Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Akhir Perdagangan, Rupiah Melemah ke Rp16.694 per Dolar AS

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Intinya sih...
  • Mata uang di Asia bergerak variatif, dengan beberapa mata uang menguat dan melemah.
  • Rupiah masih berpotensi menguat karena harapan berakhirnya shutdown pemerintah AS.
  • Investor masih wait and see terkait rilis data ekonomi domestik yang penting.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar atau kurs rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan, Selasa (11/11/2025). Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah ke level Rp16.694 per dolar AS per dolar AS.

Rupiah tercatat melemah 40 point atau 143 poin atau 0,24 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

1. Mata uang di Asia bergerak variatif

Mata uang di Asia bergerak variatif pada sore ini, dengan rincian:

  • Ringgit Malaysia menguat 0,36 persen 
  • Bath Thailand melemah 0,26 persen 
  • Yuan China melemah 0,04 persen
  • Rupee India menguat 0,11 perssn 
  • Pesso Filipina melemah 0,02 persen
  • Dolar Taiwan melemah 0,16 persen

2. Rupiah masih berpotensi menguat karena harapan berakhirnya shutdown pemerintah AS

Pengamat pasar uang Lukman Leong menyatakan rupiah masih berpotensi menguat kedepannya didukung oleh sentimen risk on. Artinya ada kecenderungan investor masuk ke aset berisiko. Hal itu muncul dari harapan berakhirnya shutdown atau penutupan sementara pemerintah AS.

"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS didukung sentimen risk on dari harapan berakhirnya shutdown pemerintah AS," kata Lukman.

3. Investor masih wait and see

Menurut Lukman, pergerakan rupiah hari ini juga dibayangi oleh sikap menunggu dan melihat (wait and see) dari investor. Hal tersebut terkait dengan rilis data ekonomi domestik yang penting.

Bila mengacu data Indeks penjualan riil atau IPR pada bulan itu akan tumbuh 4,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy), atau tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7 persen yoy. Adapun peningkatan penjualan ritel didorong oleh pertumbuhan penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Begitu juga dengan barang budaya dan rekreasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Bahlil Serahkan Dana Program Listrik Rp4,35 Triliun ke PLN

11 Nov 2025, 18:35 WIBBusiness