BI Pastikan Rupiah Tetap Stabil di Tengah Tekanan Dolar AS

- Rupiah menguat hingga 58 poin menjadi Rp16.285 per dolar AS.
- BI akan mengoptimalkan instrumen moneter pro market untuk menarik investasi asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
- BI berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk melakukan mekanisme debt switching guna mengonversi utang jangka pendek menjadi jangka panjang.
Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku berupaya menstabilkan rupiah di tengah ketidakpastian global dan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS).
Apabila mengacu data Bloomberg, rupiah hingga siang masih bertengger di level Rp16.285 per dolar AS, namun menguat hingga 58 poin.
"Komitmen kami di Bank Indonesia terus memastikan rupiah itu stabil. Tentu ini sejalan dengan mata uang regional di tengah tekanan dolar yang terus kuat," ujar Perry dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2024 secara daring, Rabu (22/1/2025).
1. BI optimalkan seluruh operasi moneter

Untuk menstabilkan rupiah, Perry menjelaskan seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro market melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Langkah ini untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.
"Komitmen kami untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar, baik melalui intervensi di pasar spot, kemudian juga di forward maupun pemberian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar global," jelasnya.
2. BI perkuat koordinasi dengan Menteri Keuangan

Selain itu, untuk menguatkan sinergi kebijakan fiskal dan moneter, BI telah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk melakukan mekanisme debt switching atau mengonversi utang jangka pendek menjadi jangka panjang.
Utang jatuh tempo yang bakal dibayarkan pemerintah di tahun ini mencapai Rp100 triliun.
Kami bersama Ibu Menteri Keuangan sudah menyepakati di tahun ini BI akan melakukan pembelian SBN dari pasar sekuler, termasuk debt switching dari SBN pembiayaan covid-19 jatuh tempo tahun ini kurang lebih Rp100 triliun," jelas Perry.
3. Per 14 Januari, rupiah melemah 1 persen

Berdasarkan data BI, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Januari 2025 (hingga 14 Januari 2025) hanya melemah sebesar 1,00 persen (ptp) dari level nilai tukar akhir 2024.
Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga relatif lebih baik dibandingkan dengan mata uang regional lainnya, seperti rupee India, peso Filipina, dan baht Thailand yang masing-masing melemah sebesar 1,20 persen; 1,33 persen; dan 1,92 persen.