Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apindo Soroti Kompleksitas PHK Massal di Industri Tekstil

Perusahaan tekstil terbesar di Indonesia
ilustrasi industri tekstil (unsplash/rio lecatempessy)
Intinya sih...
  • Perjanjian dagang RI, Kanda, dan Uni Eropa harus dimanfaatkan untuk memperkuat industri TPT
  • Kawal implementasi di lapangan bersama pemangku kepentingan untuk membangun daya saing TPT
  • Apindo berkomitmen menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong investasi pada modernisasi mesin serta penelitian dan pengembangan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai persoalan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal di industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sangat kompleks, sehingga tidak bisa hanya dikaitkan dengan satu kementerian ataupun semata-mata dianggap sebagai kesalahan pemerintah.

“Pihak-pihak yang menuduh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebaiknya menyampaikan data dan analogi yang benar. Masalah PHK massal di industri tekstil bukan hanya urusan satu kementerian atau satu pihak. Diperlukan pemikiran jernih dan strategi solusi berbasis data,” kata Ketua Bidang Perdagangan Apindo, Anne Patricia Sutanto dalam keterangannya, Juma (26/9/2025).

1. Perjanjian dagang RI, Kanda dan Uni Eropa harus dimanfaatkan

Ilustrasi perdagangan (Pixabay/Echosystem)
Ilustrasi perdagangan (Pixabay/Echosystem)

Menurut Anne, momentum perjanjian dagang yang baru disepakati antara Pemerintah Indonesia dengan Kanada dan Uni Eropa (EU) seharusnya dimanfaatkan semua pihak untuk menyatukan persepsi, sekaligus membenahi serta memperkuat daya saing industri TPT dari hulu hingga hilir di pasar domestik maupun internasional.

“Iklim usaha di industri TPT nasional harus dibenahi bersama, bukan dengan saling menyalahkan. Tingkat kepercayaan antar-pemangku kepentingan perlu dipupuk demi memperkuat industri padat karya di sektor TPT,” ujarnya.

2. Kawal implementasi di lapangan

Ilustrasi industri tekstil Dok.IDN Times/Istimewa
Ilustrasi industri tekstil Dok.IDN Times/Istimewa

Anne menambahkan, pengusaha bersama seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun pekerja, sebaiknya fokus berdialog secara intensif, berorientasi pada solusi, serta mengawal implementasi di lapangan secara bersama-sama.

“Kondisi ini penting untuk membangun daya saing TPT di tingkat lokal maupun global,” ujarnya.

3. Apindo berkomitmen ciptakan lapangan pekerjaan

ilustrasi pembukaan lapangan kerja baru (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi pembukaan lapangan kerja baru (freepik.com/senivpetro)

Apindo, lanjut Anne, tetap berkomitmen menciptakan lapangan kerja (job creation) sekaligus meningkatkan daya saing nasional. Ia mendorong agar pelaku usaha dari hulu hingga hilir bersatu membangun industri TPT nasional.

Selain itu, Anne mengingatkan pentingnya investasi pada modernisasi mesin dan peningkatan penelitian serta pengembangan (R&D).

"Banyak mesin di industri hulu masih tua. Kita seharusnya fokus berinvestasi pada mesin-mesin terbaru agar lebih kompetitif, sekaligus meningkatkan pengembangan produk untuk menambah nilai tambah,” tuturnya.

Apindo menegaskan, tudingan yang menyalahkan Kemenperin atas maraknya PHK di industri TPT tidak berdasar. Menurut Anne, persoalan PHK massal jauh lebih kompleks karena melibatkan banyak faktor struktural dan eksternal, sehingga tidak bisa dilimpahkan hanya pada satu kementerian.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Apindo Soroti Kompleksitas PHK Massal di Industri Tekstil

26 Sep 2025, 13:30 WIBBusiness