaya mengembalikan Ratu Liliuokalani ke tampuk kekuasaan.
Menanggapi hal tersebut, Sanford Ballard Dole dan rekan-rekan konspiratornya mendeklarasikan Republik Hawaii yang merdeka. Beberapa tahun kemudian, Presiden AS yang baru, William McKinley, dengan senang hati mencaplok Hawaii secara resmi dan menjadikannya wilayah Amerika Serikat. Pencaplokan tersebut adalah tindakan ilegal menurut hukum internasional. Oleh sebab itu, Hawaii tidak lagi berdiri sebagai negara merdeka.
9. Republik Texas

Mungkin kamu belum tahu kalau sejarah Texas sering kali diwarnai dengan perang teritorial. Seperti yang dicatat oleh History, taman hiburan Six Flags di Texas ternyata merujuk pada enam bendera nasional yang pernah berkibar di Texas dalam sejarahnya, salah satunya bendera Republik Texas. Yap, siapa sangka kalau dulu Texas adalah sebuah negara.
Pasalnya, pada 1836 hingga 1845, Texas merupakan negara yang merdeka. Texas awalnya merupakan wilayah Spanyol. Namun, pada 1821, Meksiko memperoleh kemerdekaan dari Spanyol dan mengambil alih Texas, yang pada saat itu meliputi wilayah yang sekarang menjadi Oklahoma, Kansas, New Mexico, Colorado, dan Wyoming. Adapun, orang Amerika mulai berbondong-bondong pindah ke Texas.
Sayangnya, Antonio López de Santa Anna merebut kekuasaan di Meksiko. Padahal, orang Texas awalnya mendukungnya karena Antonio menjanjikan otonomi yang lebih kuat kepada mereka. Namun, kenyataannya justru sebaliknya. Texas mengalami revolusi besar-besaran. Kemudian, pada 1835, Texas mendeklarasikan kemerdekaannya.
Selama 10 tahun menjadi negara merdeka, Republik Texas justru kesulitan membayar utang dan tak mampu menstabilkan ekonominya. Akibatnya, warga Texas ingin bergabung dengan Amerika Serikat. Namun, beberapa pejabat AS menentang gagasan tersebut. Akhirnya, pada 1845, keinginan untuk memperluas wilayah AS ke arah barat tercapai dan Texas menjadi negara bagian ke-28. Ironisnya, 16 tahun kemudian, negara bagian itu memisahkan diri dari persatuan tersebut saat Perang Saudara AS meletus.
10. Republik Vermont

Texas bukan satu-satunya negara bagian yang pernah merdeka dan terpisah dari AS. Vermont pun punya sejarah demikian. Negara bagian ini awalnya bernama New Connecticut sebelum berganti nama menjadi Republik Vermont. Negara bagian ini berdiri selama 14 tahun, dari 1777 hingga 1791, dan menjadi negara bagian ke-14 AS.
Status Vermont sebagai sebuah negara terjadi ketika New York mengeklaim wilayah yang dikenal sebagai Negara Bagian Green Mountain ini. Awalnya, New York berusaha menegakkan hukum dan pajak kepada penduduk Vermont. Akibatnya, penduduk Vermont bersatu membentuk milisi untuk melawan.
Nah, ketika Revolusi Amerika tercetus, Vermont ikut serta dalam pemberontakan tersebut dan mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris Raya pada 1777. Namun, sebagaimana yang dicatat oleh Vermont Maturity, tujuannya bukanlah menjadi negara yang terpisah dari AS, tetapi untuk bergabung dengan Union jika masalah sengketa wilayah berhasil diselesaikan.
Kongres Kontinental khawatir lantaran jika mereka menerima revolusi Vermont, daerah-daerah lain yang ingin memisahkan diri akan melakukan strategi yang sama. Sayangnya, kekuatan militer New York membawa Vermont tetap berada di bawah kendali New York. Saking tak terkendalinya, pada 1787 Vermont ingin bergabung kembali dengan Kekaisaran Inggris. Namun, hal tersebut gagal. Akhirnya, Vermont dan New York mulai negosiasi. Vermont pun harus membayar 30 ribu dolar AS atau setara dengan Rp458 juta kepada New York untuk mempertahankan status negara bagiannya.
11. Republik Venesia

Di zaman modern, kita menganggap Venesia sebagai kota kuno dengan kanal-kanal indah yang terletak di Italia. Di samping itu, kota ini terancam oleh naiknya permukaan air laut karena perubahan iklim. Namun, ada masanya ketika Venesia menjadi negara yang terpisah dari Italia dan jadi salah satu negara paling kuat di dunia, lho.
Venesia awalnya terbentuk dari sisa-sisa Kekaisaran Romawi Barat. Saat penjajah menyerbu Italia, banyak warganya yang melarikan diri ke Venesia dan mendirikan komunitas di tempat tersebut. Perlahan-lahan, kota itu menjadi negara merdeka yang dilindungi oleh kekayaan alamnya dan menjadi pusat perdagangan.
Seperti yang dijelaskan oleh The History Files, kota itu memiliki pemerintahan yang demokratis dengan seorang adipati (atau Doge) yang dipilih oleh para bangsawan kaya. Pada masa kejayaannya, Republik Venesia mencakup sebagian wilayah Italia modern, Slovenia, Kroasia, Montenegro, Albania, Yunani, dan Siprus. Setelah mengalahkan saingannya, Genoa, dalam perang yang sengit, Venesia menjadi negara yang dominan di Abad Pertengahan.
Namun, pada abad ke-18, Venesia kehilangan pengaruh dan kekuatan militernya. Revolusi Prancis terbukti menjadi kehancuran bagi negara ini. Napoleon Bonaparte memulai kampanye rahasia untuk melakukan revolusi ke Venesia yang akhirnya berhasil. Pada 12 Mei 1797, hampir 1.500 tahun setelah negara tersebut didirikan, Doge terakhir Venesia digulingkan. Venesia lantas menjadi bagian dari Austria.
12. Couto Misto

Ada wilayah kecil antara Portugal dan Spanyol bernama Couto Misto (atau Mixto) yang menjadi negara merdeka pada 1518. Hal ini terjadi ketika sengketa wilayah antara dua keluarga bangsawan tidak dapat diselesaikan. Jadi, tiga desa kecil dengan populasi ratusan orang ini tidak memiliki tuan tanah.
Jumlah penduduk Couto Misto berkisar 600 hingga 1.000 orang, seperti yang ditulis Robert Danisch dalam bukunya yang berjudul Citizens of the World. Selama lebih dari 300 tahun lamanya, Couto Misto menjadi negara yang merdeka. Warga yang tinggal di sana dapat memilih kewarganegaraan Portugis atau Spanyol. Selain itu, mereka juga tidak wajib membayar pajak ke salah satu negara.
Desa-desa di wilayah ini beroperasi secara independen. Mereka memiliki hakim terpilih sebagai otoritas tertinggi di dalam wilayahnya yang kecil. Hakim ini menunjuk dua orang untuk dijadikan semacam dewan. Dewan ini bertugas menegakkan hukum atau undang-undang.
Sayangnya, buku Border Encounters: Asymmetry and Proximity at Europe's Frontiers (2013) melaporkan bahwa Couto Misto sudah tidak ada lagi pada 1864. Negara ini runtuh ketika perjanjian batas wilayah antara Portugal dan Spanyol mengakhiri kedaulatan wilayah kecil tersebut. Pada saat itu, wilayah tersebut sepenuhnya menjadi milik Spanyol.
Konflik politik dan perang sering kali memengaruhi wilayah. Ada negara-negara yang merdeka, ada pula yang justru menghilang. Peristiwa seperti ini mengajarkan kita bahwa sejarah dan peradaban itu dinamis, tidak stagnan. Meski negara-negara ini telah hilang dari peta, bukan berarti tidak bisa dikunjungi, lho.