Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perang Dagang Dimulai! Trump Naikkan Tarif Impor 3 Negara Ini 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani perintah eksekutif. (The Trump White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif mengenai tarif baru terhadap tiga mitra dagang utama AS pada Sabtu (1/2/2025). Kebijakan ini menetapkan tarif 25 persen untuk produk-produk dari Kanada dan Meksiko, serta 10 persen untuk barang-barang dari China.

Trump menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional sebagai landasan hukum pemberlakuan tarif tersebut. Ia mengklaim krisis opioid dan imigrasi ilegal di AS telah mencapai level darurat nasional yang mengancam keamanan negara.

Kebijakan yang akan berlaku mulai Selasa (4/2/2025) ini berisiko memicu perang dagang baru. Ketiga negara yang terdampak merupakan mitra dagang utama AS yang berkontribusi lebih dari 40 persen dari total impor AS. Melansir The Guardian, kontribusi mereka meliputi produk-produk seperti pakaian, obat-obatan, elektronik, dan baja.

Gedung Putih memberikan pengecualian khusus berupa tarif lebih rendah sebesar 10 persen untuk impor minyak mentah dari Kanada. Hal ini mengingat kilang-kilang minyak di kawasan Midwest sangat bergantung pada pasokan minyak Kanada.

1. Trump tuduh ketiga negara gagal atasi aliran imigran ilegal dan narkoba

Trump menuduh ketiga negara gagal mengatasi permasalahan narkoba dan imigrasi ilegal yang mengancam keamanan AS. Melansir situs Gedung Putih, AS melakukan penyitaan lebih dari 9,5 ton fentanil di perbatasan sepanjang tahun lalu. Jumlah ini disebut dapat membunuh lebih dari 4 miliar orang.

Gedung Putih secara spesifik menyalahkan China karena gagal mencegah pengiriman bahan narkoba ke Meksiko. Sementara kartel narkoba Meksiko dituduh memiliki kerja sama dengan pemerintah setempat dalam produksi dan distribusi narkotika berbahaya.

"Kami perlu melindungi warga Amerika, dan sudah menjadi tugas saya sebagai Presiden untuk menjamin keselamatan semua warga. Saya telah berjanji dalam kampanye untuk menghentikan banjir imigran ilegal dan narkoba yang mengalir melintasi perbatasan kami, dan warga Amerika juga mendukung langkah ini," tulis Trump melalui Truth Social.

Perintah eksekutif ini juga menyatakan akan ada peningkatan tarif apabila ketiga negara mencoba membalas. Klausul ini meningkatkan kemungkinan risiko eskalasi ketegangan perdagangan global.

2. Kanada berencana membalas tarif Trump

Kanada berencana membalas dengan menerapkan tarif pada produk-produk dari negara bagian AS yang mendukung Trump. Sasaran utama meliputi jus jeruk Florida, wiksi Tennessee, dan selai kacang Kentucky.

"Kanada kini tidak punya pilihan selain membalas dan membalas dengan keras. Kanada memiliki banyak hal yang dibutuhkan Amerika, nikel kelas tinggi dan mineral penting lainnya, energi dan listrik, uranium, potas, aluminium. Kami perlu memaksimalkan keunggulan kami dan menggunakannya secara maksimal," ujar PM Ontario Doug Ford.

Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, menolak tuduhan kerja sama pemerintahnya dengan organisasi kriminal. Meksiko menyerukan pembentukan kelompok kerja bersama AS untuk mengatasi masalah yang dikeluhkan Trump, alih-alih menerapkan tarif sepihak.

Pemerintahan Trump menyatakan bahwa selama ini AS telah gagal memanfaatkan keunggulang ekonominya. Perdagangan dengan AS dinilai sangat siginifikan bagi ketiga negara, yaitu 67 persen PDB Kanada, 73 persen PDB Meksiko, dan 37 persen PDB China. Namun, AS malah mengalami defisit lebih dari 1 triliun dolar AS (Rp16.300 triliun) pada 2023.

3. Pro-kontra kebijakan tarif Trump

The Tax Foundation mencatat Trump sebelumnya telah mengenakan 80 miliar dolar AS (Rp.1304 triliun) tarif pada sekitar 380 miliar dolar AS (Rp6.194 triliun) produk di tahun 2018-2019. Tarif ini mengakibatkan salah satu kenaikan pajak terbesar dalam beberapa dekade.

Industri otomotif diprediksi terkena dampak paling parah karena rantai produksinya terintegrasi di ketiga negara. General Motors berencana memindahkan produksi truk dari Meksiko dan Kanada jika tarif diberlakukan, meski masih menunggu kepastian situasi, dilansir NPR.

Senator Washington, Patty Murray, mengingatkan bahwa tarif ini malah akan lebih merugikan keluarga AS.

"Tarif Trump akan membebani keluarga secara harfiah. Bukan Meksiko atau Kanada atau China yang membayar kenaikan ini, tapi Anda. Dan Anda akan merasakannya di dompet Anda di mana pun Anda berbelanja," ujar Murray.

Meski banyak pihak memperingatkan dampak inflasi, Trump yakin tarif justru mendatangkan kesuksesan. Ketua Komite Perpajakan Kongres AS, Jason Smith, mendukung kebijakan ini karena dianggap akan menghasilkan miliaran dolar pendapatan baru bagi pemerintah AS.

Kamar Dagang Amerika di Meksiko memprediksi tarif akan gagal mengatasi tantangan keamanan, migrasi, dan perdagangan narkoba yang sebenarnya. Lembaga tersebut menilai kebijakan tarif malah akan mengisolasi AS dari dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us