5 Tokoh Dunia yang Memiliki Hubungan Inses, Ada Charles Darwin!

Layaknya keluarga bangsawan lainnya, Cleopatra memiliki tanggung jawab untuk menjaga agar keturunannya kelak memiliki darah bangsawan murni seperti dirinya. Jadi alih-alih menikahi seseorang dari luar, Ratu Mesir ini menikahi adik laki-lakinya sendiri, Ptolemeus XIII.

Sayangnya, pernikahan itu tidak berakhir bahagia. Cleopatra yang haus kekuasaan membunuh Ptolemeus XIII dan membiarkan mayatnya tenggelam di sungai Nil. Kembali ke Mesir, Cleopatra kemudian menikahi adik laki-lakinya yang lain Ptolemy XIV.

Namun lagi-lagi, pernikahan itu harus berakhir tragis dengan kematian Plotemy XIV di tangan istri sekaligus saudara perempuannya sendiri.

Sama seperti Cleopatra, Ratu Victoria dari Inggris juga menikahi sepupunya, Pangeran Albert untuk menjaga agar keturunannya memiliki darah bangsawan yang utuh. Tapi pernikahan keduanya bukan satu-satunya hal yang terjadi. Puluhan tahun kemudian, sang ratu kembali menikahkan anak dan cucunya dengan keluarga sendiri.

Kali ini alasannya bukan hanya untuk sekedar menjaga trah bangsawan-nya, Ratu Victoria juga percaya bahwa pernikahan antara keluarga mampu menjaga perdamaian dan mencegah terjadinya perang besar.

Selama bertahun-tahun, penyebab kematian penguasa muda Mesir itu menjadi misteri bagi para peneliti. Meski ada dugaan kuat sang raja meninggal karena terjatuh dari kereta kudanya. Dilansir history.com, para peneliti yang menganalisis DNA Tutankhamun mengumumkan bahwa ia adalah anak dari hasil hubungan sedarah atau inses.

Dan karena itu jugalah, raja Mesir ini memiliki kaki yang pengkor, dan pinggul yang terlalu feminim untuk seorang laki-laki. Bukan hanya soal fisik, sang firaun juga menderita sejumlah penyakit seperti epilepsi, malaria, dan penyakit Kohler yang mempercepat kematiannya.

Selain menjadi anak hasil hubungan sedarah, Tutankhamun juga menikahi saudara tirinya sendiri yaitu Ankhesenamun. Sayang, pernikahan inses membuat dua putrinya lahir dalam keadaan lemah dan meninggal saat masih bayi.

Charles Darwin selama ini dikenal dengan teori evolusinya. Nyatanya, teori evolusi bukan satu-satunya hal kontroversial yang pernah dilakukan oleh Charles Darwin. Pada tahun 1839, sang ilmuan menikahi sepupunya sendiri, Emma Wedgwood.

Mengingat hubungan inses dianggap sebagai sebuah hal yang normal di abad ke 18, pernikahan Darwin dan Emma disambut baik oleh keluarga kedua mempelai. Sayangnya, meski pernikahan Emma dan Darwin bahagia, keduanya mendapatkan banyak masalah dari anak-anak mereka.

Pasangan ini diketahui memiliki sepuluh anak, dan sementara tiga anak mereka meninggal saat masih bayi, tujuh anak lain yang bertahan hidup juga menderita banyak penyakit. Mulai dari tidak subur, penyakit pencernaan hingga kejang-kejang.

Darwin bukan satu-satunya ilmuan yang melakukan hubungan inses. Ilmuwan hebat lainnya yakni Albert Einstein, juga melakukan hal yang sama. Awalnya sang ilmuan menikahi seorang matematikawan Serbia bernama Mileva Maria pada tahun 1903, namun keduanya memutuskan bercerai pada tahun 1917.

Tidak lama kemudian, Einstein kembali menikahi seorang perempuan bernama Elsa Einstein yang merupakan sepupunya. Elsa jugalah yang merawat Einstein selama sakit, dan pergi mengungsi bersamanya ke Amerika Serikat ketika partai Nazi berkuasa di Jerman.

Pada masa peradaban kuno, menikahi saudara atau sepupu sendiri adalah hal yang biasa. Pertama karena mereka tidak mengetahui efek buruk dari hubungan inses.

Alasan kedua, karena mereka berusaha menjaga agar kekuasaan tidak jatuh pada pihak luar yang bukan keluarganya. Tapi saat ini, hal itu dianggap sebagai sesuatu yang ilegal karena memiliki banyak efek buruk.