Nyaris Punah, 5 Hewan Unik Ini Bikin Kita Wajib Peduli Bumi

- Axolotl, naga air dari Meksiko, terancam punah karena pencemaran dan urbanisasi.
- Vaquita, paus terkecil di dunia, tersisa kurang dari 10 ekor akibat jaring insang ilegal.
- Saola, mamalia bertanduk langka "Unicorn Asia", terus menurun populasi akibat perburuan liar dan hilangnya habitat.
Tak semua makhluk hidup di bumi punya nasib sebaik yang kita kira. Di tengah gemuruh perkembangan manusia dan industri, sejumlah spesies hewan justru menghadapi ancaman kepunahan. Mereka bukan cuma eksotis dan langka, tapi juga memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Beberapa di antaranya mungkin terdengar asing di telinga kita. Namun, justru karena itulah mereka makin terlupakan. Dari axolotl si “naga air” yang takbisa menua hingga vaquita si paus terkecil di dunia, hewan-hewan ini sedang menanti perhatian kita. Yuk, kenali mereka lebih dekat!
1. Axolotl, si "naga air" yang takbisa jadi dewasa

Dilansir situs National Geographic (19/10/2024) Axolotl (Ambystoma mexicanum) berasal dari ekosistem danau di Meksiko dan dikenal karena kemampuan regenerasinya yang luar biasa. Bahkan hewan ini bisa menumbuhkan kembali anggota tubuhnya, hingga bagian otak dan jantung! Uniknya, axolotl mengalami neotenia—mereka tetap hidup dalam bentuk larva seumur hidup dan tidak mengalami metamorfosis seperti amfibi lainnya.
Di lain sisi IUCN Red List (2020) sempat merilis tentang spesies mungil ini melalui portal resminya. Dari sana dikatakan bahwa spesies ini sangat terancam, karena pencemaran air dan urbanisasi. Dalam survei terakhir, hanya ditemukan sekitar 50—1.000 individu di habitat aslinya, yakni Danau Xochimilco, Meksiko. Saat ini sebagian besar populasi hanya bertahan di penangkaran.
Axolotl bukan sekadar hewan lucu yang viral di dunia maya. Mereka juga menjadi model penting dalam penelitian regeneratif dan bioteknologi. Menyelamatkan axolotl berarti mempertahankan potensi ilmu pengetahuan masa depan.
2. Vaquita si paus terkecil yang nyaris tak pernah terlihat

Vaquita (Phocoena sinus) adalah mamalia laut paling langka di dunia. Mereka hanya ditemukan di bagian utara Teluk California, Meksiko. Dengan panjang hanya sekitar 1,5 meter, vaquita adalah paus terkecil yang eksistensinya baru ditemukan pada tahun 1958 berdasarkan rilisan portal web NOAA Fisheries (28/02/2025).
Namun kini, WWF (09/05/2017) dari laman resminya mengumumkan bahwa hanya tersisa kurang dari 10 ekor vaquita di alam liar. Penyebab utama kematian mereka adalah jaring insang ilegal yang digunakan untuk menangkap totoaba—ikan yang kandung kemihnya dihargai sangat tinggi di pasar gelap Tiongkok.
Vaquita menjadi simbol tragis dari konflik antara kebutuhan ekonomi dan konservasi. Meski banyak upaya dilakukan, konservasionis berpacu dengan waktu sebelum spesies ini benar-benar hilang selamanya.
3. Saola, unicorn Asia yang sulit ditemukan

Saola (Pseudoryx nghetinhensis) yang merupakan mamalia bertanduk panjang ini dijuluki “Unicorn Asia” karena sangat langka dan misterius. Mereka pertama kali ditemukan pada 1992 di hutan Annamite, Laos dan Vietnam—disiarkan dari laman resmi WWF (2022). Bahkan dalam kurun waktu lebih dari tiga dekade, hanya ada sedikit sekali pengamatan langsung terhadap hewan ini di alam.
Populasinya diyakini terus menurun akibat perburuan liar dan hilangnya habitat karena penebangan hutan. Menurut WWF (2022), belum ada saola yang berhasil dipelihara atau ditangkarkan. Keberadaannya masih menjadi teka-teki alam yang belum terpecahkan.
Keberadaan saola menjadi pengingat bahwa masih banyak hewan megafauna yang belum kita kenali sepenuhnya. Hutan-hutan Asia Tenggara menyimpan keajaiban yang perlahan-lahan menghilang tanpa jejak.
4. Kakapo, si burung nokturnal yang takbisa terbang dari Selandia Baru

Berdasarkan publikasi dari laman web Department of Conservation NZ (2023), Kakapo (Strigops habroptilus) adalah burung beo terbesar dan terberat di dunia. Burung nokturnal yang berasal dari Selandia Baru ini terkenal karena tidak bisa terbang dan memiliki sistem reproduksi yang sangat lambat—betina hanya bertelur setiap dua hingga empat tahun.
Di masa lalu, kakapo tersebar luas. Namun dikarenakan predator, seperti kucing dan musang, yang terus meningkat hingga membuat mereka nyaris punah. Kini, seluruh populasi kakapo—sekitar 250 ekor—dipantau secara intensif di beberapa pulau konservasi dengan teknologi canggih.
Kakapo bukan sekadar burung eksentrik. Mereka adalah saksi hidup dari betapa rapuhnya spesies asli jika berhadapan dengan spesies invasif dan campur tangan manusia yang berlebihan.
5. Pangolin, si naga berbaju baja yang diburu tanpa jeda

Pangolin atau trenggiling dikenal sebagai satu-satunya mamalia bersisik di dunia. Hewan ini memakan semut dan rayap, menjadikannya pengendali alami populasi serangga. Tapi ironisnya, pangolin juga jadi mamalia yang paling sering diperdagangkan secara ilegal—berdasarkan pantauan portal resmi TRAFFIC (2022).
Permintaan tinggi terhadap daging dan sisiknya di beberapa negara Asia dan Afrika membuat populasi pangolin terus menyusut. Bahkan, menurut laporan IUCN terkini, delapan spesies pangolin masuk dalam kategori terancam hingga sangat terancam punah.
Pangolin seolah tak pernah memiliki kesempatan untuk bertahan. Padahal, mereka memainkan peran ekologis penting dan punya karakter unik yang seharusnya membuat kita kagum, bukan malah memburunya.
Melihat nasib hewan-hewan langka ini bukan cuma soal simpati, tapi aksi nyata. Kesadaran terhadap keberadaan mereka perlu dibarengi dengan dukungan pada kebijakan konservasi, edukasi publik, hingga pengawasan terhadap perdagangan ilegal satwa liar.
Dunia akan jauh lebih sepi—dan mungkin tak seimbang—tanpa makhluk-makhluk aneh, unik, dan misterius ini. Yuk, jadikan kepedulian terhadap fauna langka sebagai bagian dari gaya hidup dan kesadaran lingkungan kita sehari-hari.