6 Langkah Bangun Personal Brand Bernilai Miliaran Dimulai dari Nol

- Temukan keyakinan berlawananmu untuk membedakan diri dari yang lain
- Jadikan rasa kesal sebagai bahan bakar untuk membangun personal brand yang autentik
- Ceritakan perjuanganmu agar audiens dapat merasakan empati dan kepercayaan
Pernah terpikir gimana seseorang bisa membangun personal brand yang menghasilkan miliaran rupiah, padahal awalnya cuma punya sedikit pengikut? Rahasianya bukan soal viral atau punya konten sempurna, lho.
Personal branding yang kuat dibangun lewat keaslian, konsistensi, dan strategi yang tepat. Banyak orang salah kaprah mengira personal brand cuma tentang logo keren atau video estetik di media sosial. Padahal, personal brand sejati adalah tentang kepercayaan dan nilai yang kamu bawa ke audiens.
Caleb Ralston, seorang brand strategist di balik nama-nama besar seperti Alex Hormozi dan Gary Vaynerchuk, mengatakan bahwa membangun brand bukan soal mengikuti tren, tapi soal berani berbeda. Selama 16 tahun, Ralston membantu berbagai entrepreneur mengubah ide mereka jadi bisnis bernilai jutaan dolar hanya dengan memanfaatkan kekuatan personal brand.
Nah, kalau kamu ingin membangun brand dari nol, enam langkah berikut bisa jadi fondasi awal yang kuat.
1. Temukan keyakinan berlawananmu

Kebanyakan orang ingin viral di internet, tapi menurut Ralston, fokus pada viralitas justru keliru. Hal yang seharusnya kamu kejar adalah kepercayaan.
Setiap personal brand sukses berawal dari pandangan unik yang bertentangan dengan kebanyakan orang di industri tersebut. Misalnya, Gary Vaynerchuk melihat peluang di Facebook saat perusahaan besar masih buang uang di billboard. Rihanna juga melawan tren lama dengan menghadirkan keberagaman lewat Savage X Fenty.
Kamu pun bisa melakukan hal yang sama. Temukan hal dalam industri kamu yang terasa salah atau kurang adil, lalu tawarkan cara pandang baru. Keyakinan berlawanan ini bisa jadi pembeda sekaligus keunggulan kompetitif yang bikin kamu menonjol di tengah lautan konten serupa.
2. Jadikan rasa kesalmu sebagai bahan bakar

Coba tulis dua kolom. Di sisi kiri, tulis hal-hal dalam bidangmu yang bikin kamu geregetan: entah itu nasihat basi, strategi usang, atau praktik yang merugikan orang lain. Di sisi kanan, tulis kebalikannya. Di situlah letak pembeda personal brand kamu.
Mungkin kamu seorang konsultan bisnis yang justru menyarankan klien untuk menuruti intuisi, bukan tren pasar. Atau kamu seorang akuntan yang percaya bahwa kadang mengeluarkan lebih banyak justru menghasilkan lebih besar.
Frustrasi terhadap hal-hal salah di industri bisa kamu ubah jadi posisi unik. Alih-alih sekadar mengeluh, ubah rasa kesalmu menjadi arah yang jelas untuk membangun brand autentik.
3. Ceritakan perjuanganmu juga

Banyak orang hanya menampilkan sisi suksesnya di media sosial. Padahal, audiens justru lebih terhubung saat melihat sisi manusiawi di balik layar. Ralston menekankan, orang tidak berubah karena informasi, tapi karena mereka bisa melihat diri mereka dalam ceritamu.
Jadi, jangan takut membagikan proses, kesalahan, atau momen gagalmu, ya. Ceritakan ketika klien pernah menolakmu, proyek gagal, atau ide yang gak berjalan sesuai rencana. Hal-hal seperti ini dapat membangun empati dan kepercayaan.
Menurut survei global Nielsen, 77 persen konsumen lebih percaya pada rekomendasi individu dibanding pesan dari perusahaan. Jadilah sosok nyata yang bisa dipercaya, bukan sekadar wajah tanpa cerita.
4. Dokumentasikan apa pun yang kamu lakukan

Gary Vaynerchuk pernah mengatakan, “Document, don’t create". Artinya, kamu gak perlu membuat konten besar setiap hari, cukup dokumentasikan hal yang sudah kamu lakukan. Ambil foto saat brainstorming, catat insight setelah meeting, atau rekam proses kamu memecahkan masalah klien.
Sering kali, hal yang kamu anggap “biasa” bisa jadi pembelajaran berharga bagi orang lain. Berdasarkan survei dari Sprout Social, 82 persen orang lebih percaya pada perusahaan ketika eksekutifnya aktif berbagi di media sosial.
Jadi, berhentilah menunggu momen sempurna. Mulailah membagikan hal-hal kecil yang mencerminkan proses dan pemikiranmu.
5. Bangun kepercayaan lewat kemenangan kecil

Viral itu bagus, tapi bukan segalanya. Ralston menjelaskan bahwa setiap transaksi bisnis pada dasarnya bertumpu pada kepercayaan. Konten viral bisa menarik perhatian, tapi kepercayaan hanya muncul dari konsistensi dan nilai nyata yang kamu berikan.
Ciptakan konten yang membuat audiensmu merasa terbantu, meski sedikit. Berikan tips yang bisa langsung diterapkan hari ini.
Ketika mereka merasakan manfaat dari konten gratismu, mereka akan lebih percaya untuk membeli produk atau jasamu. Sebuah studi dari Edelman Trust Barometer juga menunjukkan, 84 persen reputasi perusahaan dipengaruhi oleh personal brand individu di dalamnya. Jadi, setiap postingan bisa menjadi langkah kecil menuju reputasi besar.
6. Berani bereksperimen tanpa takut gagal

Ketakutan terbesar dalam membangun personal brand adalah “bagaimana kalau kontennya gagal?”. Namun menurut Ralston, justru di situ tempat kamu belajar menemukan gaya yang paling autentik.
Banyak brand besar awalnya mencoba hal-hal tak biasa. Misalnya, bikin video di lokasi unik, membahas topik kontroversial, atau menunjukkan proses gagal yang jarang dibicarakan.
Coba tes ide yang selama ini kamu simpan. Mungkin hanya 10 persen dari eksperimenmu yang berhasil, tapi itulah yang akan membuka jalan menuju formula terbaik.
Gak ada strategi personal brand tanpa proses coba-coba. Keberanian untuk tampil beda adalah kunci membangun citra bernilai tinggi.
Membangun personal brand bernilai miliaran bukan soal popularitas instan, melainkan tentang bagaimana kamu menciptakan kepercayaan, keaslian, dan konsistensi. Mulailah dari menemukan keyakinan berlawananmu, gunakan rasa kesal sebagai bahan bakar, bagikan perjuanganmu, dokumentasikan perjalananmu, bantu orang lewat kemenangan kecil, dan jangan takut bereksperimen.
Semua fondasi itu sudah ada dalam dirimu, tinggal bagaimana kamu berani menunjukkannya ke dunia. Personal brand kuat tidak dibangun dalam semalam, tapi langkah pertamamu hari ini bisa jadi awal dari perjalanan besar menuju kesuksesan.


















