Buka Posko Pusat Angkutan Nataru 2025/2026, Menhub Minta Fokus 4 Hal

- Empat fokus perhatian dalam Angkutan Nataru 2025/2026, termasuk keamanan dan keselamatan serta antisipasi ketidakpastian
- 119,5 juta penduduk Indonesia akan melakukan perjalanan selama libur Nataru 2025/2026, dengan sebagian besar menggunakan mobil dan motor
- Mobil pribadi dan sepeda motor mendominasi moda transportasi yang digunakan selama Nataru 2025/2026, diikuti oleh bus, mobil sewa, dan mobil travel
Jakarta, IDN Times - Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi meresmikan Posko Pusat Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 yang berlokasi di Kantor Pusat Kemenhub, Jakarta.
Dudy mengatakan, posko tersebut nantinya akan berperan sebagai instrumen pengaturan serta koordinasi transportasi nasional selama periode Angkutan Nataru 2025/2026.
"Posko ini beroperasi selama 19 hari, mulai tanggal 18 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026 bertempat di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan. Posko ini menjadi pusat koordinasi lintas sektor untuk memastikan seluruh kebijakan, langkah operasional, dan respons lapangan berjalan terpadu dan tepat waktu," tutur Dudy, Kamis (18/12/2025) malam.
1. Empat fokus yang harus diperhatikan para pemangku kepentingan

Oleh karena itu, sambung Dudy, seluruh proses kebijakan dan pengendalian operasional pada masa Nataru ini harus dilaksanakan dengan standar yang tinggi dan tanpa kompromi.
Adapun dalam penyelenggaraan Angkutan Nataru 2025/2026, Dudy menyampaikan empat hal yang harus menjadi perhatian berbagai pihak.
"Pertama adalah keamanan dan keselamatan harus ditempatkan sebagai prioritas tertinggi. Seluruh jajaran wajib melakukan antisipasi dan mitigasi risiko secara konsisten untuk mencegah terjadinya kecelakaan maupun fatalitas," kata Dudy.
Kedua, lanjut Dudy, sinergi dan kolaborasi antar kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN, dan seluruh pemangku kepentingan harus terus diperkuat agar setiap kebijakan dan tindakan di lapangan berjalan selaras dan saling mendukung.
Ketiga, memberikan perhatian terhadap hal-hal yang kecil atau hal-hal yang detail menjadi kunci keberhasilan penyelenggaraan Angkutan Natal.
"Setiap aspek operasional, sekecil apapun, tidak boleh diabaikan dan harus diawasi secara cermat. Keempat, kita harus selalu mengantisipasi ketidakpastian dan kondisi tidak tertuga, terutama terkait cuaca ekstrem dan potensi bencana alam, dengan menyiapkan skenario dan langkah respons yang cepat dan tepat," tutur Dudy.
"Dengan berpegang pada empat fokus tersebut, saya berharap penyegaran Angkutan Natal dan Tahun Baru dapat berjalan dengan aman, lancar dan terkendali," sambungnya.
2. 119,5 juta penduduk Indonesia lakukan perjalanan selama Nataru 2025/2026

Sebelumnya diberitakan, bakal ada 119,5 juta penduduk Indonesia yang akan melakukan perjalanan selama libur Nataru 2025/2026.
Hal tersebut tercantum dalam survei Potensi Pergerakan Orang pada Masa Nataru 2025/2026 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub bekerja sama dengan BPS, Kemenkomdigi, dan Akademisi.
"Berdasarkan survei kita untuk Nataru tahun 2025 itu bahwa yang akan melakukan perjalanan itu adalah sebesar 119,50 juta penduduk atau 42,01 persen dari total penduduk Indonesia," ujar Dudy dalam media briefing di Jakarta, Jumat (5/12/2025).
Dari angka tersebut, sekitar 21,8 persen atau 60,53 juta akan melakukan perjalanan untuk dua event, yakni Natal dan Tahun Baru.
"Kemudian ada 7,09 persen atau 20,17 juta itu akan melakukan perjalanan di Natal saja. Kemudian ada 13,64 persen atau 38,80 juta itu akan melakukan perjalanan di Tahun Baru saja," kata Dudy.
3. Mobil dan motor mendominasi perjalanan Nataru 2025/2026

Survei Kemenhub juga menemukan, moda transportasi yang paling favorit digunakan dalam momen Nataru 2025/2026 ada kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua.
"Pilihan moda transportasi paling besar adalah mobil pribadi sebesar 42,78 persen atau sekitar 51,12 juta orang. Selanjutnya disusul oleh sepeda motor 18,41 persen (22 juta orang," ujar Dudy.
Setelah itu ada yang menggunakan bus sebesar 8,17 persen atau 9,76 juta orang, mobil sewa sebesar 7,43 persen atau 8,87 juta orang, dan mobil travel sebesar 6,39 persen atau 7,64 juta orang.


















