Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonomi Indonesia Meningkat pada Kuartal II 2025, Belanja Masyarakat Naik

Ilustrasi ekonomi yang baik (unsplash/towfiqu barbhuiya)
Ilustrasi ekonomi yang baik (unsplash/towfiqu barbhuiya)
Intinya sih...
  • Belanja masyarakat meningkat 4,97 persen, didorong oleh libur panjang dan pembayaran uang sekolah.
  • Ekspor barang Indonesia naik 10,67 persen menjelang tarif baru, sementara investasi tumbuh signifikan hingga 6,99 persen.
  • Sektor industri manufaktur tumbuh 5,68 persen, namun industri alas kaki stagnan dan PHK turun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang sangat baik di kuartal kedua tahun 2025 (April–Juni). Menurut data resmi, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12 persen dibandingkan tahun lalu, lebih tinggi dari perkiraan banyak pihak yang hanya sekitar 4,8 persen.

Angka ini menjadi pertumbuhan tertinggi sejak pertengahan tahun 2023, bahkan lebih tinggi dari saat masa pemilu lalu. Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh beberapa faktor utama.

1. Meningkatnya belanja masyarakat

ilustrasi ekonomi global (vecteezy.com/Bigc Studio)
ilustrasi ekonomi global (vecteezy.com/Bigc Studio)

Pengeluaran rumah tangga, belanja masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari masih menjadi tulang punggung pertumbuhan. Selama kuartal ini, belanja masyarakat tumbuh 4,97 persen, naik tipis dari kuartal sebelumnya.

Libur panjang seperti Idulfitri, Iduladha, dan libur sekolah membuat masyarakat lebih sering bepergian dan berbelanja, terutama di sektor transportasi, restoran, dan hotel. Pembayaran uang sekolah juga berperan dalam meningkatkan konsumsi di sektor pendidikan.

Kemudian lonjakan investasi, Investasi (penanaman modal) tumbuh signifikan, mencapai 6,99 persen, jauh lebih tinggi dari sebelumnya (2,12 persen). Peningkatan ini utamanya terlihat dari banyaknya proyek konstruksi seperti pembangunan sekolah, rumah susun, dan infrastruktur lainnya.

2. Ekspor meningkat jelang tarif baru

ilustrasi ekonomi (pexels.com/crazy motions)
ilustrasi ekonomi (pexels.com/crazy motions)

Ekspor barang Indonesia naik tajam menjadi 10,67 persen, karena banyak perusahaan mempercepat pengiriman produk ke Amerika Serikat sebelum tarif baru diberlakukan. Lalu, impor juga meningkat, menandakan naiknya kebutuhan bahan baku dan alat untuk investasi.

Meskipun belanja pemerintah masih minus 0,33 persen, angkanya sudah membaik dibanding kuartal lalu. Karena tahun lalu belanja pemerintah tinggi saat pemilu, jadi perbandingannya memang cukup berat.

3. Kondisi sektor industri

Ilustrasi ekonomi global (Pixabay)
Ilustrasi ekonomi global (Pixabay)

Industri manufaktur—sektor pengolahan seperti pabrik dan industri—tumbuh 5,68 persen, lebih tinggi dari sebelumnya. Peningkatan ekspor besi dan baja sangat membantu. Tetapi tidak semua industri tumbuh merata.

Misalnya, industri alas kaki (sepatu) justru stagnan dan pertumbuhannya lambat. Akibatnya, penyerapan tenaga kerja belum maksimal. Meski begitu, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah turun cukup besar, yang artinya kondisi tenaga kerja mulai membaik.

Menurut Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih punya potensi tumbuh dengan baik, meski kondisi global belum sepenuhnya pulih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us