5 UNESCO Global Geopark Populer Indonesia, Keajaiban Alam Nusantara

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam dan geologi yang luar biasa. Dari gunung berapi yang menjulang hingga formasi batuan purba di pesisir pantai, setiap sudut Nusantara menyimpan cerita panjang tentang proses alam yang membentuk bumi kita. Tak heran, sejumlah kawasan di Indonesia berhasil mendapat pengakuan dunia sebagai UNESCO Global Geopark, sebuah predikat bergengsi yang diberikan kepada wilayah dengan keunikan geologi, keanekaragaman hayati, dan nilai budaya yang tinggi.
Melalui geopark, kita tidak hanya bisa menikmati keindahan alam, tetapi juga memahami bagaimana sejarah bumi bekerja di baliknya. Setiap batu, gunung, dan lembah memiliki kisah tersendiri tentang perjalanan jutaan tahun yang lalu. Untuk mengenal lebih dekat warisan geologi yang membanggakan ini, berikut lima UNESCO Global Geopark di Indonesia yang menjadi cerminan keajaiban alam Nusantara. Yuk, kita simak bersama!
1. Geopark Ciletuh, Jawa Barat

Berada di Kabupaten Sukabumi, Geopark Ciletuh terletak di zona tektonik aktif antara Lempeng Eurasia dan Indo-Australia yang terus bergerak sekitar 4 milimeter per tahun. Kawasan seluas 126 ribu hektar ini menyimpan kekayaan geologi langka yang terbagi menjadi tiga zona: batuan terangkat akibat subduksi, dataran Jampang, dan zona magmatik purba. Di sini, kita bisa menemukan batuan ofiolit, metamorf, sedimen laut dalam, dan kompleks mélange yang merupakan formasi batuan tertua di permukaan Jawa Barat yang menjadi bukti aktivitas subduksi sejak masa Kapur.
Sekitar 5–8 juta tahun lalu, proses tektonik membentuk amfiteater alami berbentuk tapal kuda terbesar di Indonesia, lengkap dengan deretan air terjun yang indah. Tak heran jika kawasan ini dijuluki “tanah pertama di barat Pulau Jawa”. Hingga kini, jejak aktivitas geologi masih tampak melalui sumber air panas, geyser, dan potensi panas bumi di bagian utara geopark.
2. Geopark Gunung Sewu, Jawa

Terletak di pesisir selatan Pulau Jawa yang meliputi tiga daerah, yaitu Gunungkidul (DI Yogyakarta), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Pacitan (Jawa Timur), Geopark Gunung Sewu membentang sekitar 120 kilometer dari barat ke timur. Kawasan ini berada di antara Gunung Merapi dan Gunung Lawu di utara serta Samudra Hindia di selatan. Ketinggiannya berkisar antara 5 hingga 700 meter di atas permukaan laut. Lanskap karst tropisnya terdiri atas ribuan bukit kapur berumur Neogen yang membentuk formasi Oyo, Kepek, dan Wonosari. Keindahan alam ini menjadikan Gunung Sewu sebagai salah satu kawasan karst terkenal di dunia.
Wilayah ini berada di depan zona subduksi antara Lempeng Samudra Hindia, Australia, dan Eurasia, sehingga aktivitas tektonik masih terus berlangsung. Proses pengangkatan yang terjadi sejak 1,8 juta tahun lalu membentuk teras sungai dan pantai yang menawan, seperti di lembah Sadeng dan sepanjang pesisir selatan. Meski memiliki asal geologi yang sama, setiap pantai di Gunung Sewu memiliki karakter unik yang menambah daya tarik kawasan ini.
3. Geopark Batur, Bali

Di timur laut Pulau Bali, Geopark Batur menawarkan lanskap vulkanik yang spektakuler di area seluas sekitar 370 kilometer persegi. Kawasan ini berada di ketinggian antara 920 hingga 2.152 meter di atas permukaan laut dan menampilkan dua kaldera besar yang terbentuk akibat letusan dahsyat sekitar 29.000 dan 20.000 tahun lalu. Letusan itu melahirkan panorama alam luar biasa yang kini menjadi daya tarik utama geopark ini.
Di tengah kaldera luar berdiri Gunung Batur, salah satu dari 127 gunung api aktif di Indonesia. Sepanjang sejarahnya, gunung ini sudah meletus sedikitnya 22 kali antara tahun 1804 hingga 2000. Keunikan dua kaldera dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit menjadikan kawasan ini dikenal sebagai salah satu kaldera terindah di dunia. Perpaduan kekayaan geologi, keanekaragaman hayati, dan budaya Hindu Bali menjadikan Batur bukan hanya situs geologi, tapi juga warisan budaya yang bernilai tinggi.
4. Geopark Rinjani, Nusa Tenggara Barat

Geopark Rinjani di Pulau Lombok dikenal sebagai jembatan tropis antara Asia dan Australia. Bentang alamnya beragam, dari sabana hingga hutan hujan pegunungan, dan didominasi oleh gunung api muda hasil subduksi Lempeng Samudra Hindia di bawah Lempeng Asia Tenggara. Kompleks vulkaniknya mencakup gunung-gunung tua seperti Punikan, Nangi, dan Sembalun yang menjadi bagian dari sejarah geologi panjang Lombok.
Gunung Rinjani sendiri menjulang setinggi 3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadi ikon kawasan ini. Di kawahnya terbentuk kaldera besar hasil letusan Gunung Samalas pada tahun 1257, salah satu letusan terbesar dalam sejarah. Kaldera ini kini terisi oleh Danau Segara Anak, dengan kerucut vulkanik muda bernama Gunung Rombongan dan Gunung Barujari di tengahnya. Letusan Samalas tak hanya mengubah lanskap Lombok, tapi juga meninggalkan jejak penting dalam sejarah geologi dunia.
5. Geopark Belitong, Kepulauan Bangka Belitung

Geopark Belitong mencakup wilayah daratan seluas sekitar 4.800 kilometer persegi dan lautan seluas 13.000 kilometer persegi, dikelilingi oleh lebih dari 200 pulau kecil. Bentang alamnya beragam, dari dataran rendah hingga perbukitan setinggi 510 meter di atas permukaan laut.
Wilayah ini kaya akan formasi batuan kuno seperti granit Tanjungpandan, batuan metasedimen Formasi Kelapakampit, dan batuan plutonik Jurasik yang dikenal sebagai Batu Baginde. Batuan-batuan ini merekam sejarah panjang pembentukan pulau yang menakjubkan.
Selain keindahan alamnya, Belitong juga dikenal dengan masyarakatnya yang hidup berdampingan dengan alam. Sebagian besar penduduk bekerja di bidang pertanian, perikanan, dan penambangan timah yang telah lama menjadi bagian dari perekonomian lokal. Dengan kekayaan geologi dan budaya yang berpadu, Belitong menjadi contoh nyata bagaimana manusia dan alam bisa saling menjaga dalam satu lanskap harmoni.
Deretan geopark ini baru sebagian dari kekayaan geologi luar biasa yang dimiliki Indonesia. Masih banyak kawasan lain yang menyimpan keindahan alam, nilai ilmiah, dan jejak sejarah bumi yang tak kalah menarik. Setiap geopark memiliki kisah unik tentang bagaimana alam membentuk lanskap dan kehidupan di sekitarnya. Ini adalah warisan berharga yang patut dijaga agar keindahan dan pengetahuannya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.


















