Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Termasuk Penemu Bom Atom, 5 Ilmuwan Ini Menyesali Penemuannya Sendiri

J. Robert Oppenheimer (commons.wikimedia.org/Boris Carmi)
J. Robert Oppenheimer (commons.wikimedia.org/Boris Carmi)

Tidak semua penemu merasa bangga dengan hasil karyanya. Beberapa inovasi yang awalnya diciptakan dengan tujuan baik justru berujung membawa dampak buruk yang besar bagi dunia. Ada ilmuwan yang merasa bersalah karena ciptaannya digunakan untuk perang, ada juga yang kecewa karena penemuannya tidak berkembang sesuai harapan.

Penyesalan ini tidak hanya menjadi beban emosional, tetapi juga memotivasi beberapa dari mereka untuk mencoba memperbaiki dampak dari temuannya. Dari bom atom yang mengubah sejarah perang hingga iklan pop-up yang mengganggu internet, artikel ini akan membahas lima ilmuwan yang menyesali ciptaan mereka sendiri.

1. J. Robert Oppenheimer

J. Robert Oppenheimer (commons.wikimedia.org/Digital Photo Archive, Department of Energy (DOE), courtesy of AIP Emilio Segrè Visual Archives))
J. Robert Oppenheimer (commons.wikimedia.org/Digital Photo Archive, Department of Energy (DOE), courtesy of AIP Emilio Segrè Visual Archives))

J. Robert Oppenheimer memiliki perasaan yang sangat kompleks terhadap bom atom, yang merupakan hasil dari Proyek Manhattan yang ia pimpin. Meskipun ia tidak pernah secara eksplisit menyatakan penyesalan atas kontribusinya dalam pengembangan senjata nuklir, ia mengalami dilema moral setelah melihat dampaknya di Hiroshima dan Nagasaki.

Kutipan terkenalnya dari Bhagavad Gita, "Sekarang aku telah menjadi Kematian, penghancur dunia," mencerminkan kesadaran mendalam akan kehancuran yang ditimbulkan oleh bom atom. Pasca perang, Oppenheimer menjadi salah satu pendukung utama pengendalian senjata nuklir dan memperingatkan bahaya perlombaan senjata.

2. Alfred Nobel

Alfred Nobel (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)
Alfred Nobel (commons.wikimedia.org/Wellcome Images)

Alfred Nobel awalnya menemukan dinamit untuk digunakan dalam industri konstruksi dan pertambangan, bukan sebagai alat perang. Namun realitasnya berbeda, dinamit dengan cepat diadopsi untuk keperluan militer dan peperangan, yang membuat Nobel semakin tidak nyaman dengan dampak ciptaannya.

Puncak dari kesadarannya terjadi saat sebuah surat kabar secara keliru menerbitkan berita kematiannya dengan julukan pedagang kematian, yang membuatnya merenungkan bagaimana sejarah akan mengingatnya. Merasa bertanggung jawab atas apa yang telah ia ciptakan, Nobel memutuskan untuk meninggalkan sebagian besar kekayaannya untuk mendanai Hadiah Nobel.

3. Mikhail Kalashnikov

Michael Kalashnikov (commons.wikimedia.org/Пресс-служба Президента России)
Michael Kalashnikov (commons.wikimedia.org/Пресс-служба Президента России)

Mikhail Kalashnikov menciptakan senapan AK-47 dengan tujuan membela negaranya dalam Perang Dunia II, tetapi senjata ini justru menjadi salah satu senjata paling mematikan di dunia. Seiring waktu, AK-47 digunakan oleh berbagai kelompok, termasuk pemberontak hingga organisasi kriminal, menyebabkan kematian yang tak terhitung jumlahnya.

Kalashnikov sendiri sering mengatakan bahwa ia hanya menciptakan senjata untuk tujuan pertahanan, bukan untuk membunuh orang secara sembarangan. Namun, di usia tuanya, ia mulai mempertanyakan moralitas ciptaannya, terutama setelah melihat dampak luas yang ditimbulkan oleh AK-47 di seluruh dunia.

Dalam sebuah surat kepada kepala Gereja Ortodoks Rusia, ia mengungkapkan perasaan bersalahnya dan bertanya apakah ia turut berdosa atas kematian yang disebabkan oleh senjata buatannya. Meskipun ia tetap dihormati sebagai insinyur brilian, beban moral dari AK-47 menjadi bagian dari warisan yang sulit ia lepaskan.

4. Ethan Zuckerman

Ethan Zuckerman (commons.wikimedia.org/Erik (HASH) Hersman)
Ethan Zuckerman (commons.wikimedia.org/Erik (HASH) Hersman)

Ethan Zuckerman mungkin bukan ilmuwan dalam bidang fisika atau senjata, tetapi kontribusinya dalam dunia digital juga menjadi sesuatu yang ia sesali. Ia adalah pencipta iklan pop-up, fitur yang awalnya dimaksudkan untuk membantu monetisasi website tanpa mengganggu konten utama.

Namun, seiring berjalannya waktu, iklan pop-up berkembang menjadi salah satu fitur paling mengganggu di internet, sering kali disalahgunakan oleh pengiklan yang agresif. Zuckerman secara terbuka menyatakan bahwa ia menyesali ciptaannya dan meminta maaf atas dampak negatifnya terhadap pengalaman pengguna internet.

5. Philo Farnsworth

Philo Farnsworth (commons.wikimedia.org/PSchatzkin)
Philo Farnsworth (commons.wikimedia.org/PSchatzkin)

Philo Farnsworth adalah sosok di balik penemuan televisi elektronik. Awalnya, ia melihat televisi sebagai alat yang bisa mendidik masyarakat dan membawa ilmu pengetahuan ke setiap rumah. Namun, seiring berjalannya waktu, Farnsworth semakin kecewa dengan arah perkembangan televisi, terutama karena banyaknya konten hiburan yang dianggap tidak mendidik.

Ia melihat televisi lebih banyak digunakan untuk hal-hal yang menurutnya tidak memberikan manfaat, seperti tayangan hiburan berlebihan dibandingkan program pendidikan. Hingga akhir hidupnya, ia masih berharap bahwa televisi bisa digunakan untuk kebaikan.

Penemuan besar sering kali membawa dampak yang tidak terduga, dan bagi beberapa ilmuwan, dampak ini justru menjadi beban moral yang berat. Dari bom atom hingga iklan pop-up, inovasi yang awalnya dimaksudkan untuk hal positif dapat berubah menjadi sesuatu yang justru merugikan banyak orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zaffy Febryan
EditorZaffy Febryan
Follow Us