Belanja Pemerintah Membengkak, Sri Mulyani Ungkap Penyebabnya

- Belanja K/L mencapai Rp1.315,4 triliun atau 120,6% dari pagu APBN 2024
- Total belanja negara Rp3.350,3 triliun, 100,8% dari target APBN dan 98,2% dari proyeksi outlook sebelumnya
Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan belanja pemerintah melalui kementerian/lembaga (K/L) tercatat mengalami pembengkakan signifikan pada 2024.
Berdasarkan realisasi sementara APBN 2024, belanja K/L mencapai Rp1.315,4 triliun atau setara 120,6 persen dari pagu yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp1.091,8 triliun. Realisasinya juga lebih tinggi dibandingkan outlook sebesar Rp1.198,8 triliun, yaitu mencapai 109,7 persen.
"Kalau dilihat dari APBN awal naiknya itu mencapai Rp200 triliun lebih di realisasi belanja kementerian lembaga," kata dia dalam konferensi pers, Senin (6/1/2024).
1. Total belanja negara mencapai Rp3.350,3 triliun di 2024

Total belanja negara tercatat Rp3.350,3 triliun pada 2024. Realisasi tersebut mencapai 100,8 persen dari target APBN dan 98,2 persen dari proyeksi outlook sebelumnya.
Belanja non-K/L tercatat Rp1.171,7 triliun, lebih rendah dari target APBN Rp1.376,7 triliun. Sementara itu, transfer ke daerah terealisasi Rp863,5 triliun, atau 100,7 persen dari target APBN Rp857,6 triliun.
"Dari sisi belanja negara realisasi sementara Rp3.350, kita lihat lebih tinggi dari APBN awal Rp3.325, namun lebih rendah dari laporan semester," ujar Sri Mulyani.
2. Penyebab belanja kementerian/lembaga membengkak

Sri Mulyani menjelaskan kenaikan belanja kementerian/lembaga sebagian besar disebabkan oleh perpindahan anggaran dari belanja non-K/L. Selain itu, beberapa pos belanja K/L juga mengalami peningkatan.
Menurutnya, lonjakan belanja negara secara keseluruhan dipengaruhi oleh penambahan anggaran untuk melindungi masyarakat. Namun, Sri Mulyani tidak merinci lebih lanjut mengenai alokasi spesifik tambahan tersebut.
"Belanja negara melonjak, ini karena berbagai tadi tambahan belanja untuk melindungi masyarakat," paparnya.
3. Defisit APBN mencapai Rp507,8 triliun sepanjang 2024

Realisasi defisit APBN 2024 mencapai Rp507,8 triliun. Defisit adalah selisih negatif antara total belanja negara dengan total pendapatan negara.
Defisit APBN 2024 lebih rendah dibandingkan proyeksi pertengahan tahun yang sebelumnya diperkirakan sebesar Rp609,7 triliun. Angka tersebut juga lebih kecil dari target dalam APBN awal sebesar Rp522,8 triliun.
"APBN 2024 itu kita bisa tutup dengan jauh lebih baik dari yang kita prediksikan di pertengahan tahun. Kita lihat defisit di Rp507,8 triliun," ujarnya.