5 Cara Licik Black Campaign yang Menjatuhkan Reputasi Brand

- Membayar akun buzzer untuk menyerangnya, termasuk dalam taktik black campaign. Serangan ini bisa menyerang postingan brand, brand ambassador, atau calon pelanggan.
- Menciptakan berita palsu dan abal-abal dengan kontroversi dan provokatif, dapat membuat netizen mudah terpancing dan merugikan brand tertentu.
- Menyebarkan isu negatif dengan cerita tidak masuk akal, memperbesar persepsi negatif di kalangan konsumen tanpa meninggalkan jejak yang jelas.
Black campaign ialah cara yang sering digunakan untuk menjatuhkan kompetitor. Taktik ini biasanya dimainkan secara diam-diam dengan tujuan utama merusak citra sebuah brand di mata publik. Parahnya, black campaign biasanya dapat menyebar secara luas dan cepat di media sosial.
Untuk itu, bagi kamu yang sedang merintis bisnis atau akan merancang brand-mu sendiri, perlu mengenali seperti apa bentuk-bentuk black campaign. Nah, berikut ini lima cara licik black campaign yang menjatuhkan reputasi brand! Scroll yuk!
1. Membayar akun buzzer untuk menyerangnya

Serangan dari akun buzzer ini biasanya dilakukan secara serentak dengan berbagai komentar negatif yang dapat menjatuhkan reputasi brand. Serangan ini juga termasuk dalam taktik black campaign.
Mereka bisa menyerang postingan brand, brand ambassador, atau bahkan calon pelanggan yang bertanya soal produk. Efeknya, brand jadi tampak punya banyak masalah padahal semua serangan itu rekayasa.
2. Menciptakan berita palsu dan abal-abal

Sekarang ini untuk menciptakan dan menyebarkanluaskan berita itu sangatlah gampang dan cepat. Beritanya biasanya dirancang dengan penuh kontroversi dadan provokatif. Setelah itu, adanya berita palsu ini dapat membuat netizen mudah terpancing. Hal ini, termasuk black campaign yang bisa merugikan brand tertentu.
3. Menyebarkan isu negatif

Hal yang paling umum dari black campaign adalah menyebarkan isu negatif dengan cerita yang tidak masuk akal dan biasanya menggunakan akun anonim. Hal ini bertujuan untuk memperbesar persepsi negatif di kalangan konsumen tanpa meninggalkan jejak yang jelas.
4. Memalsukan ulasan produk

Black campaign juga sering dilakukan lewat review palsu. Ada saja oknum yang sengaja menulis ulasan buruk di berbagai platform, mulai dari Google Review, marketplace, hingga aplikasi rating. Hal ini supaya masyarakat teracuni menganggap buruk sebuah brand dan dampaknya reputasi brand menjadi hancur.
5. Menyusup ke komunitas konsumen untuk memecah belah

Pelaku black campaign juga kadang menyusup ke komunitas pelanggan atau penggemar brand. Mereka menyamar sebagai konsumen biasa lalu memicu perdebatan atau menyebar sentimen negatif di dalam komunitas.
Dari dalam komunitas, mereka bisa lebih mudah mengadu domba antar konsumen atau menghasut untuk memboikot brand. Kalau tidak disadari, ini bisa memicu retaknya loyalitas pelanggan.