10 Pulau Terkecil di Dunia yang Berpenghuni 

Sekilas, hunian di pulau kecil ini terlihat sangat keren. Dilansir laman Conde Nast Traveler, pulau ini seluas 1.005 meter persegi yang diberi nama "Just Room Enough Island". Sejak mercusuar di Bishop Rock Inggris dijalankan secara otomatis pada tahun 1982, Just Room Enough mendapatkan gelar sebagai pulau berpenghuni terkecil di dunia.

Namun, ketinggian air di pulau itu cenderung naik dan turun. Akibatnya, Just Room Enough harus dilanda banjir. Pada tahun 2017, rumah ini harus di kelilingi karung pasir yang ditumpuk di depan pintunya untuk menahan air yang naik.

Dibutuhkan 12 jam untuk sampai ke pulau Kodakarajima dari pelabuhan Kagoshima di Jepang, dan hanya butuh 30 menit untuk mengelilingi seluruh pulau dengan berjalan kaki. Menurut buku panduan kawasan tersebut, Kodakarajima merupakan pulau terkecil yang berpenghuni di Kepulauan Tokara baik berdasarkan luas daratan maupun jumlah penduduk.

Pulau ini memiliki luas kira-kira 0,863 kilometer persegi, tetapi saat air pasang ia kehilangan 25 sampai 33 persen dari luas permukaannya, yang berarti 37 penduduk pulau itu harus memperhatikan jadwal pasang surut.

Ada sebuah penginapan di pulau itu, tempat untuk berenang dan pemandian umum atau sumber air panas gratis untuk pengunjung atau turis.

Atol Pasifik terpencil yang disebut Suwarrow memiliki luas 80,4 kilometer persegi, tetapi hanya 0,241 kilometer persegi yang berupa tanah kering. Meski ukurannya mungil, Suwarrow memiliki sejarah yang cukup menarik. Seperti yang dilaporkan Atlas Obscura, pada pertengahan tahun 1800-an, dua kelompok pengelana menemukan harta karun di sana, yang pertama menemukan sekotak koin, dan yang kedua menemukan sarang kura-kura yang penuh dengan delapan keping koin.

Selama Perang Dunia II, pulau itu digunakan sebagai pangkalan untuk pengamat pantai, tetapi mereka harus dievakuasi karena badai. Setelah itu, Tom Neale tiba di Suwarrow pada tahun 1952. Neale tinggal di sana selama 16 tahun, antara tahun 1967 sampai 1977.

Rupanya, pengalamannya itu ia tulis untuk memoarnya, yang berjudul An Island To Oneself dan menjadi best seller internasional. Bukunya mengilhami orang lain untuk mengunjungi pulau itu, dan beberapa dari mereka mendirikan tempat tinggal sementara di pulau tersebut.

Saat ini, Suwarrow adalah salah satu taman nasional Selandia Baru. Pulau itu dihuni oleh pengasuh yang tinggal di gubuk terlantar Neale selama enam bulan dalam setahun.

Penjaga mercusuar sudah sangat jarang. Saat ini, sebagian besar mercusuar berfungsi otomatis, jadi tidak perlu ada seseorang di lokasi untuk memastikan lampu tetap menyala. Akan tetapi, ada satu mercusuar tersisa di Amerika yang masih memiliki penjaga, yakni Boston Light yang terletak di Little Brewster Island, yang luasnya kira-kira 0,259 kilometer persegi.

Boston Light dibuat pada tahun 1716 dari puing-puing batu dan ditenagai oleh cahaya lilin. Mercusuar yang sekarang ini sedikit lebih kuat dan sepenuhnya bertenaga listrik. Pada tahun 1989 anggota parlemen memutuskan untuk menyisakan satu mercusuar berpenjaga yang tersisa di Amerika Serikat.

Dilansir laman Boston Globe, penjaga Boston Light saat ini adalah Sally Snowman, yang merupakan orang ke-70 yang memegang pekerjaan itu dan menjadi perempuan pertama serta satu-satunya.

Tepat di lepas pantai barat Skotlandia terdapat pulau kecil bernama Easdale, di mana 60 orang tinggal di pulau seluas kurang dari 804 meter persegi. Melansir Undiscovered Scotland, tidak ada mobil, tidak ada lampu jalan, dan hanya ada satu restoran. Sebagian besar penduduknya bekerja di luar pulau dan beberapa dari mereka bekerja dalam industri pariwisata.

Dalam mitologi Hindu, Dewa Siwa adalah dewa penghancur berlengan empat, dan ia membawa istrinya Uma untuk tinggal di sebuah pulau kecil di sungai Brahmaputra di India. Uma mencintai rumahnya, dan begitulah pulau itu kemudian disebut Umananda, yang jika diterjemahkan berarti "kegembiraan Uma".

Dilansir The Better India, Umananda merupakan pulau sungai berpenghuni terkecil di dunia, tetapi hanya ada lima orang yang tinggal di sana, tiga pendeta dan dua nelayan. Pulau ini juga merupakan rumah bagi lutung emas yang terancam punah, yaitu primata kecil dengan bulu kuning cerah dan wajah yang berwarna hitam.

Pulau ini terkenal sebagai tujuan para peziarah, yang datang mengunjungi candi Siwa yang berdiri di pulau ini sejak tahun 1694, tetapi candi ini pernah hancur karena gempa pada tahun 1897 dan dibangun kembali oleh pedagang setempat. Pulau Umananda juga menghadap ke kota Guwahati di ujung utara dan selatan.

Penduduk Pulau Kili yang luasnya hanya 0,932 kilometer persegi tinggal di sana karena pemerintah Amerika Serikat menggunakan pulau asal mereka sebagai tempat uji coba nuklir.

Melansir informasi Radio NZ, antara tahun 1946 dan 1954, 24 senjata diuji coba di pulau Bikini, termasuk bom hidrogen. Sayangnya, pulau Kili juga mengalami pasang surut air laut akibat perubahan iklim. Kira-kira sepertiga rumah di Pulau Kili telah ditinggalkan karena tidak dapat dihuni, dan landasan pacu sudah tidak ada lagi karena sudah dipenuhi air.

Dilansir laman The Telegraph, Pulau Migingo dihuni sekitar 500 orang. Sejarah pulau itu dapat ditelusuri kembali ke tahun 2002, ketika seorang nelayan membangun rumah di sana setelah menemukan bahwa memancing di dekat pulau itu sangat menguntungkan.

Dari situlah banyak nelayan lain yang berbondong-bondong ke pulau Migingo. Pulau yang awalnya tidak berpenghuni ini berubah menjadi kota kecil yang penuh sesak dengan gubuk seng dan rumah bordil, yang luas pulaunya kurang dari satu hektar.

Kabar tentang tambang ikan Migingo akhirnya sampai ke pemerintah Kenya dan Uganda, yang keduanya menginginkan bagian dari keuntungan itu, dan perang pun pecah. Migingo bukan saja sebuah pulau yang sangat kecil dengan populasi yang sangat besar, tapi juga salah satu zona perang terkecil di dunia.

Pulau Santa Cruz del Islote, berukuran sekitar dua setengah kali ukuran Migingo dengan hanya 45 keluarga yang tinggal di 97 rumah. Dikutip laman National Geographic, para nelayan pernah menggunakan pulau itu untuk berlindung selama badai dan berkumpul setelah berlaut untuk mencari ikan.

Terumbu karang di pulau ini juga menjadi tempat memancing yang bagus, itulah sebabnya banyak orang yang akhirnya datang ke sana untuk membangun rumah dan tinggal di pulau.

Sayangnya, tidak ada air minum di pulau itu, penduduk harus menampung air hujan. Butuh waktu dua jam untuk mencapai daratan dari pulau itu. Akan tetapi, hampir semua bahan pokok harus dikirim dengan kapal, dan anak-anak membutuhkan waktu empat jam perjalanan dalam sehari hanya untuk pergi dan pulang dari sekolah.

Sekitar 50 orang tinggal di Mont Saint-Michel, yang memiliki luas total sekitar 0,971 kilometer persegi. Dilansir laman Rick Steves, di puncak pulau terdapat biara abad ke-15 yang menjadi salah satu situs ziarah Kristen teratas di dunia. Jadi, banyak sekali turis yang datang ke pulau ini.

Jalanan-jalanan di Mont Saint-Michel dipenuhi oleh kios-kios suvenir dan makanan cepat saji, yang dijual kepada 2,5 juta turis setiap tahunnya.

Banyak pulau terpencil yang tidak berpenghuni, karena kemungkinan untuk bertahan hidup itu tidak mungkin, terutama akses sumber air bersihnya, tetapi sebelas pulau terkecil di dunia ini justru dihuni oleh satu hingga ratusan orang. Hmm, apakah kamu tertarik nih jika ada kesempatan untuk mengunjunginya?