Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perempuan Tangguh Pengubah Sejarah dengan Kekuatan dan Kecerdasan

Rosalind Franklin di Paris (commons.wikimedia.org/CSHL 2019-N.samarth1910250)
Rosalind Franklin di Paris (commons.wikimedia.org/CSHL 2019-N.samarth1910250)

Sejarah sering kali didominasi oleh nama-nama laki-laki, tetapi banyak perempuan yang memiliki peran besar dalam membentuk dunia seperti yang kita kenal saat ini. Sayangnya, kisah mereka sering kali terlupakan atau kurang disorot dibandingkan tokoh-tokoh pria.

Berikut adalah beberapa perempuan luar biasa yang memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang, mulai dari sains hingga politik, tetapi jarang mendapat pengakuan dan penghargaan layak. Kita pelajari bersama siapa saja perempuan tangguh pengubah sejarah yang dimaksud!

1. Hipatia, perempuan cerdas yang memiliki peran untuk mengembangkan konsep aljabar, geometri, hingga astronomi

kematian Hipatia yang mengenaskan (commons.wikimedia.org/WELT)
kematian Hipatia yang mengenaskan (commons.wikimedia.org/WELT)

Hipatia lahir sekitar tahun 370–415 masehi adalah seorang filsuf, matematikawan, dan astronom yang hidup di Aleksandria, Mesir. Ia merupakan salah satu perempuan pertama yang dikenal sebagai ilmuwan dan mengajar di Akademi Aleksandria. 

Ia tidak hanya mengajar dan menyebarkan pemikiran matematika serta astronomi, tetapi juga memperbarui dan mengomentari karya-karya besar seperti Aritmetika Diofantos, Elements Euclid, dan Almagest Ptolemaios. Melalui kontribusinya, Hipatia membantu menjaga kelangsungan konsep-konsep aljabar, geometri, dan astronomi yang menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan modern.

Meskipun karyanya sebagian besar hilang akibat kehancuran Perpustakaan Aleksandria, pengaruhnya tetap terasa hingga saat ini. Pemikirannya dalam matematika masih digunakan dalam pendidikan modern, sementara inovasinya dalam astronomi dan alat navigasi turut membantu perkembangan eksplorasi ilmiah.

Ia adalah putri dari Theon, seorang filsuf dan matematikawan terkenal di Aleksandria. Namun, karena pengaruhnya yang besar dalam dunia intelektual dan pandangan sekulernya, ia dianggap sebagai ancaman oleh kelompok agama fanatik. Hipatia akhirnya dibunuh secara brutal oleh massa Kristen yang diprovokasi oleh politikus setempat.

2. Khutulun, perempuan kuat bak Princess Mulan di dunia nyata

ilustrasi pertarungan Khutulun dengan pria (commons.wikimedia.org/Maître de la Mazarine)
ilustrasi pertarungan Khutulun dengan pria (commons.wikimedia.org/Maître de la Mazarine)

Khutulun yang lahir sekitar tahun 1260–1306 masehi adalah seorang putri Mongol yang tidak hanya dikenal karena kecantikannya, tetapi juga karena kehebatannya dalam bertarung. Ia lahir di Kekaisaran Mongol sebagai putri dari Kaidu, cucu dari Ogedei Khan, dan keponakan Kubilai Khan.

Khutulun adalah seorang prajurit yang aktif dalam medan perang dan merupakan bagian dari pasukan militernya sendiri. Sebagai putri Kaidu, seorang pemimpin Mongol yang menentang kekuasaan Kubilai Khan, Khutulun tidak hanya memiliki keterampilan bertarung yang luar biasa dalam gulat, tetapi juga turut serta dalam pertempuran militer. Ia dikenal sebagai ahli strategi dan penunggang kuda yang tangguh, sering bertempur di garis depan bersama ayahnya.

Dalam berbagai catatan sejarah, Khutulun digambarkan sebagai seorang komandan militer yang berperan dalam mempertahankan wilayah kekuasaan ayahnya dari serangan musuh. Ia bahkan disebut-sebut sebagai penasihat militer Kaidu dan dipercayakan untuk memimpin pasukan dalam berbagai peperangan. Kemampuannya di medan perang serta keberaniannya dalam menghadapi lawan menjadikannya salah satu perempuan pejuang paling terkenal dalam sejarah Mongol.

Sebagai seorang pejuang, ia menantang pria yang ingin menikahinya untuk bertarung dalam pertandingan gulat. Jika mereka kalah, mereka harus memberikan sejumlah kuda kepadanya. Konon, Khutulun mengumpulkan lebih dari 10.000 kuda karena tak ada pria yang bisa mengalahkannya. Keberaniannya menjadikannya legenda, tetapi dalam banyak catatan sejarah, namanya kurang dikenal dibandingkan tokoh-tokoh pria dari Kekaisaran Mongol.

3. Ilmuwan perempuan yang dicurangi, Rosalind Franklin penemu struktur DNA

Rosalind Franklin di Paris (commons.wikimedia.org/CSHL 2019-N.samarth1910250)
Rosalind Franklin di Paris (commons.wikimedia.org/CSHL 2019-N.samarth1910250)

Rosalind Franklin adalah seorang ahli kimia yang lahir pada 25 Juli 1920 di London, Inggris, dari keluarga Yahudi yang kaya dan berpendidikan. Ia memainkan peran krusial dalam penemuan struktur DNA melalui teknik kristalografi sinar-X.

Ia berhasil menangkap gambar terkenal yang disebut "Photo 51" pada tahun 1952, yang menunjukkan bahwa DNA memiliki struktur heliks ganda. Gambar ini menjadi bukti kunci bagi James Watson dan Francis Crick dalam menyusun model DNA mereka pada tahun 1953.

Sayangnya, Franklin tidak diakui secara adil pada masanya. Watson dan Crick menggunakan data dari penelitiannya tanpa sepengetahuannya, dan ketika mereka memenangkan Hadiah Nobel pada tahun 1962, Franklin tidak disebutkan. Baru beberapa dekade kemudian, para ilmuwan dan sejarawan mulai mengakui bahwa tanpa hasil kerja Franklin, penemuan struktur DNA mungkin akan tertunda bertahun-tahun.

Akhirnya Franklin meninggal pada 16 April 1958 akibat kanker ovarium sebelum namanya benar-benar dihargai. Namun hari ini nama Rosalind Franklin terus dikenang dalam dunia sains terumata ilmu penemuan DNA dan sinar-X. 

4. Ratu Nzinga dari Angola dengan kecerdasan dan taktik militernya untuk melawan penjajah

pemberkatan Ratu Nzinga (commons.wikimedia.org/Giovanni Anatonio Cavazzi)
pemberkatan Ratu Nzinga (commons.wikimedia.org/Giovanni Anatonio Cavazzi)

Ratu Nzinga adalah pemimpin dari kerajaan Ndongo dan Matamba, sekarang Angola yang dikenal karena kepemimpinannya dalam melawan penjajahan Portugis. Ia lahir di Kerajaan Ndongo sebagai putri Raja Ngola Kilombo Kia Kasenda pada tahun 1583. Nzinga menggunakan diplomasi cerdas dan strategi militer yang brilian untuk mempertahankan kerajaannya dari ancaman Eropa.

Ia juga dikenal karena taktik gerilyanya yang inovatif dan kemampuannya menjalin aliansi dengan kelompok-kelompok lokal untuk melawan penjajah. Sayangnya, nama Ratu Nzinga kurang dikenal dibandingkan pemimpin pria dalam sejarah kolonialisme karena beberapa faktor. Pertama, historiografi Eropa cenderung menyoroti tokoh-tokoh pria dalam perlawanan kolonial, sementara pemimpin perempuan sering kali diabaikan atau direduksi perannya.

Kedua, catatan sejarah tentang Nzinga banyak ditulis oleh sejarawan kolonial Portugis yang lebih menekankan sudut pandang penjajah daripada perjuangan pribumi. Selain itu, tidak seperti pemimpin laki-laki yang sering dianggap sebagai ikon nasional setelah kemerdekaan, warisan Nzinga tidak selalu menjadi bagian utama dari narasi sejarah negara-negara modern.

Baru belakangan ini, banyak sejarawan Afrika dan gerakan feminis yang mulai mengangkat kembali kisah kepemimpinannya, menyoroti peran strategisnya dalam diplomasi dan perlawanan terhadap kolonialisme. Nzinga meninggal pada 17 Desember 1663, diduga karena kondisi kesehatan yang semakin menurun karena usia. 

Dalam pendokumentasian arsip, sayangnya perempuan tangguh pengubah sejarah sering kali terabaikan kontribusinya. Nah, dengan mengenali mereka, kita tidak hanya memberikan penghormatan yang pantas, tetapi juga menginspirasi generasi masa depan untuk terus berkarya tanpa terbatas oleh gender. Perempuan-perempuan ini membuktikan bahwa keberanian, kecerdasan, dan tekad mampu mengubah dunia, bahkan ketika sejarah tidak selalu berpihak kepada mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us