213 Ton Komoditas Sulawesi Utara Tembus Pasar Dunia

- Komoditas perikanan dan perkebunan Sulawesi diekspor senilai Rp13,361 miliar ke berbagai negara.
- Komoditas yang diekspor meliputi konsentrat air kelapa, desiccated coconut, coco chip, ikan cakalang kaleng, dan bunga pala (mace).
Jakarta, IDN Times - Komoditas perikanan dan perkebunan asal Sulawesi kembali menembus pasar global. Sebanyak 213,75 ton produk unggulan daerah berhasil diekspor ke berbagai negara dengan nilai mencapai Rp13,361 miliar.
Kepala Kanwil Bea Cukai Sulawesi Utara, Erwin Situmorang, mengatakan, ekspor kali ini merupakan tonggak penting dalam kebangkitan ekonomi daerah.
"Ini menjadi bukti nyata daya saing global Sulawesi Utara serta menyerukan sinergi lintas sektor untuk terus mendorong ekspor bernilai tambah, penguatan sumber daya manusia, dan dukungan terhadap produk lokal," kata Erwin dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/42025).
1. Rincian komoditas yang diekspor

Adapun rincian komoditas yang diekspor kali ini meliputi konsentrat air kelapa sebanyak 72,5 ton ke China, desiccated coconut di ekspor 26 ton ke Italia dan Rusia, desiccated coconut di ekspor 13 ton ke China, coco chip di ekspor 2 ton ke China, serta ikan cakalang kaleng di kirim ke Belgia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.
Namun yang menjadi sorotan utama adalah ekspor perdana bunga pala (mace) ke India oleh PT Agro Fresh Global. Komoditas berbobot 5,46 ton ini memiliki nilai jual tinggi dan banyak digunakan dalam industri kuliner, farmasi, hingga kosmetik.
"Ekspor ini menjadi bukti nyata bahwa produk UMKM Sulut mampu menembus pasar global dengan rempah khas berkualitas premium," kata dia.
2. Ada tujuh perusahaan yang berpartisipasi dalam ekspor

Sebanyak tujuh perusahaan lokal berpartisipasi dalam ekspor kali ini. Lima di antaranya bergerak di bidang perkebunan dan dua lainnya di sektor perikanan.
Selain PT Agro Fresh Global, perusahaan seperti PT Sinar Purefood International, PT Boffe Coconut Indonesia, PT Surya Pratama Agung Bahtera, PT Royal Coconut, PT Trimustica Cocominaesa, dan PT Delta Pacific Indotuna turut menjadi motor penggerak ekspor.
3. Ketahanan daya saing produk lokal tembus pasar global

Menurut Erwin, ekspor ini adalah bukti ketahanan dan daya saing produk lokal untuk menembus pasar internasional. Ini menunjukkan bahwa produk Indonesia, khususnya dari Sulawesi Utara, tetap unggul meski menghadapi tantangan global.
"Sebagai bagian dari dukungan terhadap ekspor berkelanjutan, Bea Cukai terus memperkuat perannya sebagai fasilitator perdagangan dan pendamping industri, termasuk melalui program Klinik Ekspor untuk mendorong UMKM naik kelas," kata dia.
Momentum ekspor ini bukan sekadar transaksi dagang, melainkan simbol keberhasilan kolaborasi lintas sektor antara pemerintah dan pelaku usaha dalam mewujudkan ekonomi daerah yang mandiri, kompetitif, dan berorientasi ekspor.