Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Boeing Bakal PHK 17 Ribu Karyawan Gara-Gara Rugi Bengkak

Ilustrasi PHK. (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Boeing akan PHK 10% karyawan atau 17 ribu orang dalam beberapa bulan mendatang.
  • Perusahaan mengalami kerugian besar akibat pemogokan, kecelakaan fatal, dan pandemik COVID-19.

Jakarta, IDN Times - Produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing akan melakukan pemutusan hubungan kerja alias PHK sekitar 10 persen dari total tenaga kerjanya atau sebanyak 17 ribu karyawan dalam beberapa bulan mendatang.

Boeing pada awal tahun ini memiliki 171 ribu karyawan di seluruh dunia, dengan 147 ribu di antaranya berada di AS.

Adapun PHK dilakukan perusahaan akibat membengkaknya kerugian setelah pemogokan yang dilakukan 33 ribu pekerja. Pemogokan dimulai sejak 13 September 2024 lalu.

1. Bisnis Boeing dalam posisi sulit

Pabrik pesawat Boeing di Everett, Washington, Amerika Serikat (AS). (dok. Boeing)

CEO Boeing Kelly Ortberg, yang baru menjabat dua bulan lalu itu mengatakan, bisnis perusahaan dalam posisi yang sulit di tengah tantangan yang dihadapi. Karena itu, diperlukan keputusan radikal demi kelanjutan bisnis dalam jangka panjang. 

"Selain menavigasi lingkungan kita saat ini, memulihkan perusahaan kita memerlukan keputusan yang sulit dan kita harus membuat perubahan struktural untuk memastikan kita dapat tetap kompetitif dan memberikan hasil bagi pelanggan kita dalam jangka panjang," tulis Ortberg dalam memo kepada karyaawan pada Jumat, dikutip dari CNN, Sabtu (12/10/2024).

2. Masalah dan kerugian Boeing

Pixabay.com/Maklay62

Boeing telah menghadapi kerugian lebih dari 33 miliar dolar AS dalam lima tahun terakhir. Selain kerugian tersebut, perusahaan juga menghadapi serangkaian kelalaian keselamatan yang parah, sehingga mendapatkan pengawasan dari regulator maupun penegak hukum.

Boeing mengalami dua kecelakaan fatal pesawat terlarisnya, 737 Max, pada 2018 dan 2019, yang mengakibatkan penghentian operasional jet tersebut selama 20 bulan di seluruh dunia.

Boeing juga mengalami kerugian besar pada 2020 ketika pandemik COVID-19 melanda, yang menyebabkan hampir terhentinya perjalanan udara dan memaksa maskapai penerbangan menarik kembali pesanan pesawat baru.

Bisnis luar angkasa dan pertahanan Boeing juga merugi. Sementara pemogokan pekerja, menurut S&P Global Ratings, yang menyebabkan penghentian produksi pesawat komersial menambah kerugian perusahaan sekitar 1 miliar dolar AS per bulan.

3. Tawarkan kenaikan gaji

Ilustrasi Gaji (Pexels/Kaboompics.com)

Meski kondisi keuangannya buruk, Boeing telah menawarkan kenaikan gaji sebesar 25 persen kepada anggota International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM) selama empat tahun masa berlaku kontrak yang diusulkan. Namun, anggota serikat pekerja menolak tawaran itu dan memilih mogok kerja.

Perusahaan kemudian menaikkan tawarannya menjadi 30 persen, tetapi juga ditolak karena dinilai tidak cukup. Pembicaraan yang dimediasi oleh pemerintah federal akhirnya terhenti pada pekan lalu.

Namun, upah bukan menjadi satu-satunya masalah. Anggota serikat pekerja marah karena Boeing menuntut mereka untuk menghentikan rencana pensiun pada 10 tahun lalu, ketika perusahaan masih dalam kondisi sehat.

Anggota serikat pekerja pada saat itu menyetujui hilangnya dana pensiun karena Boeing mengancam akan memindahkan pekerjaan dari pabrik yang tergabung dalam serikat pekerja di Negara Bagian Washington ke pabrik baru yang mungkin dibangunnya di tempat lain. Kemudian Boeing mencabut ancaman itu sebagai imbalan atas hilangnya rencana pensiun.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us